Jakarta (ANTARA) – Situs web jaringan profesional LinkedIn resmi merilis proyeksi lima tren pemasaran B2B (Business to Business) yang melibatkan teknologi dan kreativitas, serta diharapkan dapat membimbing para profesional marketing melewati tantangan di masa depan, khususnya di tahun 2024.
“Pada tahun lalu, bisnis telah beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan ketidakpastian ekonomi. Meskipun menghadapi kendala keuangan, CMO B2B dihadapkan pada tantangan di tahun 2023 untuk meningkatkan arus keuangan, menyelaraskan dengan pemimpin, terutama CFO (Chief Financial Officer),” kata Head of Enterprise APAC LinkedIn Marketing Solutions Matt Tindale dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan, “(Selain itu) Menekankan pentingnya pengembangan brand untuk pertumbuhan jangka panjang dan kreativitas untuk keunggulan kompetitif,” katanya.
Kemajuan ini menciptakan pondasi yang kuat bagi para pelaku bisnis di tahun 2024, dengan perpaduan strategis antara seni dan sains. Tidak hanya itu, potensi AI (kecerdasan buatan) Generatif menjadi sangat penting di era saat ini.
Baca juga: LinkedIn: 3/4 profesional pemasaran Indonesia percaya diri gunakan AI
Seperti revolusi internet pada tahun 1990-an, AI tidak hanya mengubah konsep kerja dengan meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan kebebasan untuk berkreasi dan membangun hubungan dengan pelanggan.
“Saat audiens mencari hubungan yang otentik, para profesional marketing akan meningkatkan upaya untuk memberikan human touch pada merek mereka, memperkuat ekuitas dan kepercayaan,” kata Tindale.
Oleh karena itu, ada sejumlah tren yang diproyeksikan banyak dilakukan para pelaku bisnis, terutama dalam bidang pemasaran B2B di tahun 2024. Pertama, para CMO (Chief Marketing Officer) akan memprioritaskan perbaikan pada measurement framework bisnis mereka.
Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, CMO di tahun 2024 akan memusatkan perhatian pada perbaikan measurement framework bisnis. Hal ini mencerminkan upaya untuk terus membuktikan dampak pekerjaan mereka pada matriks penjualan, dengan eksperimen menggunakan alat pengukuran baru (seperti Laporan Atribusi Pendapatan LinkedIn dan CMO Scorecard).
Kedua, para marketer atau pihak penjual akan menyeimbangkan jenama dan permintaan untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Misalnya, memberlakukan prinsip aturan 60/40 atau mengusulkan alokasi anggaran sebesar 60 persen untuk pemasaran jenama, dan 40 persen sisanya untuk pemasaran permintaan sebagai pendekatan baru terhadap pelanggan.
Ketiga, memaksimalkan AI untuk mempercepat pertumbuhan para marketer. Saat ini, antusiasme masyarakat terhadap potensi AI generatif telah meningkat.
Oleh karena itu, para marketer dapat memulai langkah kecil di tahun 2024 dengan menyederhanakan proses bisnis dan fokus pada penggunaan AI.
Keempat, semakin masifnya penggunaan AI, masyarakat pun akan berusaha mempelajari keterampilan bisnis yang diperlukan, seperti kepemimpinan, pemecahan masalah, dan kreativitas. Dengan begitu, keterampilan SDM masyarakat dalam mempelajari hal-hal terkait bisnis dan AI juga diproyeksikan meningkat di tahun 2024.
Terakhir, perusahaan B2B diproyeksikan membuat jenama bisnis mereka semakin otentik dan relevan dengan kebutuhan di era saat ini. Mereka akan melibatkan penggabungan kreativitas, emosi, video, dan humor untuk memperkuat jenama bisnis mereka.
Baca juga: LinkedIn luncurkan fitur verifikasi identitas untuk pengguna Indonesia
Baca juga: Pembicara internasional berbagi pengalaman human capital di IHCS 2023
Baca juga: LinkedIn kembali PHK 668 karyawan
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024
https://www.antaranews.com/berita/3910611/linkedin-rilis-proyeksi-tren-pemasaran-b2b-di-tahun-2024