![](https://akcdn.detik.net.id/visual/2021/10/16/ilustrasi-handphone_169.jpeg?w=650)
Jakarta, CNN Indonesia —
Ponsel yang sedang diisi daya atau sedang dicas tidak disarankan untuk dipakai karena berpotensi meledak jika sembari digunakan.
Kondisi ini berkaca pada kasus tewasnya siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bernama Ikmal Hamdan Maulida (9), karena ponsel milik dia meledak saat dipakai sambil dicas. Ada sejumlah penyebab smartphone meledak saat dipakai.
Pengamat teknologi Alfons Tanujaya menjelaskan bagaimana penyebab ponsel meledak atau terbakar saat diisi daya.
Menurutnya, penyebab ponsel terbakar saat dicas bisa terjadi karena panas yang berlebih pada perangkat. Panas berlebih bisa disebabkan oleh penggunaan ponsel sembari mengisi daya.
“Jangan pernah pakai ponsel saat di-charge karena saat di-charge tengah terjadi pengisian arus, terjadi aliran listrik, dan ketika ini terjadi, kemungkinan untuk adanya kesalahan sangat besar,” ucap Alfons.
Ia menjelaskan kalau penggunaan ponsel saja sudah menghasilkan panas, ditambah pengisian daya juga mengalirkan listrik yang punya potensi menimbulkan panas dan korsleting.
Sedangkan penggiat gadget dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan ada beberapa penyebab dari terbakarnya baterai ponsel, di antaranya karena perbedaan suhu yang bisa menekan baterai dan pemasangan komponen yang tidak sempurna.
“Ini bisa dari faktor luar seperti tertekan pada saat dibawa atau panas berlebih. Makanya tidak disarankan menaruh hp di dasbor mobil tertutup dan dijemur, ini juga bisa (menyebabkan baterai) terbakar,” ujar
Ia menjelaskan ada beberapa faktor lain penyebab terbakarnya baterai, yaitu pemasangan komponen yang tidak sempurna.Ponsel terbakar bisa juga disebabkan korsleting atau baterai rusak yang umumnya terlihat gelembung.
Saat ini produsen dituntut untuk menyediakan ponsel dengan kapasitas baterai yang besar, tapi dengan ketebalan ponsel yang terbilang tipis. Hal itu dinilai dapat membuat layer pada baterai memiliki jarak yang tidak begitu jauh.
Menurut Lucky banyak layer itu berpotensi bertemu layer satu dengan yang lain yang dapat menyebabkan korsleting.
Layer tersebut dijelaskan Lucky berbentuk seperti tisu gulung. Di dalam layer tersimpan ion pada anoda dan katoda. Semakin banyak layer semakin besar kapasitas baterainya.
Agar kapasitas bisa besar tapi tidak membuat dimensi ponsel tebal, maka, menurutnya jarak antara layer diperkecil, sehingga kemungkinan tertekan dan bertemunya anoda dan katoda lebih tinggi dan menyebabkan terbakar.
(can/mik)