Samsung Electronics, Kamis (27/7) mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi karena keterbatasan pasokan cip canggih yang digunakan dalam kecerdasan buatan.
Langkah tersebut menggarisbawahi penurunan semikonduktor yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menyebabkan perusahaan asal Korea Selatan itu mengalami kerugian operasional sebesar 8,9 triliun won ($7 miliar) dari bisnis cip intinya dalam enam bulan pertama tahun ini.
Bisnis ini kemungkinan akan tetap merugi pada kuartal saat ini, meskipun kerugian diperkirakan akan menyusut setengahnya menjadi 2,3 triliun won dari kuartal kedua, menurut 22 analis yang disurvei oleh Refinitiv.
Perlambatan ekonomi global dan suku bunga yang tinggi telah mengurangi permintaan untuk sebagian besar barang konsumsi setelah ledakan yang didorong oleh pandemi.
“Pemangkasan produksi di seluruh industri kemungkinan akan berlanjut di paruh kedua, dan permintaan diperkirakan akan pulih secara bertahap karena klien terus mengosongkan persediaan (cip) mereka,” kata Samsung, produsen cip memori terbesar di dunia, dalam sebuah pernyataan.
Jaejune Kim, wakil presiden eksekutif bisnis memori Samsung, mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi dan membuat penyesuaian output tambahan untuk produk tertentu termasuk chip flash NAND, yang digunakan untuk menyimpan data digital.
Dia tidak mengungkapkan sejauh mana pemotongan produksi Samsung tersebut. Namun ia menegaskan stok cip memori perusahaan tersebut menurun dengan cepat setelah mencapai puncak produksi pada Mei.
Divisi chip Samsung mengalami kerugian operasional sebesar 4,36 triliun won pada kuartal April-Juni, drop 50 persen dari perolehan laba setahun sebelumnya di angka 9,98 triliun won.
Kerugian sedikit menyusut dari kuartal pertama sebesar 4,58 triliun won karena tingginya permintaan cip memori dari AI. Hal tersebut menyebabkan pengiriman chip DRAM yang menyimpan informasi dari aplikasi saat sistem sedang digunakan lebih tinggi dari perkiraan. [ah/ft]