Siswa Medis di Inggris akan Belajar dengan Bantuan Pasien Hologram
Universitas Cambridge, Inggris, akan melakukan terobosan besar tahun depan. Para mahasiswa medis di perguruan tinggi itu akan mendapat pelatihan dengan pasien dalam wujud hologram.
NASA Berharap Peluncuran di Selandia Baru akan Buka Jalan bagi Pendaratan di Bulan
NASA ingin bereksperimen dengan orbit baru di sekitar bulan yang diharapkan dapat digunakan pada tahun-tahun mendatang untuk sekali lagi mendaratkan astronot di permukaan bulan. Badan Antariksa Nasional AS itu mengirim satelit uji dari Selandia Baru, dengan peluncuran dijadwalkan Selasa malam (28/6). Jika berhasil, satelit Capstone CubeSat yang hanya seukuran oven microwave, akan menjadi yang pertama mengambil jalur baru mengelilingi bulan dan akan mengirim kembali informasi penting setidaknya selama enam bulan. Secara teknis, orbit baru ini disebut orbit halo. Orbit ini berbentuk seperti telur yang membentang dengan satu ujung melewati dekat dengan bulan dan yang lainnya jauh darinya. Gambaran sederhananya bisa dibayangkan dengan memutar karet gelang dari ibu jari Anda. Jempol Anda akan mewakili bulan dan karet gelang adalah jalur penerbangan. Dengan peluncuran satelit uji ini, NASA berencana untuk menempatkan stasiun luar angkasa yang disebut Gateway ke jalur orbit itu. Dari stasiun itu, astronot dapat turun ke permukaan bulan sebagai bagian dari program Artemis-nya. Untuk misi satelit, NASA bekerja sama dengan dua perusahaan komersial. Rocket Lab yang berbasis di California akan meluncurkan roket yang membawa satelit, yang dimiliki dan dioperasikan oleh Advanced Space yang berbasis di Colorado. Misi itu terwujud relatif cepat dan murah untuk NASA, dengan total biaya mencapai $ 32,7 juta. Membawa satelit seberat 25 kilogram ke orbit itu akan memakan waktu lebih dari empat bulan dan dilakukan dalam tiga tahap. [ab/lt]
iPad Murah dengan USB-C Meluncur Tahun Ini? – Kompas.com – Tekno Kompas.com
- iPad Murah dengan USB-C Meluncur Tahun Ini? – Kompas.com Tekno Kompas.com
- iPhone 14 Bakal Dijual Lebih Murah dari iPhone 13? Cek Informasi Lengkapnya di Sini – Semarangku Semarang-Ku
- (Rumor) iPhone 14 Pro Dukung Always-on Display untuk Lock Screen iOS 16 Makemac
- iPhone 15 Jadi yang Terakhir Pakai Colokan Lightning? – Kompas.com Tekno Kompas.com
- Lihat Liputan Lengkap di Google Berita
Mahasiswa Mesir Kembangkan Blok Beton yang Bercahaya dalam Gelap
Empat mahasiswa American University di Cairo telah mengembangkan semen yang mampu menyerap energi dari matahari dan bersinar pada malam hari.
Peluncuran Roket NASA Pertama di Luar AS
Badan Aeronautika dan Antariksa Nasional (National Aeronautics and Space Administration/NASA) telah berhasil menyelesaikan peluncuran roket pertamanya dari fasilitas antariksa komersial di luar Amerika Serikat. Roket sub-orbital 13 meter lepas landas dari Arnhem Space Center (ASC) yang baru dibangun di Northern Territory Australia. Peluncuran tertunda sekitar dua jam karena angin kencang dan hujan lebat. Peluncuran itu adalah yang pertama dari tiga misi NASA yang dijadwalkan dari lokasi tersebut. Peluncuran roket itu juga merupakan yang pertama dari jenisnya di Australia dalam lebih dari 25 tahun. Para peneliti berharap peluncuran ini akan membantu mereka memahami bagaimana cahaya dari sebuah bintang dapat mempengaruhi kelayakhunian planet-planet di dekatnya. Mereka mengatakan bahwa jenis penelitian ini hanya dapat dilakukan di belahan bumi selatan. Penerbangan nirawak itu secara singkat memindai Bima Sakti, mengukur emisi sinar-X dan menganalisis struktur bintang. Peluncuran NASA berikutnya dari ASC diharapkan berlangsung pada 4 Juli diikuti oleh misi terakhir pada 12 Juli. Sekitar 75 staf NASA telah melakukan perjalanan ke Australia utara untuk tiga peluncuran itu. [lt/ab] Sumber: AP/AFP/Reuters
Konferensi Kelautan PBB Upayakan Langkah-langkah Menuju Perjanjian Laut Lepas
