![](https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/08/11/deretan-mobil-dan-motor-listrik-di-giias-2022-9_169.jpeg?w=650)
Jakarta, CNN Indonesia —
Mobil listrik di Indonesia saat ini telah menjadi trend di tengah masyarakat. Peminatnya juga terus tumbuh meski pembelinya diyakini masih berasal dari segelintir orang.
Hal ini diamini olej Chief Marketing Officer (CMO) ACC, Tan Chian Hok atau Ahok, sebagai salah satu perusahaan pembiayaan mobil di Tanah Air. Menurut Ahok angka transaksi khusus roda empat berbasis baterai masih sedikit.
“Tapi untuk mobil listrik pembiayaan masih kecil, datanya saya tidak, tapi dari laporan masih sedikit,” kata Ahok ditemui dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, Sabtu (13/8).
Menurut Ahok ada beberapa faktor mengapa pembiayaan mobil listrik masih sedikit. Pertama pasokan kendaraan bermotor, termasuk berbasis baterai di Indonesia yang sedang terganggu. Ini dikatakan mempengaruhi permintaan.
“Karena masih kecil, karena suplai kecil juga, jadi pengajuan tidak terlalu banyak,” kata dia.
Faktor berikutnya karena mobil listrik saat ini belum lumrah di tengah masyarakat. Mereka yang membeli juga dikatakan tidak menjadikan mobil listrik sebagai kendaraan utama.
Kemudian, Ahok mengatakan sangat jarang pengguna mobil listrik yang melakukan pembelian dengan cara dikredit.
Untuk saat ini ACC menjadi lembaga pembiayaan di bawah Astra Internasional yang mencakup produk Astra dan non Astra. Sementara kebutuhan mobil listrik, ACC bekerjasama dengan banyak produsen di Tanah Air seperti Lexus, Hyundai, BMW, hingga Nissan.
“Ya mereka juga kan tidak menjadikan EV ini sebagai kendaraan utama, jadi pengen coba-coba atau prestige buat mereka. Dan mereka jarang melakukan pembelian dengan kredit,” ucap Ahok.
Kendati demikian, Ahok menambahkan pihaknya masih menerima pengajuan pembiayaan buat mobil listrik.
“Tapi tetap ada juga yang masuk, ya dalam sebulan pasti ada,” kata dia.
Trend Beli Kendaraan Naik
Di sisi lain, ACC saat ini cukup optimistis dengan bisnis kendaraan lantaran permintaan yang terus tumbuh selepas pandemi.
ACC mencatat pertumbuhan amount finance menjadi Rp16,7 triliun dengan jumlah unit sebesar 97.365 unit pada semester satu 2022 ini atau meningkat 19,26 persen senilai Rp14 triliun dengan jumlah 93.316 unit pada periode sama tahun lalu.
Hal tersebut memberikan pertumbuhan laba bagi ACC sebesar Rp747 miliar yang naik 43 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu Rp523 miliar.
Pertumbuhan positif juga dialami Toyota Astra Finance (TAF) sebagau perusahaan pembiayaan lain di bawah Astra.
Pada semester pertama 2022 perusahaan berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp9,2 triliun, naik sebesar 48,39 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, yaitu Rp6,2 triliun.
Secara jumlah unit, terjadi pertumbuhan pada semester pertama yang mencapai 45.760 unit, di mana jumlah tersebut naik 35,14% perse dibanding periode sama 2021 mencapai 33.861 unit.
Kinerja tersebut mendorong pertumbuhan laba bersih TAF pada semester pertama 2022 dengan pencapaian sebesar Rp241 miliar, naik 53 persen dibanding periode sama tahun 2021, yaitu sebesar Rp157 miliar.