Jakarta, CNN Indonesia —
CEO Meta Mark Zuckerberg diduga menghindari untuk menyinggung soal dunia virtual metaverse saat mempresentasikan deret produk baru perusahaannya.
Saat Facebook ganti nama jadi Meta dua tahun lalu, kata ‘metaverse’ menjadi populer lantaran saking digadang-gadang Zuckerberg sebagai proyek masa depannya.
Kenyataannya tak semanis harapan. Pengunjung Horizon Worlds, platform game multi-player dunia metaverse, segitu-gitu aja. Meta mengalami kerugian jutaan dolar AS diduga akibat proyek yang menghabiskan dana besar itu.
Padahal, fitur-fiturnya tampak sepele. Contohnya, dikutip dari Endgadget, grafis beresolusi rendah atau avatar dengan kaki. Netizen pun ramai-ramai mem-bully-nya.
Saat mengumumkan peluncuran headset Quest 3 di acara Meta Connect, Kamis (28/9), Zuckerberg sama sekali tidak menyebutkan metaverse.
Menurut TechCrunch, Zuckerberg tidak mengucapkan kata “metaverse” hingga menit 33 dalam presentasi di ajang tersebut.
Dia lebih dulu memainkan game petualangan teks dengan AI yang terinspirasi Snoop Dogg sebelum dia menyebutkan metaverse. Zuck juga menggunakan AI untuk mengubah anjingnya menjadi origami sebelum dia menyebutkan kata tersebut.
Dia membuat banyak referensi tentang ketertarikannya pada pertarungan kandang (cage fight ala UFC) sebelum dia menyebutkan metaverse.
Setelah mendemonstrasikan sejumlah asisten AI baru dengan kepribadian tertentu, Zuckerberg juga menyinggungnya.
“Kami juga berupaya menghadirkan semua ini ke metaverse, di mana AI ini akan diwujudkan sebagai avatar,” ucapnya.
“Anda akan dapat menjadikannya sebagai NPC di berbagai game dan pengalaman yang Anda bangun di semua Horizon Worlds yang berbeda, dan menurut saya itu akan sangat keren,” lanjutnya.
Salah satu fitur yang diperkenalkan pada Meta Connect adalah kemampuan pencarian bertenaga AI di kacamata pintar Ray-Ban Meta.
Fitur seperti Google Lens ini memungkinkan pemakai untuk “menunjukkan” hal-hal yang mereka lihat melalui kacamata dan mengajukan pertanyaan kepada AI tentang hal tersebut, seperti identifikasi onjek hingga menerjemahkan teks.
Angela Fan, seorang ilmuwan riset dengan Meta AI, mengatakan AI generatif akan mengubah jenis pengalaman yang dimiliki orang di metaverse. “Ini hampir seperti sudut pandang baru di atasnya,” kata dia.
“Ketika Anda bergaul dengan teman-teman, misalnya, Anda mungkin juga memiliki AI yang dikenakan untuk membantu Anda dalam beberapa pekerjaan.”
“Fondasinya sama, cuma ini lebih dihidupkan dengan AI yang akan melakukan banyak hal dengan beberapa teman nongkrong Anda di metaverse,” tambah Fan.
Untuk saat ini, belum jelas berapa lama pengalaman AI baru ini masuk metaverse.
Perusahaan mengatakan kemampuan pencarian “multi-modal” baru akan tiba di kacamata pintarnya sekitar tahun depan.
Fokus bergeser?
Beberapa pengamat menyebut Meta kini sudah bergeser fokus dari metaverse berdasarkan laporan pendapatan kuartalan terakhir Meta.
Namun, Zuckerberg mengklarifikasi bahwa dia masih berkomitmen pada metaverse.
“Sebuah narasi telah berkembang bahwa kita entah bagaimana beralih dari fokus pada visi metaverse, jadi saya hanya ingin mengatakan sebelumnya bahwa itu tidak akurat,” kata dia, pada laporan pendapatan, April.
“Kami fokus pada AI dan metaverse, dan kami akan terus melakukannya,” lanjut Zuck.
Meski Quest 3 menjadikan Meta pesaing kuat dengan headset mixed-reality Apple Vision, Reality Labs (divisi Meta untuk VR dan AR) dilaporkan terus mengalami kerugian.
Kuartal lalu, produk VR dan AR Meta hanya menghasilkan US$276 juta, sementara Reality Labs kehilangan US$3,7 miliar.