Petugas pemadam kebakaran yang memerangi kebakaran hutan terbesar di California tahun ini bersiap menghadapi badai petir dan kondisi yang panas dan berangin, yang berpotensi menyebabkan api meluas pada Minggu (31/7), di saat mereka berusaha melindungi masyarakat di tempat terpencil. Kebakaran McKinney membara tak terkendali di Hutan Nasional Klamath, California Utara. Juru bicara Dinas Kehutanan Amerika Serikat, Adrienne Freeman, mengatakan badai di sebelah selatan negara bagian Oregon akan menimbulkan kekhawatiran besar pada Minggu (31/7). “Lahan sangat kering dan bisa terbakar dari petir,” kata Freeman. “Sel-sel petir itu datang dengan angin kencang yang bisa menghembuskan api ke segala arah.” Kebakaran itu meluas hingga lebih dari 207 kilometer persegi, hanya dua hari setelah merebak di wilayah tak berpenduduk di Siskiyou County, menurut laporan mengenai insiden itu pada Minggu (31/7). Penyebabnya masih dalam penyelidikan. Di Montana barat laut, kebakaran yang merebak di padang rumput dekat kota Elmo, telah meluas hingga 44 kilometer per jam, setelah memasuki hutan. Petugas damkar bekerja di sepanjang tepi kobaran api pada Minggu (31/7). Dan pesawat diperkirakan akan terus dikerahkan untuk mengguyur air guna memperlamban penyebaran api, kata Sara Rouse, juru bicara tim antar instansi yang bertugas menangani kebakaran. Suhu tinggi dan angin kencang diramalkan akan terjadi, tambahnya. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim telah membuat AS bagian barat lebih hangat dan lebih kering dalam 30 tahun belakangan. Perubahan iklim juga akan terus menyebabkan cuaca lebih ekstrem dan kebakaran hutan yang lebih sering dan menghancurkan. [vm/ft]
Category: VOA Headline News
Apakah Taliban telah Kehilangan Supremasi Digitalnya
Juru bicara kepala Taliban, Zabihullah Mujahid, mempunyai lebih dari 630.000 pengikut di akun Twitter resminya. Tetapi satu-satunya alamat situs yang tersemat di bawah profilnya, kini bertaut pada halaman yang telah dihapus. Mujahid dan timnya pernah dijuluki master propaganda daring, ketika Taliban melawan pasukan Amerika Serikat di Afghanistan. Kini sebagai pemerintah de facto Afghanistan, penggunaan media digital di kalangan kelompok Taliban menghadapi sejumlah tantangah seperti penolakan layanan, kampanye permusuhan, dan penghapusan akun dari platform media sosial. Pekan lalu, Meta, perusahaan induk Facebook, menutup akun Facebook dan Instagram Radio Television Afghanistan (RTA) yang dikelola pemerintah dan Kantor Berita Bakhtar. Akun itu dibuat oleh pemerintah Afghanistan sebelumnya yang didukung AS dan diserahkan kepada Taliban, yang menggunakannya untuk menyebarkan berita tentang pemerintah mereka. “Taliban dikenai sanksi sebagai organisasi teroris di bawah hukum AS, dan mereka dilarang menggunakan layanan kami berdasarkan kebijakan kami tentang Organisasi Berbahaya,” kata juru bicara Meta kepada VOA. “Itu berarti kami menghapus akun yang dikelola oleh atau mengatasnamakan Taliban, serta melarang pujian, dukungan dan perwakilan dari kelompok tersebut.” Ketika mencari komentar tentang berita ini, tautan ke saluran radio YouTube Taliban dikirim ke Google sebagai referensi. Dalam waktu kurang dari 24 jam, saluran itu kini hilang. “Google bertekad mematuhi Undang-undang sanksi AS yang berlaku dan menegakkan kebijakan terkait berdasarkan persyaratan layanannya. Karena itu, jika kami mendapati ada akun milik Taliban, kami akan menghentikannya,” kata juru bicara Google kepada VOA. [ps/jm]
Twitter Sepakati Tanggal Sidang dalam Kasus Persilisihan dengan Elon Musk
