Sekelompok pembuat konten TikTok turun ke gedung Kongres Amerika Serikat pada Rabu (22/3) untuk memprotes seruan pelarangan aplikasi berbagi video milik perusahaan asal China tersebut, di tengah kekhawatiran aplikasi itu mengandung ancaman keamanan nasional. Para pembuat kebijakan dan pejabat pemerintahan mengeluhkan perusahaan induk TikTok, ByteDance, dapat menyerahkan data pribadi pengguna kepada pemerintah Tiongkok dan menyerukan agar aplikasi tersebut dihapus dari toko-toko aplikasi, kecuali jika dijual ke perusahaan AS. Para pendukung TikTok mengatakan bahwa platform itu tidak lebih rentan terhadap peretasan data daripada aplikasi lain yang sama-sama melakukan pengumpulan informasi pribadi dan bahwa para pembuat kebijakan seharusnya berusaha memperketat undang-undang data pribadi ketimbang merusak kesenangan mereka. Sekelompok remaja, guru dan pemilik bisnis berunjuk rasa di Kongres untuk mendiskusikan penentangan mereka terhadap kemungkinan pelarangan TikTok, serta menyerukan manfaat TikTok dalam hidup dan penghasilan mereka. Beberapa di antara mereka mengatakan, mereka diterbangkan ke Washington oleh perusahaan teknologi itu, demikian laporan media AS. “Saya membangun bisnis saya di TikTok, sehingga hal ini menjadi masalah bagi saya dan usaha saya,” kata akun @countrylather2020, produsen sabun yang kini memiliki 70.000 pengikut di akun TikToknya, dalam video yang diunggahnya ketika ia tiba di Washington. “Memangnya tidak ada platform lain? Tentu ada, dan saya juga punya akun di sana. Tapi tidak ada yang memiliki daya jangkau seluas TikTok.” Aplikasi yang baru-baru ini mengungkap bahwa memiliki 150 juta pengguna di AS itu sudah dilarang dipasang pada perangkat elektronik milik pemerintah federal maupun beberapa negara bagian. TikTok juga diblokir oleh beberapa universitas negeri, namun kongres dan Presiden Joe Biden tengah mempertimbangkan pelarangan sepenuhnya. CEO perusahaan itu, Shou Zi Chew, akan bersaksi di hadapan Kongres AS pada Kamis (23/3) di mana ia diperkirakan akan mengatakan kepada Komite Energi dan Perdagangan DPR AS bahwa: “ByteDance bukanlah agen China atau negara lain.” [rd/rs]
Category: VOA Headline News
BBC Desak Staf untuk Tinggalkan TikTok Karena Kekhawatiran Masalah Data
BBC, pada Senin (20/3), mengatakan pihaknya telah meminta staf untuk menghapus aplikasi video milik China, TikTok, kecuali diperlukan untuk kepentingan bisnis. Keputusan itu diambil di tengah meningkatnya sikap keras institusi-institusi Barat terhadap kekhawatiran masalah pengumpulan data. Raksasa penyiaran Inggris itu melaporkan bahwa pihaknya mengirimi para staf sebuah pesan pada hari Minggu (19/3), yang berisi: “Kami tidak merekomendasikan pemasangan TikTok pada perangkat perusahaan BBC kecuali ada alasan bisnis yang dibenarkan. “Jika Anda tidak memerlukan TikTok untuk alasan bisnis, TikTok harus dihapus,” tambahnya. Pihak berwenang di negara-negara Barat telah mengambil sikap yang semakin tegas terhadap aplikasi milik perusahaan ByteDance itu, karena takut data pengguna dapat digunakan atau disalahgunakan oleh otoritas China. Inggris pada hari Kamis (16/3) mengumumkan larangan keamanan terhadap TikTok pada perangkat milik pemerintah, sejalan dengan langkah yang diambil Uni Eropa dan Amerika Serikat. BBC mengatakan kepada AFP pada hari Senin (20/3) bahwa pihaknya “menganggap serius keselamatan dan keamanan sistem, data dan pegawai kami.” BBC menambahkan bahwa meskipun penggunaan TikTok pada perangkat perusahaan masih diizinkan untuk tujuan editorial dan pemasaran, “kami akan terus memantau dan menilai situasinya.” Lembaga penyiaran itu telah meluncurkan sejumlah akun di TikTok untuk meraih audiens baru, di mana akun resminya sendiri telah diikuti 4,4 juta pengikut. ByteDance telah sejak lama bersikeras bahwa perusahaannya tidak menyimpan data di China atau membagikannya kepada Beijing. [rd/rs]
