Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengaku semringah dengan pengangkatan Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian lantaran bisa mengurangi bebannya.
Pelantikan Amarulla berdasarkan Keppres Nomor 93/TPA Tahun 2023 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan BRIN.
“Saya dan seluruh Keluarga Besar BRIN menyambut gembira pelantikan Wakil Kepala BRIN pada hari ini. Dengan pelantikan ini hampir seluruh struktur organisasi telah lengkap, sekaligus memastikan bahwa BRIN akan mampu berlari lebih kencang sesuai harapan masyarakat luas,” ujar Handoko di acara pelantikan itu, Jakarta, Kamis (3/8).
Ketika ditanya soal pembagian tugas antara Kepala dan Wakil Kepala BRIN, Handoko menyebut dirinya akan berdiskusi dengan Amarulla. Menurut dia, kehadiran Wakil Kepala BRIN akan sangat membantu untuk berbagi beban.
“Kami sebenarnya sudah berdiskusi beberapa kali. Dan kami akan kembali berdiskusi untuk memilah-milah, karena BRIN itu sangat besar. Makanya saya sangat senang sekali ada Waka, sehingga lumayan lah untuk mengurangi, bagi beban,” kata Handoko ketika ditanya soal pembagian tugas dengan Amarulla di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, Kamis (3/8).
Meski demikian, Handoko menyebut tidak akan ada pembagian khusus soal pengawasan terhadap organisasi riset tertentu antara dirinya dan Amarulla.
“Kalau secara spesifik menurut saya tidak perlu membagi seperti itu. Karena kami berdua mestinya harus bisa masuk di semua organisasi riset,” katanya.
Amarulla menyebut prioritas awalnya dalam jabatan baru ini adalah untuk melakukan penataan organisasi.
“Prioritas ya sesuai dengan organisasi dan tata kerja di BRIN ini. Maka saya akan menyesuaikan dengan program-program terkait dalam tugas-tugas untuk penataan organisasi ke dalam. Jadi untuk internal BRIN, tadi juga ada penataan soal BRIDA. Tapi itu semuanya tetap sesuai dengan arahan dari Pak Kepala,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Senada, Handoko mengatakan manajemen lembaga riset perlu sangat diperhatikan karena itu merupakan faktor penting.
“Kalau di manajemen lembaga riset itu harus detail, harus masuk sampai ke personal. Karena kan sumber daya manusia nomor satu. Dan biasanya problem ada di detail-detail itu.”
“Nah kalau saya sendirian memang cukup merepotkan. Kita ada 85 pusat riset di bawah 12 organisasi riset,” tandas Handoko.
BRIN sendiri merupakan lembaga riset besar hasil penggabungan berbagai institusi riset lawas, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), hingga Eijkman.