Jakarta, CNBC Indonesia – Solana Labs telah membangun platform software dan juga mengungkap smartphone yang diberi nama Saga.
Perusahaan yang mengelola blockchain Solana ini mengungkapkan software Solana Mobile Stack (SMS), yang menyediakan alat untuk mengembangkan aplikasi seluler, walls dan game Android asli, dan juga mencakup toko aplikasi terdesentralisasi.
Selain itu, Solona juga mengungkapkan Saga, smartphone Android yang kuat yang akan dirilis pada awal 2023.
Anatoly Yakovenko, salah satu pendiri Solana dan CEO Solana Labs, mengatakan kepada Decrypt bahwa timnya telah mengerjakan SMS push selama sekitar lima bulan. Adapun, pengembangan ponsel butuh waktu lebih lama.
Namun ide untuk meningkatkan akses dan fungsionalitas Web3 di ponsel telah ada di kepalanya selama bertahun-tahun, terutama mengingat pengalaman dia sebagai insinyur Qualcomm.
Saat ini, menurutnya, pengalaman industri blockchain masih sangat kuno. Contohnya, komunitas Web3 masih tergantung dengan komputer untuk mengakses aset kripto atau membuat NFT. Ini sangat usang dibandingkan dengan aktivitas digital lainnya yang sangat terpusat ke perangkat mobile.
“Seperti apa rasanya dengan 1 miliar orang menggunakan [kripto]? Apa yang Anda bayangkan? Pasti [kripto seharusnya ada] di perangkat ini-perangkat yang Anda gunakan sehari-hari. [Perangkat itu] pasti adalah dompet hardware Anda,” katanya sambil mengacungkan prototipe Solana Saga.
Yakovenko mengatakan ide itu berubah dari konsep menjadi kenyataan begitu dia bertemu Jason Keats, pendiri dan “Kepala Hooligan” di OSOM Products.
Keats sebelumnya adalah kepala R&D di Essential, sebuah startup yang memproduksi ponsel Androidnya sendiri, dan OSOM akan melakukan hal yang sama. Sekedar informasi, OSOM OV1 yang diumumkan sebelumnya sekarang akan diganti namanya menjadi Solana Saga.
Handset Android yang mendukung blockchain itu akan menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 8+ Gen 1, layar OLED 6,67 inci, RAM 12GB, dan penyimpanan internal 512GB.
Dikutip dari laporan Decrypt yang sempat memegang ponsel tersebut, mengatakan bahwa rasanya seperti menggenggam perangkat Android premium sekelas Google atau Samsung, dengan desain minimalis seperti iPhone.
Foto: dok Solana
Ponsel yang dikembangkan untuk blockchain, Solana Saga |
Yakovenko mengatakan bahwa perangkat tersebut, akan mewakili standar untuk smartphone yang berpusat pada Web3, dan menampilkan berbagai kemampuan Solana Mobile Stack.
“Setiap pengembang yang saya ajak bicara, kami membahas tentang strategi seluler dan cara berkembang ke sebagian besar dunia,” tutur dia
“Ada banyak gesekan di App Store. Ketika para pengembang memberi tahu saya itu, saya mulai mondar-mandir di sekitar ruangan mencoba mencari cara untuk membantu mereka. Rasanya seperti kesempatan alami untuk membangun toko aplikasi dan perangkat Web3 khusus Web3.” imbuhnya.
Saga, sambungnya, tidak hanya dimaksudkan sebagai perangkat sekunder. Ini adalah smartphone tangguh dengan rangkaian lengkap aplikasi dan layanan Google, seperti kebanyakan Android populer lainnya.
“Saya pikir penting untuk memiliki [ponsel] andalan yang menunjukkan bahwa ini adalah terintegrasi penuh,” tambah Yakovenko. “Ini adalah versi terbaiknya.”
Artikel Selanjutnya
Banyak Fraud, Ini Cara Memanfaatkan Web3 Buat Ekonomi RI
(dem)