Presiden Peru Dina Boluarte pada Rabu (18/9) mengumumkan keadaan darurat di tiga wilayah yang terdampak kebakaran hutan dahsyat yang telah menghanguskan sebagian besar ladang pangan di Andean dan Amazon di negara tersebut dan menyebabkan 16 orang tewas.
Wilayah-wilayah utara di Peru – yakni Amazonas, San Martin dan Ucayali — yang berhutan lebat akan berada di bawah tindakan darurat baru, katanya, menyusul beberapa permintaan dari sejumlah pemerintah daerah agar lebih banyak sumber daya dialokasikan untuk memadamkan kebakaran itu.
Kebakaran hutan sering terjadi di Peru antara bulan Agustus dan November, sebagian besar disebabkan oleh pembakaran padang rumput kering untuk memperluas lahan pertanian dan terkadang oleh praktik perdagangan lahan ilegal (land trafficking), menurut data dari kementerian lingkungan hidup Peru.
Berbicara di istana pemerintah, presiden itu mengatakan Peru telah mencatat 238 kebakaran di sebagian besar wilayahnya, dan sekitar 80% di antaranya telah berhasil “dikendalikan.”
Kepala Bidang Penanggulangan Risiko Bencana dan Pertahanan Negara Kementerian Kesehatan David Aponte mengatakan, sejak 15 Juli hingga saat ini, tercatat 155 orang dilaporkan mengalami gangguan kesehatan terkait kebakaran tersebut, dan 15 orang di antaranya meninggal dunia.
Data satelit yang dianalisis oleh badan penelitian luar angkasa Brazil awal bulan ini mencatat rekor 346.112 titik api di seluruh Amerika Selatan sepanjang tahun ini, melampaui rekor tahun 2007 yaitu 345.322 titik api dalam serangkaian pencatatan data yang dimulai pada tahun 1998. [ab/lt]