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berharap bahwa konferensi yang dimulai Senin (27/6) akan menghadirkan momentum baru bagi upaya berlarut-larut untuk menghasilkan kesepakatan internasional tentang melindungi lautan dunia. Konferensi Kelautan PBB selama lima hari di Lisbon, Portugal, mempertemukan para pejabat senior dan ilmuwan dari lebih dari 120 negara, serta para aktivis yang kecewa dengan kegagalan untuk membuat aturan internasional yang memastikan kelestarian laut. Tidak ada kerangka hukum yang komprehensif yang melindungi laut lepas. Lautan menutupi sekitar 70% permukaan bumi dan menyediakan makanan dan mata pencaharian bagi miliaran orang. Beberapa aktivis menyebut lautan sebagai area terbesar yang tidak diatur di planet ini. Lautan menghadapi ancaman “berat” dari pemanasan global, polusi, pengasaman dan masalah-masalah lainnya, kata PBB. Penambangan laut dalam yang berpotensi berbahaya juga tidak memiliki aturan. Konferensi tersebut akan mengadopsi sebuah deklarasi yang, meskipun tidak mengikat para penandatangannya, dapat membantu mengimplementasikan dan memfasilitasi perlindungan dan konservasi lautan dan sumber dayanya, menurut PBB. Deklarasi tersebut akan disahkan pada hari Jumat. Namun, yang masih di luar jangkauan adalah kesepakatan internasional baru yang penting tentang Keanekaragaman Hayati di Luar Yurisdiksi Nasional, yang juga dikenal sebagai Perjanjian Laut Lepas. Perjanjian itu sedang dirundingkan dalam kerangka Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), yang merupakan perjanjian internasional utama yang mengatur aktivitas maritim manusia. Namun, setelah 10 tahun pembicaraan, termasuk putaran keempat negosiasi tiga bulan lalu, kesepakatan masih belum terlihat. Putaran kelima dijadwalkan pada Agustus di New York. “Ekosistem terbesar di dunia … masih tidak terlindungi dan sedang sekarat saat ini,” kata kelompok aktivis Ocean Rebellion menjelang acara di Lisbon. Para aktivis merencanakan demonstrasi di kota pelabuhan Atlantik itu selama acara tersebut. Terlepas dari frustrasinya, konferensi tersebut adalah “kesempatan penting untuk mempercepat” langkah-langkah menuju perjanjian laut lepas, kata PBB, karena para delegasi secara informal memperdebatkan cara-cara yang mungkin untuk mewujudkannya. Konferensi ini juga diperkirakan akan menegaskan kembali sekitar 62 komitmen yang dibuat oleh pemerintah-pemerintah pada pertemuan puncak sebelumnya di Nairobi, Kenya, pada tahun 2018, mulai dari melindungi negara-negara pulau kecil dengan ekonomi berbasis laut hingga penangkapan ikan yang berkelanjutan dan memerangi pemanasan air. Model pembiayaan untuk konservasi laut dan mengupayakan solusi inovatif berbasis sains yang dapat meningkatkan kesehatan laut juga menjadi agenda tahun ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, utusan iklim AS John Kerry dan Presiden Prancis Emmanuel Macron termasuk di antara mereka yang menghadiri beberapa hari acara tersebut. [ab/lt]
Kemungkinan Hadapi Gangguan Listrik, Jepang Imbau Warga Hemat Energi
Pemerintah Jepang pada Minggu (26/6) memperingatkan bahwa wilayah Tokyo akan mengalami gangguan pasokan listrik pada Senin (27/6). Pemerintah menyerukan masyarakat untuk menghemat energi ketika situasi panas yang terik melanda wilayah ibu kota tersebut. Di Tokyo dan delapan prefektur di wilayah timur Jepang, kapasitas pembangkit akan turun hingga sebesar 3,7 persen selama setengah jam pada Senin (27/6) siang hingga pukul 5 sore waktu setempat, menurut perkiraan yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI). Buffer atau penyangga sebesar 3 persen dianggap tingkat minimum yang diperlukan untuk memperoleh pasokan listrik yang stabil. Kementerian itu mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi energi antara pukul 3-6 sore untuk menghindari kemungkinan gangguan listrik. “Tolong menghemat energi sebanyak mungkin, seperti mematikan lampu yang tidak digunakan,” ujarnya dalam pernyataan. Kementerian itu juga mengimbau warga untuk waspada agar terhindar dari sengatan panas dengan menggunakan pendingin ruangan secara tepat. Hingga Minggu(26/6) siang, sebanyak 46 orang di Tokyo telah dilarikan ke rumah sakit karena diduga mengalami sengatan panas, kata lembaga penyiaran publik NHK. [vm/rs]