Kementerian Kominfo bakal memantau para Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) terkait sikapnya di Pemilu 2024 atau Pilpres 2024.
3 Cara Bikin Baterai Smartphone Samsung Tahan Lama
Seiring bertambahnya usia smartphone, daya tahan baterai mulai menurun.
Kominfo Rilis PemiluDamaiPedia, Platform Khusus Pemilu Biar Warga Ogah Golput
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi meluncurkan platform Pemiludamaipedia untuk menyambut ajang Pemilu 2024 dan Pilpres 2024 mendatang.
Apple dan Paramount bahas paket “bundling” layanan streaming
Apple dan Paramount Global dikabarkan telah membahas penyediaan bundling layanan streaming mereka dengan harga diskon, demikian dilaporkan oleh Wall Street Journal, Jumat (1/12). Perusahaan-perusahaan tersebut telah …
OpenAI tunda peluncuran toko GPT kustom hingga awal 2024
Pembuat ChatGPT, OpenAI, telah menunda peluncuran toko GPT kustomnya hingga awal 2024, menurut memo internal yang dilihat oleh Reuters, Jumat (1/12) waktu setempat. Selama konferensi pengembang pertamanya pada bulan November, …
Konser virtual Eminem di Fortnite menjadi masa depan game
Konser virtual terbaru Fortnite lebih dari sekadar Eminem yang menginjak-injak kota yang hancur, konser ini juga mengisyaratkan sejumlah pengalaman yang akan hadir di masa depan. Acara Big Bang, demikian sebutannya, …
Polusi Udara Melonjak Saat Dubai Jadi Tuan Rumah COP28
Kabut asap yang dinilai “tidak sehat” hari Minggu (3/12) menyelimuti cakrawala Dubai yang gemerlap, saat ribuan delegasi menghadiri konferensi COP28 yang didedikasikan untuk membahas dampak buruk polusi udara. Indeks kualitas udara mencapai 155 mikrogram per meter kubik polusi PM2.5. Menurut WAQI.info, sebuah pelacak polusi real-time, PM2.5 adalah identifikasi untuk partikel halus yang paling berbahaya karena dapat masuk ke dalam aliran darah. Situs web itu memperingatkan, dalam kualitas udara yang “tidak sehat”, maka “semua orang mungkin mulai mengalami dampak kesehatan terhadap mereka,” dan “anggota kelompok yang sensitif dapat mengalami efek kesehatan yang lebih serius.” Kondisi kabut telah terlihat selama beberapa hari pertama COP28, di mana para perunding berupaya menghasilkan kesepakatan global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meredam perubahan iklim. Sekitar 80.000 orang telah terdaftar untuk ambil bagian dalam pembicaraan iklim PBB di Uni Emirat Arab ini, salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Ini merupakan jumlah peserta KTT Iklim terbanyak dalam sejarah. Hari Minggu ditetapkan sebagai hari “kesehatan” di COP28, di mana topik-topik yang dibahas mencakup isu kualitas udara dan dampak perubahan iklim yang tidak sehat. Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, polusi udara luar ruangan yang disebabkan oleh emisi bahan bakar fosil telah membunuh lebih dari empat juta orang setiap tahunnya. Ini dikarenakan meningkatnya risiko penyakit pernapasan, stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, diabetes, dan masalah-masalah lainnya. Kerusakan ini sebagian disebabkan oleh mikropartikel PM2.5, yang sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil yang dibakar untuk transportasi dan industri. COP28 berlangsung sekitar 11 kilometer dari Kompleks Desalinasi dan Jebel Ali Power, pembangkit listrik berbahan bakar gas terbesar di dunia. Pencemar lain di dekatnya termasuk pelabuhan Jebel Ali dan bandara internasional Al Maktoum. Sekitar 200 kilometer ke arah barat terdapat ladang minyak Bab di Abu Dhabi. [em/lt]
COP28 Fokus pada Dampak Pemanasan Global terhadap Penularan Penyakit
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau COP28 kini berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Pada hari Minggu (3/12), perundingan itu berfokus pada hubungan antara pemanasan yang terjadi di planet Bumi dan penyakit menular yang berdampak pada kesehatan manusia.
