Hanya selang beberapa hari dari pendaratan bersejarah di Bulan oleh India, program antariksa Jepang berharap bisa pulih dari sejumlah kemunduran dengan peluncuran misi Moon Sniper pekan depan.
Roket akan membawa wahana pendaratan yang diperkirakan akan tiba di permukaan bulan dalam empat hingga enam bulan. Wahana pendaratan itu juga akan membawa satelit pencitraan sinar X untuk meneliti evolusi alam semesta.
Peluncuran dijadwalkan akan berlangsung pada Senin (28/8) setelah sempat ditunda satu hari akibat cuaca buruk, kata Badan Penjelajah Antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA), Jumat (25/8), yang dikutip oleh kantor berita AFP.
Program antariksa Jepang adalah salah satu yang terbesar di dunia. Namun upaya pertamanya untuk mendaratkan wahana pendaratan di Bulan gagal pada November 2022. Bulan lalu, roket tipe baru meledak saat pengujian.
JAXA kini menyematkan harapannya pada “Pendarat Pintar untuk Penyelidikan Bulan atau Smart Lander for Investigating Moon (SLIM).”
Sesuai dengan singkatannya, wahana antariksa SLIM kecil dan ringan dengan tinggi 2,4 meter, lebar 2,7 meter, dan panjang 1,7 meter. Wahana itu berbobot sekitar 700 kilogram.
Dijuluki Moon Sniper untuk ketepatannya, JAXA berupaya mendaratkan wahana itu sekitar 100 meter dari target spesifik di Bulan, sangat jauh dari jarang biasanya sekitar beberapa kilometer.
Menggunakan kendaraan penjelajah mini seukuran telapak tangan yang bisa berubah bentuk, penelitian itu berupaya menyelidiki bagaimana Bulan terbentuk dengan meneliti bagian-bagian mantel Bulan yang terekspos. Kendaraan penjelajah itu dikembangkan bersama sebuah perusahaan mainan.
“Pendaratan bulan masih teknologi yang sangat sulit,” kata Shinichiro Sakai dari tim proyek SLIM kepada para wartawan, Kamis (24/8), sambil memuji kesuksesan India.
“Untuk mengikuti langkah (India), kami akan berusaha sebaik mungkin dalam operasi kami,” kata Sakai.
Pada Rabu (23/8), India berhasil mendaratkan sebuah wahana di kutub selatan Bulan. Pencapaian itu menjadi kemenangan bersejarah bagi negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan program antariksanya yang berbiaya rendah.
Sebelumnya, hanya Amerika Serikat (AS), Rusia dan China yang berhasil mendaratkan wahana antariksa di permukaan Bulan, tapi tidak ada yang mendarat di kutub selatan.
India mencetak kesuksesan sehari setelah wahana milik Rusia jatuh di wilayah yang sama dan empat tahun setelah upaya India sebelumnya gagal pada saat-saat terakhir.
Jepang juga pernah mencoba sebelumnya untuk mendaratkan wahana penelitian di Bulan Bernama Omotenashi, tahun lalu. Wahana itu dibawa oleh roket Artemis 1 milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/NASA), tapi misinya mengalami kegagalan dan kehilangan komunikasi dengan wahana penelitian itu. [ft/pp]