Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis tangkapan suara yang berasal dari lubang hitam atau black hole yang berasal dari gugusan galaksi Perseus.
Dikutip Washington Post, gelombang suara yang keluar dari lubang hitam supermasif itu terletak 250 juta tahun cahaya dari Bumi.
Suara ini diketahui telah diperkuat dan dicampur dengan data lain dan dialihkan sebanyak 57 dan 58 oktaf sehingga bisa didengar manusia. Pasalnya, suara asli dari lubang hitam ini tidak terdengar oleh telinga manusia.
Hasilnya, suara yang dimunculkan dan dirilis oleh NASA ini tak hanya menakutkan melainkan juga terdengar seperti marah.
Lewat akun Twitternya, NASA mengatakan ada kesalahpahaman jika ruang angkasa tidak menghasilkan suara, karena sebagian besar ruang adalah vakum dan tidak memberikan jalan bagi gelombang suara untuk merambat.
“Selama ini publik memiliki asumsi keliru, bahwa suara tidak bisa terdengar di ruang hampa. Padahal, di galaksi berikut, aktivitas gas dekat lubang hitamnya menghasilkan suara yang bisa terekam jelas,” ujar NASA lewat Twitter.
The misconception that there is no sound in space originates because most space is a ~vacuum, providing no way for sound waves to travel. A galaxy cluster has so much gas that we’ve picked up actual sound. Here it’s amplified, and mixed with other data, to hear a black hole! pic.twitter.com/RobcZs7F9e
— NASA Exoplanets (@NASAExoplanets) August 21, 2022
Dikutip Science Alert, suara itu berasal dari aktivitas gas dekat lubang hitam yang berada di pusat klaster galaksi Perseus.
Galaksi itu dianggap punya banyak kandungan gas yang tersebar di sekitar lubang hitam. Dengan demikian muatan gas itu memicu interaksi dengan plasma, dan terciptalah gelombang suara.
Sebelumnya pada 2003, para astronom mendeteksi sesuatu yang benar-benar mencengangkan, gelombang akustik yang menyebar melalui sejumlah besar gas yang mengelilingi lubang hitam supermasif di pusat gugus galaksi Perseus.
Manusia tidak dapat mendengar gelombang di nada seperti itu. Gelombang tersebut memuat nada terendah di Semesta yang pernah dideteksi manusia – di bawah batas pendengaran manusia.
Namun proses sonifikasi terhadap gelombang itu tidak hanya membawa rekamannya jauh beberapa oktaf lebih tinggi. Proses sonifikasi itu juga menambahkan gelombang dari lubang hitam ini.
Alhasil, manusia bisa memperkirakan seperti apa suaranya, yang telah merambat melalui beragam galaksi. Nada terendah yang diidentifikasi pada 2003 itu sendiri berada di titik B-flat, hanya 57 oktaf di bawah nada C, memiliki frekuensi 10 juta tahun.
Untuk diketahui, nada terendah yang pernah dideteksi manusia punya frekuensi 1/20 per detik.
Gelombang suara itu kemudian diekstraksi secara radial atau diekstraksi mengarah keluar dari lubang hitamnya. Kemudian, gelombang suara tersebut dimainkan dengan cara melawan arah jarum jam dari titik pusatnya.
Hal itu memungkinkan manusia mendengar suara gelombang itu dari segala arah lubang hitam di nada yang 144 kuadriliun atau 288 kuadriliun lebih tinggi daripada frekuensi aslinya.