![](https://akcdn.detik.net.id/visual/2018/01/24/b2c61c12-aa34-4514-8004-53a8ee9aa777_169.jpeg?w=650)
Jakarta, CNN Indonesia —
Bengkel resmi tidak melulu menjadi acuan pengguna mobil untuk melakukan perawatan berkala. Ada masa di mana pemilik mobil beralih dari bengkel resmi ke umum untuk melakukan perawatan kendaraan.
Nur Imansyah Tara, Aftersales Business Division Head Auto2000, sebagai dealer utama Toyota mengatakan, konsumen biasanya akan memanfaatkan bengkel resmi untuk perawatan berkala saat kendaraan yang digunakan masih dalam masa garansi.
Ia memberi contoh masa garansi mobil-mobil Toyota di Indonesia sekitar tiga sampai empat tahun.
“Jadi yang biasanya masuk ke bengkel resmi itu ya selama masa warranty. Atau yang memang concerning merawat,” kata Tara disela perhelatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, BSD, Tangerang.
Setelah masa garansi usai, pemilik mobil akan menjualnya ke tangan kedua. Dalam kondisi itu pemilik baru atau tangan kedua terdata tidak akan memanfaatkan bengkel resmi untuk perawatan kendaraan.
Sejalan dengan itu ia menjelaskan pada fase tiga atau empat tahunan, pasti akan terjadi penurunan jumlah mobil melakukan perawatan di bengkel resmi.
“Nah seberapa banyak yang turun gambarannya berkurang 20-30 persen dari populasi mobil baru,” ucap dia.
Tara berpendapat ada beberapa alasan mengapa banyak pemilik mobil menghindari perawatan di bengkel resmi saat mobil memasuki usia di atas lima tahun.
Kekhawatiran pertama akan menghabiskan biaya tak sedikit saat mobilnya yang memasuki usia di atas lima tahun meski sekadar melakukan perawatan di bengkel resmi.
“Ya jadi siklusnya memang begitu. Tapi harusnya, kalau dari awal rajin melakukan perawatan, ini tidak menjadi isu,” katanya.
Lebih lanjut, Tara bilang jasa pelayanan after sales saat ini masih menguntungkan perusahaan meski secara grafik berada di bawah angka penjualan unit.
“Tapi karena populasi banyak ya kami berharap itu bisa menyokong operasional rutin,” kata dia.