Produksi Energi Terbarukan di Seluruh Dunia Meningkat Signifikan pada 2022
Produksi energi terbarukan mengalami peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2022 hingga hampir 10 persen di seluruh dunia, ungkap Badan Energi Terbarukan Internasional pada Selasa (21/3). Meski demikian, lembaga itu memperingatkan bahwa angka itu belum cukup untuk membatasi perubahan iklim. Tahun lalu, 83 persen kapasitas pembangkit listrik baru berasal dari sumber terbarukan, kata badan IRENA saat mengumumkan peningkatan kapasitas energi terbarukan sebesar 9,6 persen secara global. Tenaga surya, terutama fotovoltaik, dan angin masih menyumbang 90 persen dari konstruksi baru tersebut. Meski lembaga itu mencatat perlambatan sektor angin jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, kapasitas produksi tenaga angin masih tetap meningkat sebesar 9 persen, sementara tenaga surya naik sebesar 22 persen. Pembangkit listrik tenaga air masih menjadi sumber terbesar sektor itu, terhitung mencapai 37 persen dari total kapasitas dan menghasilkan 1.256 gigawatt, menurut laporan Renewable Capacity Statistics 2023. Total kapasitas produksi listrik, termasuk dari seluruh sumber energi terbarukan, mencapai 3.372 GW pada akhir tahun 2022. “Berlanjutnya pertumbuhan yang mencapai rekor ini menunjukkan ketahanan energi terbarukan,” kata direktur jenderal IRENA, Francesco La Camera. “Namun penambahan kapasitas energi terbarukkan tahunan harus tumbuh tiga kali lipat dari tingkat saat ini pada 2030 nanti, jika kita ingin tetap berada pada jalur untuk dapat membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius,” ungkapnya. “Karena permintaan energi diperkirakan akan meningkat di banyak wilayah di dunia, transisi energi membutuhkan langkah perubahan yang memberikan perubahan strategis di luar dekarbonisasi sisi pasokan,” katanya. Asia menjadi wilayah geografis yang mengalami pertumbuhan fasilitas energi terbarukan terbesar tahun lalu. China menjadi kontributor utama, dengan kapasitas energi terbarukan baru sebesar 141 GW, hampir separuh dari total kapasitas baru sebesar 295 GW secara global. Eropa dan Amerika Utara masing-masing naik 57,3 GW dan 29,1 GW. Di Afrika, peningkatan itu mencapai 2,7 GW. Sementara Timur Tengah mengalami peningkatan produksi listrik baru sebesar 3,2 GW, dengan peningkatan yang memecahkan rekor di kawasan, yaitu sebesar 12,8 persen. [rd/jm]
TikTok Perbarui Aturan Platform Demi Raih Dukungan AS
TikTok mengambil tindakan pada Selasa (21/3) untuk menanggapi tekanan Barat yang meningkat terkait kekhawatiran masalah keamanan siber dan disinformasi. TikTok menerbitkan pembaruan aturan dan standar konten, ketika sang CEO memperingatkan kemungkinan larangan AS terhadap aplikasi berbagi video asal China tersebut. CEO Shou Zi Chew dijadwalkan hadir di hadapan Kongres AS dalam sidang pada Kamis (23/3). Kongres akan mencecarnya soal praktik keamanan data pribadi perusahaan itu dan hubungannya dengan pemerintah China. Chew mengatakan dalam sebuah video TikTok bahwa sidang dengar pendapat itu “dilakukan pada saat yang sangat penting” bagi perusahaan tersebut, setelah Kongres mengumumkan sejumlah langkah yang akan memperluas kewenangan pemerintahan Biden untuk memberlakukan larangan terhadap aplikasi yang digunakan oleh lebih dari 150 juta pengguna di AS, kata sang CEO. “Beberapa politisi sudah mulai membicarakan pelarangan TikTok. Hal ini dapat merebut TikTok dari seluruh 150 juta pengguna seperti Anda,” kata Chew, yang berpakaian santai