Jakarta, CNN Indonesia —
Asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia amat mungkin sampai ke negara tetangga lantaran ada dukungan angin.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya membantah asap karhutla di Indonesia melintas hingga ke luar negeri seperti Malaysia (transboundary haze).
“Kita terus mengikuti perkembangan dan tidak ada transboundary haze ke Malaysia,” klaimnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (6/10).
Siti mengaku hal itu diketahui dari peta citra sebaran asap dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) untuk periode tanggal 28 sampai 30 September 2023 yang diterimanya.
Apakah demikian faktanya?
Berdasarkan peta Citra Sebaran Asap per Sabtu (7/10), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi asap di Sumatra, Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Sementara, kata BMKG, “arah angin di Indonesia pada umumnya bertiup dari tenggara ke barat laut-utara.”
Pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap angin tenggara itu berpotensi mengangkut asap karhutla dari Kalimantan.
“Jika ada asap di Kalbar dan Kalsel, oleh angin tenggara yg kuat pada hari ini, akan ditranspor menuju Singapura dan Semenanjung Malaysia,” kicaunya di X.
Sementara, BMKG mengungkap Kalimantan merupakan wilayah dengan titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan tinggi (merah/high) terbanyak, yakni 107 titik, dan hotspot dengan level kepercayaan sedang (kuning/medium) 3.020, per Sabtu (7/10).
Lewat peta Polar Hotspot, BMKG menunjukkan titik-titik panas itu mayoritas berkumpul di bagian selatan Kalimantan.
Senada, Meteorological Service Singapore, lembaga sejenis BMKG di jiran, mengatakan “kabut asap yang lebih ringan kemungkinan terbawa oleh angin yang bertiup dan mempengaruhi negara-negara tetangga.”
Berdasarkan pantauan satelit terkini, titik api tersebar terdeteksi di wilayah Sumatra bagian selatan dan tengah serta Kalimantan bagian selatan. Kabut asap sedang masih terlihat di wilayah Sumatra bagian selatan dan tengah dan bergerak ke arah barat laut.
Meski begitu, MSS mengakui daerah dengan kabut asap lebih tipis tidak disebutkan karena tidak dapat dilihat dengan jelas dari citra satelit.
Namun, dari peta ‘Haze Information’, MSS memperlihatkan beberapa titik kabut asap level menengah (moderate haze) di Malaysia.
Sebelumnya, Singapura dan Malaysia menyinggung asap dari karhutla di Indonesia sebagai penyebab buruknya kualitas udara.
Badan Lingkungan Hidup Nasional (National Environment Agency/NEA) mencatat “peningkatan signifikan” dalam jumlah titik panas (hotspot) di Sumatra.
Malaysia mengirim surat ke pemerintah Indonesia sebagai salah satu upaya mengatasi kabut asap lintas batas akibat kebakaran hutan.