KOMPAS.com – Google mengajukan gugatan terhadap induk perusahaan platform kencan online Tinder, yakni Match Group. Gugatan ini akan mengancam Tinder, Match.com, Meetic, OkCupid, Hinge, dan aplikasi di bawah naungan Match Group lainnya, dihapus dari toko aplikasi Android, Google Play Store.
Gugatan tersebut diajukan Google untuk merespons tuntutan yang dilakukan Match Group pada Mei lalu. Saat itu, Match Group menuntut perusahaan mesin pencari raksasa itu terkait penolakannya terhadap sistem pembayaran mandiri yang digunakan aplikasi Match Group.
Match Group tidak setuju akan rencana Google yang mengharuskan seluruh pengembang aplikasi Android menggunakan sistem pembayaran melalui Playstore.
Baca juga: Tinder, Spotify, dan Netflix Tak Mau Dipajaki Google
Padahal, sebelumnya Google telah meyakinkan Match Group bahwa mereka boleh menggunakan sistem pembayaran miliknya sendiri. Tetapi, Google justru mengajukan gugatan balik dengan mengancam akan menghapus aplikasi Match Group dari Playstore per 1 Juni 2022 lalu.
Kebijakan ini awalnya diterapkan pada 30 September 2021, lalu diperpanjang hingga 1 Juni 2022. Nah, setelah Match Group melayangkan gugatan ke Google bulan Mei lalu, kedua belah pihak sejatinya telah menghasilkan kesepakatan sementara.
Adapun kesepakatannya adalah bahwa Google telah mengubah beberapa kebijakannya dengan memperbolehkan Match Group tetap ada di Playstore dan dapat menggunakan sistem pembayarannya sendiri.
Baca juga: Sejarah Tinder, Medium Pencarian Jodoh Online
Sedangkan, Match Group juga berusaha menawarkan hal serupa, yaitu akan menyuguhkan pilihan pembayaran melalui Google Playstore sebagai alternatif lain.
Namun, perusahaan induk Google, Alphabet mengeklaim bahwa sekarang, Match Group tidak mau membayar sepeser pun uang kepada Google, meski telah menggunakan Playstore sebagai sistem pembayaran alternatif.
Uang yang seharusnya dibayarkan ke Google adalah sebesar 15 persen dari 1 juta dollar AS (sekitar Rp 14,9 miliar) pertama, dari pendapatan tahunan yang berhasil dikantongi Match Group.
Dengan tidak membayarkan persenan itu, Google menilai kalau Match Group akan menjadi pihak yang lebih diuntungkan dibanding pengembang lain.
“Posisi ini akan menempatkan Match Group dalam posisi yang diuntungkan dibanding dengan pengembang aplikasi lainnya yang menghormati perjanjian (pembayaran) dan membayar kompensasi yang sebanding dengan keuntungan yang diterima,” tulis Google dalam gugatan tersebut.
Baca juga: Hati-hati, 200 Aplikasi Berbahaya Ini Beredar di Play Store
Tanggapan Match Group
Tuntutan balik yang diajukan oleh Google dianggap oleh Match Group sebagai contoh monopoli yang hanya ingin bertujuan untuk menakut-nakuti pengembang.
“Google tidak ingin orang lain menggungat mereka, sehingga tuntutan balik mereka, (seperti) “tembakan” (untuk memberi) peringatan,” tulis Match Group.
Selain Match Group, dilaporkan ada 36 negara bagian lainnya yang turut menuntut Google agar memperbaharui kebijakan pembayaran di Playstore. Mereka mengklaim kalau mesin pencari raksasa itu melakukan “praktik monopoli”.
Dikarenakan banyak pihak dari berbagai negara bagian menuntut hal yang serupa, Match Group optimis kalau gugatan yang diberikan kepada Google nantinya dapat terselesaikan sesuai keinginan Match Group.
Baca juga: Apa Itu Tinder Swindler yang Ramai di Twitter?
“Kami yakin bahwa gugatan kami, bersama dengan pengembang lain, Departemen Kehakiman AS dan 37 jaksa agung negara bagian yang membuat klaim serupa, dapat diselesaikan sesuai keinginan kami (Match Group) awal tahun depan,” imbuh pihak Match Group, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Bloomberg, Selasa (19/7/2022).
Aplikasi kencan online seperti Tinder sering menjadi tempat untuk mencari kenalan maupun pasangan seriusMetode pembayaran yang diterapkan Tinder
Selama ini, upaya untuk menghindari beban biaya yang ditanggungkan oleh Google, Tinder menggunakan sistem pembayaran langsung di dalam aplikasi dengan meminta pengguna mengisi detail informasi kartu kredit.
Nantinya, ketika pengguna selesai mengisi detail kartu kredit, Tinder akan menggunakan kartu kredit tersebut sebagai sistem pembayaran default dan bakal menghilangkan pembayaran melalui Playstore.
Praktik serupa juga diterapakn aplikasi lainnya seperti Netflix, Spotify, Fortnite juga sama-sama berusaha menghilangkan pembayaran layanan melalui Playstore.
Baca juga: 1,5 Juta Aplikasi Lawas yang Tak Dapat Update, Hilang dari Play Store dan App Store
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.