Perusahaan media sosial Twitter menyepakati tanggal yang diajukan oleh Elon Musk untuk sidang atas kasus pembatalan kesepakatan pembelian Twitter bernilai $44 miliar. Musk mengajukan tanggal persidangan pada 17 Oktober mendatang. Perusahaan tersebut menegaskan bahwa pihaknya ingin persidangan dapat selesai dalam lima hari, demikian pernyataan Twitter dalam dokumen persidangan pada Rabu (27/7). Musk mengatakan dia perlu waktu untuk menyelesaikan penyelidikan menyeluruh tentang apa yang dia katakan sebagai pernyataan Twitter yang salah tentang akun palsu, yang menurutnya melanggar ketentuan kesepakatan mereka. Awalnya ia mengusulkan persidangan pada Februari, tetapi pada Selasa (26/7) ia mengusulkan persidangan maju pada 17 Oktober, setelah hakim memutuskan bahwa sidang harus dimulai dalam tiga bulan. Twitter menyebut masalah mengenai akun palsu itu sebagai usaha Musk untuk mengalihkan perhatian dan mendesak agar persidangan, yang bertujuan untuk mendorong Musk agar tetap memenuhi kesepakatan yang telah dibuat, dapat berjalan sesegera mungkin. Platform media sosial itu beralasan bahwa penundaan persidangan akan berdampak buruk pada bisnis mereka. Dalam dokumen pengadilan tercatat bahwa Musk tidak menawarkan jaminan bahwa persidangan akan selesai dalam lima hari, seperti yang diminta oleh hakim, Kathaleen McCormick dari Pengadilan Delaware. “Twitter mencari kepastian seperti itu, karena yakin bahwa tujuan Musk adalah tetap hendak menunda persidangan, dan dengan demikian (ia dapat) menghindari keputusan pengadilan atas kelalaiannya dalam memenuhi kewajiban kontraknya,” ujar Twitter dalam dokumen tersebut. Saham Twitter ditutup naik 1,3 persen pada $39,85 pada Rabu. Musk pada awalnya setuju untuk membeli perusahaan itu dengan harga $54,20 per lembar saham. [ps/rs]
Kebakaran Lahan di California Menyebar ke Yosemite, Ribuan Penduduk Dievakuasi
Pihak pemadam kebakaran mengerahkan pesawat udara tanker, buldoser, dan sejumlah petugas untuk melawan kobaran api yang membesar secara cepat di sebelah barat Taman Nasional Yosemite pada Minggu (7/24). Api secara tiba-tiba membesar dan menyebabkan kebakaran dan menjadikannya salah satu yang terbesar pada tahun ini dan memaksa ribuan orang untuk dievakuasi. Dipicu oleh panas yang ekstrem dan tanaman kering, kebakaran yang dijuluki Oak Fire ini mulai terjadi sejak Jumat (22/7) dan mendekat sampai sekitar 0,8 kilometer dari Mariposa Pines, kota berpenduduk 1.400 jiwa. Kebakaran tersebut kini hanya berjarak 16 kilometer dari Yosemite, yang terkenal dengan pohon sequioa raksasa dan tua di dalamnya. Pada Minggu pagi, api sudah melalap sekitar 5.789 hektar lahan, lebih dari setengah luas kota Paris, dan sama sekali belum dapat dipadamkan, demikian keterangan yang disampaikan Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran Hutan California. Lebih dari 3.000 orang telah diperintahkan untuk mengungsi, dan 2.000 orang lainnya kini tinggal di wilayah yang rawan dari kebakaran tersebut dan sewaktu-waktu mereka dapat diperintahkan untuk mengungsi, ujar juru bicara departemen tersebut. [jm/ps]
Biden Umumkan Sejumlah Langkah Sederhana untuk Perangi Perubahan Iklim
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada Rabu (20/7), mengumumkan sejumlah langkah baru yang sederhana untuk memerangi perubahan iklim dan menjanjikan langkah-langkah lain yang lebih kuat. Ia mengatakan, “ini adalah keadaan darurat dan saya akan memandangnya demikian.” Meski demikian, Biden tidak mengumumkan status darurat iklim resmi, seperti yang diharapkan Partai Demokrat dan kelompok-kelompok peduli lingkungan, setelah seorang senator Demokrat dengan suara yang menentukan justru menggugurkan harapan untuk menggolkan sebuah rancangan undang-undang guna menanggulangi perubahan iklim secara menyeluruh. Biden sendiri mengisyaratkan bahwa pengumuman itu bisa terjadi. “Jelasnya,” kata Biden, “perubahan iklim adalah keadaan darurat, dan dalam beberapa minggu ke depan saya akan menggunakan kekuasaan saya sebagai presiden untuk mengubah kata-kata ini menjadi langkah resmi pemerintah, melalui pernyataan, perintah eksekutif dan kekuasaan pengaturan yang sesuai, yang dimiliki seorang presiden.” Biden menyampaikan janjinya di lokasi bekas pembangkit listrik tenaga batu bara di negara bagian Massachusetts. Bekas pembangkit listrik Brayton Point di kota Somerset