dengan celana jin dan hoodie biru, dengan latar belakang kubah gedung Kongres AS di Washington. “Saya akan bersaksi di depan Kongres minggu ini untuk membagikan semua yang kami lakukan untuk melindungi warga Amerika Serikat yang menggunakan aplikasi ini,” ungkapnya. Aplikasi TikTok mendapat kecaman di AS, Eropa dan Asia-Pasifik, di mana semakin banyak pemerintah yang telah melarang penggunaan TikTok dari perangkat yang digunakan untuk kepentingan dinas karena khawatir akan risiko keamanan siber dan data pribadi atau khawatir digunakan untuk mendorong narasi pro-Beijing dan menyebarkan disinformasi. Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa hal itu telah terjadi atau bahwa TikTok telah menyerahkan data pengguna kepada pemerintah China, seperti yang ditakutkan sejumlah kritikus. Norwegia dan Belanda pada Selasa (21/3) memperingatkan bahwa aplikasi seperti TikTok tidak boleh dipasang di telepon-telepon genggam yang dipegang oleh para pegawai negeri, dengan mengutip badan keamanan atau intelijen. Terdapat “risiko besar” dari pemasangan TikTok atau Telegram pada perangkat yang memiliki akses terhadap “infrastruktur atau layanan digital dalam negeri,” kata Kementerian Kehakiman Norwegia tanpa memberi penjelasan lebih lanjut. TikTok juga mengeluarkan pembaruan aturan dan standar bagi konten dan pengguna dalam seperangkat pedoman komunitas yang ditata ulang, yang mencakup delapan prinsip untuk memandu keputusan moderasi konten. “Prinsip-prinsip ini didasarkan pada komitmen kami untuk menegakkan hak asasi manusia dan selaras dengan kerangka hukum internasional,” kata Julie de Bailliencourt, kepala kebijakan produk global TikTok. Ia mengatakan, TikTok berusaha untuk bersikap adil, melindungi martabat manusia dan menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan mencegah bahaya. Pedoman yang akan mulai berlaku pada 21 April mendatang itu dikemas ulang dari aturan TikTok yang sudah ada dengan rincian dan penjelasan tambahan. Salah satu perubahan signifikan yang dibuat adalah rincian tambahan soal pembatasannya pada fitur deepfake, atau yang dikenal dengan istilah media sintetis, yang diciptakan oleh teknologi kecerdasan buatan (AI). TikTok secara lebih gamblang mengatakan dalam kebijakannya bahwa semua deepfake atau konten yang dimanipulasi, yang menunjukkan adegan realistis, harus dilabeli untuk menunjukkan bahwa itu semua palsu atau diubah dalam sejumlah cara. TikTok sebelumnya telah melarang deepfake yang menyesatkan pemirsa tentang peristiwa dunia nyata dan menyebabkan kerugian. Pedomannya yang diperbarui mengatakan bahwa deepfake sosok-sosok pribadi dan orang muda juga tidak diperbolehkan. Deepfake tokoh publik diperbolehkan untuk konteks tertentu, misalnya untuk konten artistik atau pendidikan, namun bukan untuk kepentingan dukungan politik atau komersial. [rd/jm]
Astronom Beri Peringatan Bahaya Polusi Cahaya dari Satelit Buatan
Para astronom pada hari Senin (20/3) memperingatkan, polusi cahaya yang diciptakan oleh melonjaknya jumlah satelit yang mengorbit Bumi menimbulkan “ancaman global yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap alam.” Jumlah satelit yang ada di orbit rendah Bumi meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 2019, ketika perusahaan antariksa AS SpaceX meluncurkan proyek “mega-konstelasi” pertamanya, yang terdiri dari ribuan satelit. Ribuan satelit internet baru rencananya akan diluncurkan dalam waktu dekat, menambah padat orbit yang berjarak kurang dari 2.000 kilometer dari permukaan Bumi. Setiap satelit baru meningkatkan risiko bertabrakan dengan objek lain yang mengorbit Bumi, sehingga menghasilkan semakin banyak puing. Hal itu dapat menciptakan reaksi