Sedikitnya ada 55 bencana terjadi dalam periode sepekan terakhir pada pertengahan September 2023 ini, demikian pernyataan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dalam penjelasan pada wartawan secara daring Senin lalu (18/9). Mayoritas bencana itu adalah kebakaran hutan dan lahan.
“Memang kita masih dalam fase puncak musim kemarau ya. Saya tetapi mungkin ya agak membedakan kalau misalkan di beberapa minggu yang lalu kita fokus pada permasalahan api yang ada di pulau Jawa, apakah itu kebakaran gunung, kebakaran sampah. Nah, distribusi secara spasial, ini kita bisa lihat dominannya karhutla dan kekeringan meskipun kita masih punya banjir, tanah longsor di Aceh dan Halmahera, tetapi secara umum memang kondisi peak-nya kondisi puncak kemarau ini benar-benar sudah terasa,” ujar Abdul Muhari.
Ditambahkannya, Indonesia memang sedang di fase musim kemarau yang diperburuk dengan menguatnya fenomena El Nino. Tetapi penyebab kebakaran sesungguhnya adalah manusia.
“Bukan El Nino, bukan musim kemarau penyebab kebakaran hutan. Itu hanya efek katalis. Intervensi manusia penyebab kebakaran terjadi”, ujar Muhari.
Ia merujuk pada kebakaran di sebagian wilayah hutan Gunung Bromo Jawa Timur pekan lalu akibat suar atau flare saat foto pre-wedding sekelompok pengunjung. Peristiwa ini viral di media sosial dan menjadi sorotan pemberitaan.
Kebakaran Hutan Koyak Pariwisata
Ditemui di Solo akhir pekan lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno meminta semua pengelola kawasan wisata Taman Nasional untuk melakukan evaluasi dan kajian agar mengutamakan aspek keselamatan, sehingga tidak terjadi musibah seperti di Gunung Bromo.
“Jadi semua taman nasional harus melakukan evaluasi dan kajian agar aspek keselamatan itu diutamakan untuk sustainable tourism. Kita harus lakukan evaluasi secara menyeluruh agar pariwisata berbasis alam ini ekosistemnya sudah mengacu kepada aspek sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability),” ujarnya.
Sandiaga menyayangkan kebakaran yang terjadi di kawasan Gunung Bromo, karena dampaknya sangat memukul komunitas pariwisata.
“Dampak wisata Gunung Bromo ditutup sementara, kerusakan lingkungan, tingkat hunian hotel drop sampai 80 persen, warga komunitas pariwisata, UMKM sekitar lokasi wisata kehilangan mata pencaharian. Ekonomi masyarakat tersendat,” ujar Sandiaga.
Kebakaran di tujuan wisata Bromo dan Tengger ini menimbulkan kerugiannya sangat luar biasa, sehingga Sandiaga Uno berencana mengenakan sanksi denda sangat besar bagi pelaku yang terbukti menimbulkan kebakaran.
“Total denda bagi pelaku sekitar Rp1,5 milyar itu pun tidak tidak bisa menutupi kerugian kebakaran 50 hektar taman nasional yang di Bromo. Satu kali sortie pemadaman dengan water bombing butuh biaya Rp 200 juta, sehari bisa tiga kali sortie. Pemadaman butuh berhari-hari, belum lagi mengembalikan fungsi kawasan yang rusak akibat terbakar, Biaya sangat mahal,” pungkas Sandi.
Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Tak hanya kawasan wisata Taman Nasional, jalur pendakian berbagai gunung di Indonesia ditutup sementara akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di berbagai daerah.
Dua puluh enam gunung yang jalur pendakiannya ditutup sementara berada di Pulau Jawa dan dikelola Perum PERHUTANI.
Jawa Barat
1. Gunung Cikuray
2. Gunung Sagara
3. Gunung Maglayang
4. Gunung Tangkuban Perahu
5. Gunung Palasari
6. Gunung Sanggarah
7. Gunung Sunda
8. Gunung Puntang
Jawa Tengah
9. Gunung Slamet
10. Gunung Lawu
11. Gunung Prau
Jawa Timur
12. Gunung Lawu
13. Gunung Panderman
14. Gunung Penanggungan
15. Gunung Putuk Gragal
16. Gunung Putuk Sewur
17. Gunung Kelud
18. Gunung Kaki Arjuno
19. Gunung Kawi
20. Gunung Saing
21. Gunung Raung
22. Gunung Buthak
23. Gunung Klotok
24. Gunung Wilis
25. Gunung Putuk Lorokan
26. Gunung Putuk Kentongan.
Pemadaman dan Pengembalian Kawasan Terbakar Berbiaya Mahal
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan tim satgas darat dan udara terus bekerja keras mencegah kebakaran hutan dan lahan.
“Tim satgas darat bisa melalui jalur darat menjangkau lokasi kebakaran sedangkan tim udara memonitor dengan dukungan helikopter water bombing BNPB. Gempuran demi gempuran ‘bom air’ dan penyemprotan air dari darat mempercepat pemadaman kebakaran,” ujar Muhari.[ys/em]