Jakarta: Mereka yang belum familier dengan Epic Games pasti mengira perusahaan ini hanya bergerak di bidang game. Padahal teknologi Unreal Engine yang diciptakan juga menjadi alat yang merevolusi industri perfilman.
Unreal Engine yang jadi langganan alat dalam menciptakan animasi di dalam game kini sudah berkembang jauh untuk memberikan sentuhan animasi yang sangat realistis ke dalam sebuah film.
Pengalaman menggunakan kehebatan Unreal Engine dikisahkan oleh Ellen Xie, produser dari Paragon Pictures yang jadi peserta terpilih sekaligus mewakili Indonesia di program Women Creators Program dari Epic Games.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Karya Ellen Xie sebelumnya adalah serial Oki & Nirmala yang merupakan adaptasi cergam dari majalah anak-anak ternama, Bobo.
Ellen menyebut bahwa program tersebut sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun belakangan lewat Unreal Engine Fellowship. Di sini setiap peserta akan diminta menjelaskan proyek mereka dan implementasi Unreal Engine di dalamnya.
“Kebetulan juga karena sekarang saya sedang produksi sebuah film, dan saya lihat wah ini cocok banget nih karena saya memang lagi mencari semacam “pakaian baru” untuk produksi film yang akan saya buat,” ujar Ellen.
Ini bukan kali pertama Ellen mengandalkan Unreal Engine. Sebelumnya dia sudah memanfaatkan teknologi ini di proyek game. Program Women Creators Program dari Epic Games sendiri gratis dan justru proyek pesertanya dibiayai mereka.
Ellen mengaku bahwa Unreal Engine saat ini sudah berkembang pesat dari sisi teknologi dan fitur dibandingkan pertama kali berkenalan di proyek pembuatan game. Menurutnya teknologi yang diciptakan Epic Games sangat membantu dalam proses kreatif yang biasanya memakan waktu lama.
“Benar-benar improve dalam artian sangat memanjakan kreatornya karena semua teknologi yang mereka punya itu sangat membantu fleksibilitas ketika kita membuat sebuah animation tagline, karena animation tagline bisa dibilang lebih rigid, istilahnya kaya pabrik bangetlah, step-stepnya itu ini harus selesai dulu,” tuturnya.
“Nah dengan adanya Unreal Engine ini rigid tagline itu tuh jadi bisa di break dengan unreal tagline ini fleksibilitas kita sebagai creator sangat dimanjakan sih. Jadi kaya kita mau improve di tengah-tengah proses produksinya itu sangat mudah sekali instead of menggunakan sistem pattern yang tradisional bisa dibilang begitu,” jelas Ellen.
Ellen mencontohkan proses motion capture artist di dalam tahap produksi. Tahapan ini dulu harus dibuat dengan banyak langkah untuk mendapatkan data yang lengkap. Unreal Engine mempermudah proses ini lewat kemampuan real-time render sehingga proses produksi juga lebih cepat bahkan real-time.
Berdasarkan cerita Ellen, Unreal Engine memang dirancang Epic Games untuk tidak hanya mengakomodasi industri game tapi juga perfilman melihat saat ini konten visual semakin interaktif. Adaptasi dari game ke film maupun sebaliknya juga sudah lama terjadi tapi oleh Epic Games terasa ingin dipoles semakin sempurna berkat Unreal Engine.
Di sini Ellen juga berkaca bahwa industri kreatif tidak hanya memadukan film dan game melainkan juga dua talenta yaitu pelaku seni seperti insan perfilman dan lainnya serta programer yaitu mereka yang membuatkan coding atau aplikasi seperti Unreal Engine.
“Kalau di Indonesia soalnya masih jarang banget ya programmer masuk ke creative industry. Tapi di luar negeri tuh sebenarnya malah banyak banget dibutuhkan gitu. Dan memang temen-temen ini yang membantu temen-temen art mewujudkan vision-nya mereka sih sebenarnya,” ungkap Ellen.
“Memang dua dunia yang sangat berbeda ya, yang satu coding, yang satu-nya art yang berbentuk gambar atau visual, mereka saling bersatu untuk membuat sebuah tools yang bisa mempercepat atau membuat fleksibilitas dalam sebuah produksi karya kreatif,” tambahnya.
Ellen mengakui bahwa teknologi seperti Unreal Engine memang memberikan banyak kemudahan proses pembuatan karya kreatif, baik dari sisi waktu, biaya, dan teknologi. Namun memang ada proses atau tahapan yang masih membutuhkan metode tradisional.
Berikut ini adalah film pendek berjudul “Little Hug yang diajukan oleh Ellen Xie kepada Epic Games untuk mengikuti Women Creators Program.