Jakarta (ANTARA) – Perusahaan media stok Getty Images pada CES 2024 di Amerika Serikat mengumumkan layanan baru yang memanfaatkan model AI yang dilatih pada perpustakaan fotografi dan video stok iStock milik Getty untuk menghasilkan gambar dan karya seni baru yang dapat dilisensikan.
Disebut Generative AI by iStock, layanan yang didukung sebagian oleh teknologi dari Nvidia itu dirancang untuk melindungi produk, orang, tempat, atau elemen berhak cipta lainnya dari generasi ke generasi, demikian klaim Getty Images, seperti disiarkan laman TechCrunch, Rabu.
Tersedia dalam 75 bahasa, layanan Generative AI by iStock dapat memodifikasi gambar, serta menghasilkan gambar baru dan secara opsional diintegrasikan dengan aplikasi dan plug-in yang ada melalui API. Biayanya adalah 15 dolar AS (Rp233 ribu) per 100 gambar yang dihasilkan.
“Tujuan utama kami dengan AI Generatif dari iStock adalah memberikan pelanggan opsi yang mudah dan terjangkau untuk menggunakan AI dalam proses kreatif mereka, tanpa rasa takut bahwa sesuatu yang dilindungi hukum telah menyelinap ke dalam kumpulan data dan dapat mengganggu pekerjaan mereka,” kata Chief Product Officer iStock Grant Farhall.
Baca juga: Getty Images-Instagram luncurkan kontes dana bantuan fotografi
Peluncuran Generative AI by iStock yang merupakan alat GenAI kedua dari Getty Images, datang ketika perdebatan hak cipta terkait AI semakin memanas.
Model GenAI, yang “belajar” dari miliaran contoh karya seni, e-book, esai, dan lainnya untuk menghasilkan teks dan gambar yang mirip manusia, cenderung menghasilkan kembali contoh-contoh tersebut ketika dipicu dengan cara tertentu.
Dalam sebuah tulisan yang diterbitkan minggu ini di IEEE Spectrum, kritikus AI terkemuka Gary Marcus dan Reid Southen, seorang seniman efek visual, menunjukkan bagaimana sistem AI, termasuk DALL-E 3 milik OpenAI, menghasilkan data bahkan ketika tidak secara khusus dipicu untuk melakukannya.
“(Tidak ada) alat atau database yang tersedia secara publik yang dapat dikonsultasikan oleh pengguna untuk menentukan kemungkinan pelanggaran, juga tidak ada instruksi kepada pengguna tentang bagaimana mereka mungkin melakukannya,” tulis mereka.
Beberapa perusahaan yang mengembangkan aplikasi GenAI berpendapat bahwa mereka dilindungi oleh doktrin penggunaan wajar, setidaknya di AS. Tetapi itu adalah masalah yang tidak mungkin diatasi dalam waktu dekat.
Dalam setahun terakhir atau lebih, seniman telah mengajukan gugatan terhadap Stability AI, Midjourney, dan DeviantArt, dengan argumen bahwa model yang dirilis oleh perusahaan-perusahaan itu melanggar hak cipta mereka dengan melatih pada karya seni para seniman dan menghasilkan output dengan gaya mereka.
Secara terpisah, Getty Images telah menggugat Stability AI karena diduga menyalin dan memproses jutaan gambar dan metadata terkait yang dimiliki oleh Getty di Inggris.
Beberapa vendor telah mulai menawarkan untuk membayar biaya hukum pelanggan yang terlibat dalam gugatan hak cipta yang muncul dari penggunaan alat-alat GenAI.
Generative AI by iStock juga memiliki kebijakan sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan sebagai cadangan terakhir. Setiap visual yang dilisensikan yang dihasilkan oleh pelanggan Generative AI by iStock dilengkapi dengan perlindungan hukum senilai 10.000 dolar AS (Rp155 juta), demikian kata Getty.
Baca juga: DJP tunjuk Shutterstock pungut pajak digital, total ada 81 perusahaan
Baca juga: Yandex luncurkan produk AI untuk bisnis dan kreatif YandexART
Baca juga: Aplikasi AI Microsoft “Copilot” kini tersedia di iOS
Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024