Penggunaan turbo hibrida di F1 menimbulkan berbagai konsekuensi, di antaranya mobil lebih lambat, berat dan biaya pembuatannya menguras biaya. Suara mobil pun terdengar kurang indah bagi sebagian besar penggemar.
Tentu saja, beberapa pabrikan yang berkecimpung di MotoGP, seperti KTM, Yamaha dan Aprilia kontra.
Apalagi motor memiliki sistem yang lebih sederhana dan bobot ringan. Jika ditambah perangkat unit penggerak hibrida dengan sistem pemulihan energi maka akan membuat motor lebih berat. F1 mengeluarkan biaya tiga kali lipat untuk powertrain turbo-hybrid.
Rivola, yang punya pengalaman panjang bekerja di tim F1, tentu saja menentang tambahan teknologi hibrida.
““Ha, lupakan itu! Anda bisa melupakan kata ‘mungkin’. Itu pasti kasusnya,” ujarnya dilansir Speedweek.com.
Baca Juga:MGPA Jelaskan Mengapa Sirkuit Mandalika Tidak Gelar Tes Pramusim MotoGP 2023Peta Persaingan di 8 Sisa Lomba Paruh Kedua MotoGP 2022
Beberapa waktu lalu, General Manager Ducati Corse, Luigi Dall’Igna, menjelaskan kalau bobot baterai makin ringan ke depannya. Ini tentu tidak akan jadi kendala besar jika ditilik dari berat.
“Okay. Saya setuju kalau baterai akan lebih ringan dan efisien. Mungkin lebih masuk akal jika memberi beberapa ‘bantuan elektronik’ untuk mesin pembakaran internal. Tapi pertanyaannya, kenapa melakukan itu?” tuturnya.
“Karena Anda ingin menempatkan lebih sedikit bahan bakar di tangki? Apakah kita peduli tentang itu?”
Ia mengingatkan kalau tidak ada perlunya menggunakan teknologi Formula 1 tersebut.
“Saya kira kunci suskes Formula 1 adalah suara mesin, dari V12, V10 dan mesin pembakaran lain. Itu suara yang indah. Kami harus menghindari kesalahan Formula 1 yang mengubah suara unit penggerak secara total,” ia menegaskan.
“Di Formula 1, hibrida adalah versi superhibrida yang dipikirkan dengan matang. Namun, itu masih mesin pembakaran dengan pelecut listrik.
“Meski kita ingin jadi duta untuk kelestarian dunia, dalam hal kebisingan, asap knalpot dan lain-lain, kita jangan meniru Formula 1. Berat minimum mobil V6 1,6 liter saat ini adalah 948 kg. Pada 2013, dengan mesin V8 2.4 liter disuplai dengan udara, bobotnya 642 kg.
“Jika motor MotoGP seberat 157 kg dilengkapi dengan baterai dan generator, kita dapat mengharapkan peningkatan bobot yang serupa.
“Prioritasnya jelas, kita harus memastikan pertunjukan yang bagus dan berusaha keras untuk “nol emisi”. Emisi CO2 bisa dikurangi jadi nol dengan bahan bakar bio.
“Jika kita bisa mencapai itu, itu akan sangat bagus. Target kami adalah menggunakan bahan bakar sintetis 100 persen di MotoGP pada 2027.”