KTT Iklim PBB Soroti Sejumlah Perusahaan Minyak Raksasa
Perusahaan-perusahaan energi Barat biasanya menjadi tersangka utama ketika muncul kritik mengenai peran sektor tersebut dalam perubahan iklim. Namun ternyata juga terdapat perusahaan-perusahaan milik negara yang kurang berpengaruh tetapi turut mendominasi industri itu. Sejumlah perusahaan energi tersebut akan menjadi pusat perhatian pada KTT Iklim PBB yang dibuka pada Kamis (30/11) di Dubai. Apalagi, Presiden COP28 Sultan Al Jaber juga merupakan kepala ADNOC, perusahaan minyak dan gas nasional Uni Emirat Arab. Masa depan bahan bakar fosil menjadi inti konferensi yang akan diselenggarakan selama dua minggu ini. Negara-negara yang hadir berada di bawah tekanan untuk menyetujui penghapusan penggunaan minyak, gas, dan batu bara secara bertahap guna memenuhi tujuan Perjanjian Paris yang membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat Celsius. “Meskipun perhatian sering terfokus pada peran perusahaan-perusahaan besar, yaitu tujuh pemain internasional yang besar, mereka menguasai kurang dari 13 persen produksi dan cadangan minyak dan gas global,” kata Badan Energi Internasional (IEA) dalam sebuah laporan pada pekan lalu. Perusahaan minyak nasional “menyumbang lebih dari separuh produksi global dan hampir 60 persen cadangan minyak dan gas dunia,” tambah badan yang berbasis di Paris tersebut. BUMN dan perusahaan minyak besar – termasuk BP, Chevron, ExxonMobil, Shell dan TotalEnergies – semuanya akan “berperan penting dalam upaya mencapai emisi nol bersih” pada 2050, kata IEA. Kuat secara Politik Perusahaan-perusahaan migas nasional raksasa di antaranya perusahaan minyak terbesar di dunia Saudi Aramco, hingga Rosneft dari Rusia, perusahaan China CNOOC dan Petrobras dari Brazil. Beberapa perusahaan mengeksplorasi sumber daya di wilayah mereka sendiri, sementara yang lain, yang dikenal sebagai “perusahaan minyak nasional internasional”, melakukan eksplorasi di mancanegara. “Perusahaan-perusahaan ini memiliki sumber daya berskala sangat besar,” kata Ben Cahill, peneliti senior bidang keamanan iklim dan energi di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS). Negara-negara tersebut juga “umumnya memiliki biaya produksi yang rendah yang berarti bahwa mereka kemungkinan akan terus memproduksi minyak untuk jangka waktu yang lama karena mereka memiliki skala dan sumber daya yang murah,” tambah Cahill. Negara-negara seperti Arab Saudi atau Rusia, memiliki pengaruh besar terhadap harga minyak dunia karena mereka dapat menurunkan atau menaikkan harga dengan mengoordinasikan pemotongan produksi melalui aliansi OPEC+ yang terdiri dari sejumlah negara produsen utama. Operasi dan produk mereka merupakan kontributor utama emisi gas rumah kaca, tetapi sangat sedikit perusahaan nasional yang membuat target iklim. Namun terdapat pengecualian terhadap perusahaan-perusahaan besar seperti Saudi Aramco, ADNOC, PetroChina, dan Petrobras, karena mereka menetapkan target netral karbon pada 2045 atau 2050. Hanya lima dari 21 BUMN dunia “yang secara terbuka menyatakan bahwa mereka memiliki strategi terkait transisi energi dan kebutuhan untuk memitigasi risiko terkait,” menurut Natural Resource Governance Institute (NRGI). “Di beberapa negara penghasil minyak, hasil bumi tersebut mempunyai kekuatan politik yang sangat besar sehingga industri minyak tidak menginginkan kendaraan listrik beroperasi dan mereka tidak ingin energi terbarukan bersaing dengan gas mereka,” kata David Manley, analis ekonomi utama di NRGI. Cukup Buram Sejumlah perusahaan BUMN juga kurang sensitif terhadap tekanan sosial dibandingkan negara-negara Barat yang harus bertanggung jawab terhadap investor yang semakin sadar akan iklim. “Karena mereka tidak terdaftar di bursa saham, mereka tidak memiliki pemegang saham aktivis” di dewan direksi mereka, kata Manley. “Sebagian besar dari perusahaan-perusahaan tersebut tidak jelas. Sangat sedikit informasi yang dipublikasikan tentang perusahaan-perusahaan tersebut. Jadi sangat sedikit akuntabilitas publik atau bahkan pemerintah terhadap keadaan perusahaan-perusahaan ini,” katanya. Nicolas Berghmans, pakar energi dan iklim di lembaga kajian Institut Pembangunan Berkelanjutan dan Hubungan Internasional di Paris, mengatakan BUMN energi menyumbang sebagian besar pendapatan negara mereka, bahkan di negara dengan perekonomian yang lebih terdiversifikasi. Namun IEA memperkirakan permintaan bahan bakar fosil akan mencapai puncaknya pada dekade ini karena pertumbuhan “spektakuler” dalam teknologi energi ramah lingkungan dan mobil listrik. “Prospek menurunnya permintaan minyak dan gas menambah dimensi baru terhadap kebutuhan negara-negara ini untuk mendiversifikasi perekonomian mereka,” kata Christophe McGlade, kepala unit pasokan energi di IEA. Tim Gould, Kepala Ekonom Energi IEA, mengatakan bahwa “elemen yang tidak dapat dinegosiasikan” adalah bagi perusahaan minyak, termasuk BUMN, untuk mengurangi emisi dari operasi mereka. Dia mengatakan perusahaan seperti Saudi Aramco atau ADNOC “memiliki peran kepemimpinan yang sangat penting di sana, dan mereka benar-benar dapat menentukan apa yang mungkin terjadi, apa yang menjadi agenda.” [ah/rs]
Cara Mengecek Penggunaan Data Seluler di iPhone
Cara memeriksa penggunaan data seluler di iPhone dan cara mengatasinya.