Jakarta (ANTARA) – Perusahaan telekomunikasi asal China, Transsion, yang kini dikenal dengan tiga merek ponsel pintarnya Tecno, itel, dan Infinix mengumumkan meraih pertumbuhan bisnis yang kuat di kuartal kedua (Q2) 2023 meski pasar smartphone global masih lesu.
Perusahaan yang berbasis di Shenzen, China itu mengumumkan pada Q2 2023 perusahaan berhasil mendapatkan peningkatan bisnis hingga 30,7 persen dari tahun ke tahun dengan pencapaian 15,8 miliar yuan (Rp33,2 triliun).
Dilaporkan oleh Gizmochina, Minggu, peningkatan kinerja perusahaan itu terjadi berkat strategi mereka yang berfokus pada penjualan di Afrika serta melakukan ekspansi di Asian Selatan dan Asia Tenggara.
Baca juga: IDC ungkap pasar ponsel pintar Indonesia di 2022 turun 14,3 persen
Momentum pertumbuhan bisnis itu sebenarnya tidak hanya terjadi di Q2 2023 tapi juga selama semester pertama 2023.
Transsion mengalami peningkatan bisnis yang sehat sebesar 8 persen untuk total pendapatannya sebesar 25 miliar yuan (Rp52,8 triliun), sementara labanya meningkat sebesar 27 persen dengan nilai 2,1 miliar yuan (Rp4,4 triliun).
Padahal, dalam beragam laporan perusahaan riset untuk sektor teknologi, kondisi pasar ponsel pintar secara global saat ini masih dalam kondisi lesu.
Di Q2 2023 misalnya, berdasarkan laporan Canalys pengiriman ponsel pintar turun 10 persen dibandingkan tahun lalu.
Laporan lainnya dari IDC mengungkapkan hal serupa bahwa penjualan dan pengiriman produk ponsel pintar secara global saat ini sedang turun dengan persentase sedikit berbeda yakni 7,8 persen dari tahun ke tahun.
Baca juga: Pasar ponsel pintar masih lesu turun 11.9 persen di Q1 2023
Terlepas dari tantangan di pasar smartphone global yang lebih luas itu, kinerja Transsion yang kuat di Afrika dan ekspansi ke Asia Selatan dan Tenggara telah menghidupkan kembali prospek pertumbuhannya.
Adopsi ponsel pintar yang meningkat pesat di Afrika membantu Transsion–yang fokus di pasar benua tersebut–mendapatkan pendapatan lebih dari pesaingnya.
Secara garis besar Transsion kini menguasai 40 persen pasar ponsel pintar di Afrika, porsi tersebut cukup besar meski sebelumnya mereka pernah mencapai titik puncaknya dengan dominasi 57 persen.
Selanjutnya, Perusahaan yang memproduksi Tecno, Infinix, dan Itel itu juga terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan teknologi yang ada di produk-produknya.
Kini mereka menargetkan untuk dapat menghadirkan produk-produk lainnya yang lebih inovatif selain ponsel pintar dan bisa mempertahankan pertumbuhan bisnis di masa mendatang.
Baca juga: Pasar smartphone 2022 jatuh ke level terendah sejak 2013
Baca juga: Huawei raih pertumbuhan kuat di bisnis perangkat “mobile”
Baca juga: Lembaga riset: Pengiriman smartphone China kuartal III turun 11 persen
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023