India, pada Jumat (1/7), memberlakukan larangan penggunaan pada berbagai jenis plastik sekali pakai dalam upaya mengatasi limbah yang menyumbat sungai dan meracuni satwa liar. Tetapi para pakar mengingatkan penerapan kebijakan itu menghadapi tantangan berat dari produsen yang tidak siap dan konsumen yang tidak mau membayar lebih.
India menghasilkan sekitar empat juta ton sampah plastik per tahun. Sekitar sepertiganya tidak didaur ulang dan berakhir di saluran air dan tempat pembuangan sampah yang sering terbakar dan memperburuk polusi udara.
Sapi liar yang mengunyah plastik adalah pemandangan umum di kota-kota di India. Penelitian baru-baru ini mendapati jejak plastik pada kotoran gajah di hutan di negara bagian Uttarakhand, India Utara.
Perkiraan bervariasi tetapi sekitar setengah sampah itu berasal dari barang-barang sekali pakai. Larangan baru itu mencakup produksi, impor, dan penjualan benda-benda seperti sedotan dan cangkir yang terbuat dari plastik serta pembungkus rokok. Saat ini pengecualian diberikan kepada produk seperti kantong plastik di bawah ketebalan tertentu dan apa yang disebut kemasan berlapis banyak.
Sejumlah petugas mulai Jumat akan ditugaskan memeriksa agar tidak ada pemasok atau distributor yang melanggar aturan. Pelanggar berisiko denda maksimum $1,265 atau hukuman penjara lima tahun. [ka/rs]