itu beralih menjadi pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai, di mana Biden memilihnya sebagai perwujudan simbolik transisi ke energi bersih yang ia upayakan namun sulit diwujudkan dalam 18 bulan pertama masa pemerintahannya. Langkah eksekutif yang diumumkan itu akan meningkatkan industri pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai di Teluk Meksiko dan sisi tenggara Amerika Serikat. Langkah itu juga akan memperluas upaya untuk membantu masyarakat menghadapi kenaikan suhu melalui berbagai program yang dikelola Badan Manajemen Kedaruratan Federal, Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS, serta lembaga lainnya. Kunjungan Biden ke lokasi itu dilakukan ketika suhu sangat panas yang bersejarah ‘memanggang’ Eropa dan AS. Suhu udara mencapai 46 derajat Celcius di Portugal selagi kebakaran hutan melanda Spanyol dan Prancis. Sementara Inggris, pada Selasa (29/7), mencatatkan rekor suhu tertinggi yang pernah terekam. Setidaknya 60 juta warga Amerika dapat menjalani hari dengan temperatur tinggi selama beberapa hari ke depan ketika kota-kota di seluruh Amerika menghadapi gelombang panas yang lebih parah dan lama, yang disebut para ilmuwan disebabkan oleh pemanasan global. [rd/em]
Industrialisasi Picu Kenaikan Permukaan Laut Tercepat dalam 4.000 Tahun
Perubahan iklim menyebabkan permukaan laut naik lebih cepat dari sebelumnya dalam 4.000 tahun terakhir, demikian menurut penelitian baru yang dilakukan di gua-gua laut di Mallorca, Spanyol. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances itu menemukan bahwa tinggi permukaan laut sebelum era industrialisasi mungkin tetap stabil sejak 2.840 tahun sebelumnya. Sebelum itu, terdapat periode selama 420 tahun di mana permukaan air laut naik 0,54 milimeter per tahun. Patut dicatat, tingkat kenaikan permukaan laut di era modern jauh lebih cepat. Sepanjang tahun 1993 sampai 2018, permukaan laut naik 3,5 milimeter per tahun. “Temuan ini benar-benar hanya mengonfirmasi betapa luar biasa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia saat ini dan betapa cepatnya kenaikan permukaan laut,” kata ahli kelautan Rutgers University, Jennifer Walker, yang tidak terlibat dalam penelitian itu. Mengetahui betapa bervariasinya tinggi permukaan laut, sebelum terjadinya perubahan iklim, penting untuk dapat memahami bagaimana kenaikan permukaan laut saat ini berlawanan dengan pasang surut alami. Industrialisasi dan emisi gas rumah kaca yang menyertainya dimulai bersamaan ketika orang-orang mulai mencatat tinggi permukaan laut, yaitu sekitar 100-150 tahun lalu. Tapi beberapa tempat tertentu menyimpan ‘catatan’ alami permukaan laut yang dapat menjangkau ribuan tahun lalu. “Selama beberapa puluh tahun terakhir, khususnya, ada lebih banyak rekonstruksi perubahaan tinggi permukaan laut relatif [di masa lalu]. Dan itu semua sangat berguna untuk memahami jenis konteks latar belakang akan apa yang kita saksikan sekarang,” kata Walker. Dalam penelitian terbaru, ahli geologi Bogdan Onac dari University of South Florida dan rekan-rekannya menggunakan rekam jejak alami permukaan laut yang terawetkan di dalam gua-gua laut di Mallorca, Spanyol. Gua-gua itu dipenuhi stalaktit – batuan lancip yang terbuat dari tumpukan mineral yang menggantung dari langit-langit gua – yang tercelup dalam air laut. Ketika menguap, air laut yang menempel pada stalaktit itu menyisakan kerak mineral tipis persis pada ketinggian permukaan laut. Karena pasang surut mengubah tinggi permukaan laut menjadi naik-turun, kerak mineral itupun lama-kelamaan menumpuk menjadi batuan mineral dalam bentuk bola football yang melingkupi stalaktit. Tumpukan kerak mineral yang paling tipis menandakan titik pasang dan surut air laut pada masanya, sementara kerak paling tebal menunjukkan tinggi permukaan laut rata-rata. Data menunjukkan, tinggi permukaan laut tampak stabil dengan margin delapan sentimeter di Mallorca selama 3.000 tahun sebelum dimulainya revolusi industri. Sebelum itu, permukaan laut sempat meningkat selama 400 tahun dalam kecepatan yang setidaknya enam kali lebih lambat dibanding saat ini. Temuan yang sama dengan menggunakan rekam jejak alami juga ditemukan dalam penelitian sebelumnya, meski catatan tinggi permukaan laut yang melampaui 2.500 tahun lalu tidak terlalu pasti. Onac berharap para pengambil kebijakan dapat memanfaatkan temuannya. [rd/em]
