Jakarta, CNN Indonesia —
Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja mengakui penemuan piramid di Danau Toba tak tercatat di naskah kuno adat Batak.
Hal itu lantaran piramid dibangun dalam lini masa prasejarah, alias belum ada bukti tertulis.
“Kemungkinan besar pasti enggak ada di naskah kuno [Batak]. Kelihatannya bangunan ini masuk ke era prasejarah, kalau prasejarah kan tidak tercatat ya,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (4/10).
Pernyataan Danny ini sekaligus merespons tudingan Arkeolog senior Truman Simanjuntak menyoal faktor sejarah leluhur di Nusantara yang tak mengenal struktur itu, termasuk di Suku Batak.
“Kalau dia (Truman) ngomong gitu, kaya enggak tahu aja. Dia kan peneliti megalitik ya, jadi saya heran juga Truman ini ngapain ngomong begitu. Dahulu zaman Gunung Padang juga dia sesumbar juga di koran, ‘bahwa tidak ada piramid di Indonesia’ begitu,” kata Danny.
Padahal, struktur bangunan kuno di Indonesia yang menyerupai piramid, bukan pertama kali ditemukan. Menurutnya, megalitik besar yang ditemukan di Pagar Alam, Sumatera Selatan pun tak tertulis di naskah kuno.
Menurutnya, tudingan nihilnya piramid di Danau Toba oleh Truman itu merupakan diskusi konyol.
Dalam kesempatan itu, Danny juga menyebutkan bahwa Candi Borobudur sebagai sebuah piramid, merujuk banyaknya studi dari para peneliti asing. Pasalnya, struktur bangunan itu mengerucut ke atas bak piramid.
Danny kemudian mengutip buku yang diluncurkan zaman Presiden Suharto, Indonesian Heritage. Di situ menurut dia tertulis kalau ada ilustrasi dan gambar dari Candi Borobudur tidak didirikan di bukit alamiah, tetapi berdiri di struktur step piramid.
“Ya silahkan, para arkeolog nyebutnya kan punden berundak. Jadi ya begitulah, debat konyol aja menurut saya sih,” kata dia.
Danny juga merespons pernyataan Truman yang meragukan penemuan piramid Danau Toba itu karena memiliki morfologi mengerucut ke atas. Menurut Danny, Truman terlalu dini mencemooh penemuanya, padahal Truman disebut belum mengkaji mendalam terkait piramida tersebut.
“Menurut dia mungkin belum mengkaji lebih lanjut, tetapi langsung menampik dan mencemoohkan seperti itu,” tuturnya.
Sebelumnya, arkeolog senior Truman Simanjuntak mengkritik keras klaim temuan piramida di wilayah Danau Toba, Sumatera Utara, karena faktor sejarah leluhur di Nusantara yang tak mengenal struktur itu, termasuk di Suku Batak.
“Piramida itu tidak dikenal leluhur kita. Tidak ada budaya leluhur kita yang membentuk piramida seperti di mesir itu. Tidak ada,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Senin (2/10).
Di dalam budaya Batak sekali pun, kata Truman yang merupakan kelahiran Pematang Siantar, Sumut, 72 tahun lalu itu, tak ada yang pernah menuliskan keberadaan bangunan berbentuk piramida.
“Di adat Batak pun tidak ada bertuliskan baik di naskah-naskah kuno, tidak ada. Baik itu tulisan-tulisan yang di kulit bambu, di dedaunan pohon, itu tidak ada menyebut piramida,” cetusnya.
“Di dalam adat istiadat Batak pun tidak pernah mendengar piramida,” lanjut peraih Sarwono Award dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2015 ini.