Jakarta –
Ekonomi digital Indonesia mengalami pertumbuhan pesat sebagai salah satu dampak percepatan penyebaran teknologi digital dan adopsi platform online seperti e-commerce.
Untuk memahami perubahan perilaku belanja online masyarakat Indonesia, tim riset iPrice kembali merilis laporan Perilaku Belanja Online Indonesia untuk periode 2021/22.
Laporan ini didasari oleh aktivitas 125 juta pengguna di seluruh website iPrice Group pada 1 Januari 2021 hingga 30 April 2022. Menggunakan data internal tersebut, tim riset iPrice menemukan adanya pergeseran yang sangat cepat dalam pasar e-commerce Indonesia menuju “mobile-only country” pertama di Asia Tenggara.
Shoppers Indonesia lebih nyaman belanja lewat HP
|
Berdasarkan laporan 2021/2022 iPrice, 94% shoppers menggunakan smartphone untuk mencari produk. Angka ini meningkat 16% dari periode 2016/2017.
Hal ini kemungkinan didorong oleh fakta bahwa setengah dari 278 juta penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun. Dikutip dari Insider Intelligence, generasi melek digital yang juga mobile-centric ini cenderung sangat terhubung dengan media sosial, berbelanja melalui layar yang kecil, juga menggunakan aplikasi mobile payment dengan antusias.
Selain pangsa traffic yang tinggi, mobile shoppers juga memiliki kecenderungan membeli barang dua kali lebih besar dibandingkan dengan pengguna desktop. Hal ini menunjukkan keterbalikan dari hasil yang didapatkan iPrice pada periode 2016/2017 ketika pembelian berbasis desktop hampir tiga kali lebih besar
daripada mobile.
Tidak dapat dipungkiri, pandemi telah mendorong terjadinya evolusi digital di Indonesia. Menurut e-Conomy SEA Indonesia 2021, hampir 15 juta orang Indonesia yang berada di daerah non-perkotaan menggunakan layanan berbasis internet untuk pertama kalinya pada paruh pertama tahun 2021.
Jangkauan internet yang lebih luas, juga akses ke perangkat smartphone yang lebih mudah dan terjangkau menjadi kunci utama pertumbuhan penetrasi mobile internet di Indonesia.
Hasil survei We Are Social Indonesia mengungkapkan bahwa 96% responden memiliki smartphone, dibandingkan 67% kepemilikan komputer desktop atau laptop.
Sebagai salah satu pengguna awal e-wallet di Asia Tenggara, konsumen Indonesia juga lebih percaya diri dalam melakukan pembelian melalui sistem pembayaran mobile.
Perubahan mendasar dalam preferensi gaya hidup sehari-hari ini tentunya akan memacu terbentuknya generasi “mobile-only”. Momentum ini dapat menjadi katalis bagi para pebisnis untuk membuka peluang dan model bisnis baru misalnya dengan menerapkan taktik marketing seperti fitur e-wallet eksklusif atau kupon dan promosi yang hanya tersedia di perangkat mobile.
Indonesia memimpin pasar e-commerce Asia Tenggara sebagai “mobile-only country”
|
Dalam laporan “Perilaku Belanja Online Indonesia Tahun 2016/17”, tim riset iPrice sudah mengamati tingginya minat masyarakat Asia Tenggara dalam menggunakan smartphone untuk berbelanja online.
Pada periode tersebut, Indonesia memimpin dengan pangsa traffic mobile tertinggi yaitu 81%, diikuti oleh Thailand (74%), Filipina (71%), Singapura (70%), Malaysia (69%) dan Vietnam (65%).
Tampaknya, meskipun waktu sudah berubah tapi preferensi konsumen masih tetap sama. Bahkan laporan periode 2021/2022 menunjukkan adanya peningkatan kenyamanan berbelanja menggunakan perangkat mobile di keenam negara Asia Tenggara.
Vietnam memiliki peningkatan pangsa traffic mobile tertinggi yaitu sebesar 14,97% dari 65% pada periode 2016/17 menjadi 79,97% pada periode 2021/22. Peringkat ini diikuti oleh Indonesia (12,16%), Malaysia (8,4%), Thailand (4,66%), Filipina (4,44%), dan Singapura (1,95%).
Pergeseran gaya hidup ini tentunya didorong oleh beberapa tren makro, seperti:
- Peluncuran mobile broadband yang cepat dan penyebaran internet serta perangkat mobile (smartphone dan tablet) yang lebih luas dan terjangkau telah memudahkan konsumen untuk melakukan browsing secara online
- Perusahaan e-commerce telah mengoptimalkan situs web dan meluncurkan aplikasi untuk meningkatkan pengalaman belanja konsumennya.
Menariknya, Singapura yang memimpin pasar e-commerce Asia Tenggara pada kuartal 1 2022 dengan dua perusahaan unicorn e-commercenya justru menunjukkan perkembangan pangsa traffic mobile terendah sejak periode 2016/17 (70%) hingga saat ini (71,95%).
Di sisi lain, Indonesia masih memimpin pasar e-commerce Asia Tenggara menuju wilayah “mobile-only” dengan pangsa traffic mobile hampir mencapai 100% pada periode 2021/2022.
Tentunya tujuh perusahaan unicorn e-commerce Indonesia turut berperan dalam mengubah perilaku penelusuran online di Indonesia, begitu pula gencarnya optimisasi situs untuk perangkat yang lebih kecil, dan peluncuran aplikasi yang dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan menggunakan platform mobile.
* Artikel ini berdasarkan riset iPrice “Perilaku Belanja Online Indonesia Tahun 2021/2”
Simak Video “Manfaatkan Platform Digital, UMKM Perempuan Asal Bali ini Berhasil Tampil di Paris Fashion Week“
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)