berantai, di mana tabrakan beruntun menciptakan fragmen puing yang semakin kecil, menambah awan “sampah antariksa” yang memantulkan cahaya kembali ke Bumi. Dalam serangkaian makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy, para astronom memperingatkan bahwa peningkatan polusi cahaya itu mengancam masa depan profesi mereka. Pada salah satu makalah, para peneliti mengatakan bahwa untuk pertama kalinya mereka telah memperhitungkan seberapa besar langit malam yang lebih terang akan memengaruhi kinerja sebuah observatorium besar secara finansial maupun ilmiah. Pemodelan menunjukkan bahwa untuk Observatorium Vera Rubin, teleskop raksasa yang saat ini sedang dibangun di Chili, bagian tergelap langit malam akan menjadi 7,5 persen lebih terang selama sepuluh tahun ke depan. Hal itu akan mengurangi jumlah bintang yang dapat dilihat oleh observatorium sekitar 7,5 persen, menurut salah satu penyusun penelitian itu, John Barentine, kepada AFP. Kekurangan itu baru bisa dipenuhi dengan tambahan masa survei observatorium selama hampir setahun, menambah biaya sebanyak $21,8 juta, kata Barentine dari Dark Sky Consulting, perusahaan yang bermarkas di Arizona, AS. Selain itu, harga lain yang harus dibayar akibat polusi cahaya yang tidak dapat dihitung adalah berbagai peristiwa langit yang tidak akan pernah bisa diamati oleh manusia. Peningkatan polusi cahaya pun dapat menjadi lebih buruk dari yang dibayangkan. Penelitian Nature lain yang menggunakan pemodelan yang lebih luas menyebut pengukuran polusi cahaya saat ini tidak menggambarkan fenomena sesungguhnya yang jauh lebih besar. Semakin terangnya langit malam tidak hanya berdampak pada pekerjaan astronom profesional dan observatorium besar, kata para peneliti memperingatkan. Aparna Venkatesan, astronom di University of San Francisco, mengatakan bahwa hal itu juga mengancam “hubungan kuno kita dengan langit malam.” “Luar angkasa adalah warisan dan nenek moyang kita bersama – menghubungkan kita melalui sains, cerita, seni, dongeng asal-usul dan tradisi budaya – dan kini hal itu terancam,” ungkapnya dalam komentar jurnal Nature. Sekelompok astronom dari Spanyol, Portugal dan Italia mengimbau para ilmuwan untuk “menghentikan serangan” terhadap malam alami ini. Para astronom menyerukan pembatasan mega-konstelasi satelit secara drastis, sambil mengatakan, “kita tidak boleh menolak kemungkinan untuk melarangnya.” Mereka mengatakan bahwa terlalu “naif untuk berharap bahwa industri antariksa yang meroket ini akan membatasi dirinya sendiri, jika tidak terpaksa,” mengingat kepentingan ekonomi yang dipertaruhkan. [rd/rs]
Amazon PHK Lagi 9.000 Karyawan
Amazon berencana memutus hubungan kerjanya dengan 9.000 karyawan lainnya dalam beberapa minggu ke depan, kata CEO Amazon Andy Jassy dalam sebuah memo kepada pegawai pada Senin (20/3). PHK itu akan menjadi pemutusan hubungan kerja terbesar kedua dalam sejarah perusahaan tersebut, yang sebelumnya telah mengumumkan akan memecat 18.000 karyawan pada Januari. Jumlah pegawai Amazon bertambah dua kali lipat selama pandemi, akan tetapi kenaikan jumlah pegawai juga sebenarnya terjadi di seantero sektor teknologi. Berbagai perusahaan teknologi telah mengumumkan akan melakukan PHK terhadap puluhan ribu tenaga kerjanya tahun ini. Dalam memo itu, Jassy mengatakan bahwa fase kedua proses perencanaan tahunan perusahaan pada bulan ini menyimpulkan akan dilakukannya PHK tambahan. Ia mengatakan, Amazon masih akan membuka lowongan kerja untuk beberapa posisi strategis. PHK itu akan melanda area-area yang menguntungkan bagi perusahaan, termasuk unit komputasi berbasis cloud AWS dan bisnis perikalanannya yang sedang berkembang. Twitch, platform gim yang