Warga di kawasan utara India tengah berjuang dengan gelombang panas yang tidak berhenti dalam beberapa minggu terakhir, yang telah memaksa sekolah-sekolah untuk tutup di sejumlah tempat dan meningkatkan risiko heat stroke bagi pekerja yang beraktivitas di luar ruangan.
Departemen Cuaca India memperkirakan suhu tinggi bertahan di seluruh kawasan dalam beberapa hari ke depan dan menempatkan sejumlah negara bagian dalam kewaspadaan tinggi.
Uzma Kagzi, seorang wisatawan dari Gujarat yang berkunjung ke New Delhi mengatakan, “Saya telah memakai topi untuk melindungi kepala, karena kepala saya terasa sakit akibat panas. Anak perempuan saya juga merasa sakit. Dia sudah minum obat selama beberapa hari.”
Beberapa bagian di ibu kota India melaporkan suhu hingga 49,9 derajat Celsius pada Selasa (28/5), dengan biro cuaca mengatakan bahwa suhu tersebut 9 derajat lebih tinggi dari perkiraaan. Negara bagian di dekatnya, Punjab dan Haryana, juga mengalami lonjakan suhu, di mana satu tempat di Rajasthan mencapai suhu 50 derajat Celsius.
India menyatakan sebuah gelombang panas, ketika suhu berada di atas 45 derajat Celsius.
“Karena panas, kondisi kami menjadi lebih buruk dari yang sudah buruk. Tidak ada kelegaan, bahkan kadang-kadang dari tempat teduh. Saya harus meminum air 5-6 liter di siang hari,” kata Satish Kumar, seorang sopir.
Panas ekstrem di India utara telah bertepatan dengan pemilu selama 6 pekan, yang menaikkan risiko kesehatan karena orang-orang harus antre panjang untuk memberikan suara mereka. Pemungutan suara sendiri berakhir pada Sabtu (1/6).
Cuaca panas biasanya melanda sebagian besar wilayah India pada April, Mei dan Juni, sebelum hujan dari musim hujan datang untuk membawa suhu lebih sejuk. Tetapi panas ekstrem secara cepat menjadi krisis kesehatan di India, dengan kondisi cuaca hangat menjadi lebih buruk dalam satu dekade terakhir dan biasanya diiringi dengan kekurangan air yang parah. [ns/rs]
https://www.voaindonesia.com/a/warga-new-delhi-berjuang-atasi-gelombang-panas-/7634665.html