Sidang Sengketa Twitter dan Elon Musk Digelar Bulan Oktober
Elon Musk menelan kekalahan dalam upayanya menunda gugatan Twitter terhadapnya, setelah hakim di Delaware pada Selasa (19/7) menetapkan jadwal persidangan pada bulan Oktober, dengan alasan “ketidakpastian situasi” terkait perusahaan media sosial itu, setelah sang miliuner mundur dari perjanjian pembelian platform tersebut. Twitter ingin Musk menepati janjinya April lalu untuk membeli raksasa media sosial itu dengan harga $44 miliar (sekitar Rp658,2 triliun). Orang terkaya di dunia, yang berjanji membeli saham Twitter dengan harga $54,2 per lembar, memilih mundur dari perjanjian itu. Twitter telah meminta agar persidangan dipercepat ke bulan September, sementara tim Musk menginginkan penundaan hingga awal tahun depan dengan alasan kerumitan kasus tersebut. Twitter berusaha memaksa miliuner itu menepati janjinya sesegera mungkin, karena sengketa yang tengah bergulir itu telah merugikan platformnya. Musk mengklaim bahwa Twitter gagal memberikan informasi yang memadai tentang jumlah akun palsu, atau “bot spam”, di Twitter. Musk juga mengklaim Twitter telah melanggar kewajiban berdasarkan kesepakatan, karena memecat sejumlah manajer utama dan mem-PHK banyak karyawan. [rd/em]
Gelombang Panas Berkepanjangan, Penggunaan Listrik di Texas Tembus Level Tertinggi dalam Sejarah
Penggunaan listrik di Texas dan di beberapa negara bagian lain di Amerika Serikat kemungkinan akan menembus rekor tertinggi sepanjang masa dalam beberapa hari mendatang saat rumah dan bisnis menghidupkan pendingin ruangan mereka akibat gelombang panas berkepanjangan yang melanda AS, demikian perkiraan operator jaringan listrik regional di negara bagian itu pada Selasa (19/7). Operator jaringan listrik itu sudah bersiap mengambil langkah awal untuk memastikan agar mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan. The Electric Reliability Council of Texas (ERCOT), yang mengoperasikan jaringan untuk lebih dari 26 juta pelanggan yang mewakili sekitar 90 persen beban listrik di negara bagian itu, pada Senin (18/7), mendapat izin dari regulator lingkungan negara bagian untuk memungkinkan pembangkit-pembangkit listriknya melebihi batas polusi udara yang diizinkan. ERCOT minggu lalu memenuhi sebagian permintaan itu dengan menyerukan para pelanggan untuk menghemat energi dengan mengurangi pengguaan listrik. Southwest Power Pool (SPP), yang mengoperasikan jaringan listrik bagi hampir 18 juta orang di 17 negara bagian – dari North Dakota hingga Texas – belum mengambil langkah sebesar ERCOT untuk mengontrol penggunaan. Sebagaimana ERCOT, SPP telah meminta para pelanggannya untuk menangguhkan perawatan pada sebagian peralatan penting, seperti listrik dan pembangkit listrik, langkah yang biasanya dilakukan operator jaringan untuk memastikan ketersediaan sumber daya saat lonjakan permintaan. Cuaca ekstrem mengingatkan kondisi sangat dingin pada Februari 2021 yang membuat jutaan warga Texas hidup tanpa listrik, air dan penghangat ruangan selama berhari-hari – di tengah badai – sementara ERCOT berjuang mencegah ambruknya jaringan mereka setelah sejumlah besar pembangkit listrik berhenti beroperasi. AccuWeather memperkirakan suhu di Houston, kota terbesar di Texas, akan naik dari 37,2 derajat Celsius pada Selasa (19/7) menjadi 37,7 derajat Celsius pada Rabu (20/7) dan Kamis (21/7). Keniakan tersebut jauh lebih tinggi dibanding suhu rata-rata 34 derajat Celsius yang tercatat pada sepanjang tahun ini. ERCOT mengatakan penggunaan daya hingga 79.039 megawatt (MW) pada Senin telah melampaui penggunaan tertinggi sepanjang masa sebelumnya, yaitu 78.419 MW pada 12 Juli lalu. Penggunaan daya diperkirakan akan mencapai 80.318 MW pada Selasa dan 81.480 MW pada Rabu. [em/jm]
Senator AS dari Partai Demokrat Desak Biden untuk Umumkan Status Darurat Iklim
Dua senator Amerika Serikat dari Partai Demokrat mendesak Presiden AS Joe Biden pada Senin (18/7) untuk mengumumkan status darurat iklim dan menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk meningkatkan produksi berbagai produk dan sistem energi terbarukan, termasuk panel surya. Senator Sheldon Whitehouse dan Jeff Merkley, yang berbicara beberapa hari setelah gagal mengesahkan undang-undang perubahan iklim di lantai Senat, juga meminta Biden untuk menggunakan mimbar Gedung Putih untuk menarik perhatian semua pihak terhadap krisis terkait iklim di AS. “Ini saatnya bagi pemerintahan Biden untuk beralih ke strategi iklim yang sangat agresif,” kata Merkley. Pekan lalu Biden mengatakan dirinya akan mengambil langkah-langkah yang tidak ia rinci untuk mengurangi emisi iklim, setelah Senator Demokrat Joe Manchin menarik dukungannya untuk undang-undang perubahan iklim, yang sempat diharapkan Demokrat bisa digolkan sebelum anggota Kongres meninggalkan Washington untuk reses selama Agustus. Di lantai Senat dengan suara yang terbagi rata, dukungan Manchin menjadi sangat penting untuk meloloskan legislasi yang tidak didukung senator dari Partai Republik. Manchin dan Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer telah mendiskusikan kredit pajak senilai $300 miliar bagi berbagai industri, termasuk tenaga surya dan angin, penangkapan karbon dari pembangkit listrik, serta tenaga nuklir, yang menghasilkan listrik hampir bebas emisi. Whitehouse mengatakan, dirinya sudah berbicara kepada Gedung Putih tentang perlunya mengambil tindakan eksekutif yang agresif, namun tidak memberi rincian apapun. “Saya sudah berbicara kepada Gedung Putih tentang mengambil langkah awal dan bersikap agresif serta melakukan semua yang ada dalam kekuasaan eksekutif yang belum dilakukan sejauh ini,” ungkapnya. Whitehouse mengatakan, perbincangan itu mengangkat kembali seruan publiknya untuk sejumlah inisiatif, dari peraturan karbon yang lebih ketat bagi kendaraan dan pembangkit listrik, hingga tarif perbatasan karbon dan potensi litigasi federal terhadap industri bahan bakar fosil. Namun demikian, belum jelas sejauh mana Gedung Putih bisa mengambil tindakan setelah Mahkamah Agung AS bulan lalu secara efektif membatasi wewenang Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) untuk mengeluarkan peraturan mengenai emisi yang melibatkan masalah-masalah “ekonomi dan politik” yang penting. [rd/rs]
Iran Tangkap Peserta Aksi Protes Danau Kering
Polisi Iran telah menangkap beberapa orang karena dianggap mengusik keamanan, setelah mereka memprotes keringnya sebuah danau yang dulu pernah dianggap sebagai danau yang terbesar di Timur Tengah, kata media resmi pada Minggu (17/7). Danau Urmia yang terletak di pegunungan barat laut Iran, mulai menyusut pada 1995 akibat perpaduan antara kekeringan panjang dan pengambilan air untuk pertanian dan bendungan, menurut Program Lingkungan PBB. Urmia, salah satu danau air asin yang terbesar di dunia, terletak di antara Kota Tabriz dan Urmia. Lebih dari enam juta orang yang tinggal di sekitar area danau bergantung pada pertanian sebagai sumber mata pencariannya. Pada Minggu (17/7), Rahim Jahanbakhsh, kepala polisi provinsi Azerbaijan Barat Iran, melaporkan penangkapan itu. Ia menggambarkan para tersangkanya sebagai “penjahat yang agresif, yang tak punya tujuan lain selain untuk menghancurkan properti umum dan mengganggu keamanan penduduk setempat,” menurut kantor berita IRNA. Pada Sabtu (16/7), kantor berita Fars melaporkan bahwa “puluhan orang di kota Naghadezh dan Urmia memprotes minimnya perhatian pihak berwenang terhadap kondisi Danau Urmia yag mengering.” [vm/pp]