dimiliki Amazon, juga akan mem-PHK sejumlah karyawannya, demikian juga organisasi PXT Amazon, yang menangani sumber daya manusia dan fungsi lainnya. Sebelumnya, PHK juga sempat melanda PXT, divisi pertokoan perusahaan itu, yang mencakup bisnis e-commerce dan toko fisik seperti Amazon Fresh dan Amazon Go, serta departemen lainnya, termasuk departemen yang mengembangkan asisten virtual Alexa. Awal bulan ini, Amazon mengatakan akan menghentikan sementara proses pembangunan markasnya di Virginia utara, meski fase pertama proyek itu akan dibuka Juni mendatang dengan 8.000 karyawan. Seperti perusahaan teknologi lain, termasuk perusahaan induk Facebook, Meta, dan perusahaan induk Google, Alphabet, Amazon menggenjot perekrutan karyawan baru selama pandemi untuk memenuhi permintaan konsumen Amerika yang semakin banyak melakukan kegiatan belanja dari rumah secara online untuk menghindari penyebaran virus corona. Jumlah karyawan Amazon, baik di gudang maupun perkantorannya, meningkat dua kali lipat hingga lebih dari 1,6 juta orang dalam dua tahun. Akan tetapi jumlah permintaan melambat seiring membaiknya situasi pandemi. Perusahaan itu pun mulai menghentikan sementara atau bahkan membatalkan rencana perluasan gudang tahun lalu. Di tengah semakin meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan resesi, Amazon dalam beberapa bulan terakhir telah menutup anak perusahaannya yang telah memperdagangkan kain selama hampir 30 tahun dan menutup layanan perawatan dari rumah bersifat hibrida-virtual Amazon Care untuk memangkas biaya. Jassy mengatakan, mengingat ketidakpastian ekonomi dan “ketidakpastian yang ada dalam waktu dekat,” perusahaan memutuskan untuk merampingkan diri. Ia mengatakan, tim-tim yang akan terdampak oleh gelombang PHK terbaru belum membuat keputusan akhir posisi mana saja yang akan dihapus. Perusahaan itu berencana untuk memfinalisasi keputusan-keputusan itu pada pertengahan hingga akhir April mendatang, dan akan memberi tahu mereka yang akan terkena PHK. [rd/rs]
Teleskop Webb Milik NASA Memotret Bintang di Ambang Kematiannya
Teleskop Luar Angkasa Webb milik NASA telah menangkap fase langka dan sekilas dari sebuah bintang di ambang kematiannya. NASA merilis gambar tersebut pada Selasa (14/3) dalam konferensi South by Southwest di Austin, Texas. Pengamatan itu termasuk yang pertama dilakukan oleh Webb setelah peluncurannya pada akhir 2021. Mata inframerahnya mengamati semua gas dan debu yang terlempar ke luar angkasa oleh bintang besar dan panas yang berjarak 15.000 tahun cahaya. Satu tahun cahaya sama dengan sekitar 5,8 triliun mil (9,28 triliun kilometer). Berkilauan dalam warna ungu seperti bunga sakura, materi buangan itu pernah membentuk lapisan terluar bintang. Teleskop Luar Angkasa Hubble memotret bintang dalam transisi yang sama beberapa dekade yang lalu, tetapi tampak lebih seperti bola api tanpa detail halus. Menurut para ilmuwan, transformasi seperti itu hanya terjadi pada beberapa bintang dan biasanya merupakan tahap terakhir sebelum meledak, menjadi supernova. “Kami belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya. Ini sangat menarik,” kata Macarena Garcia Marin, seorang ilmuwan Badan Antariksa Eropa yang menjadi bagian dari proyek tersebut. Bintang di konstelasi Sagitarius ini, yang secara resmi dikenal sebagai WR 124, berukuran 30 kali lebih besar dari matahari kita dan telah menumpahkan material yang cukup untuk 10 matahari, menurut NASA. [lt/jm]
Twitter Sempat Alami Gangguan Soal Tautan yang Tidak Bisa Diakses
Pengguna Twitter, pada Senin (6/3), melaporkan serangkaian masalah yang terjadi dengan situs media sosial itu, termasuk tautan yang tidak bisa diakses serta gambar-gambar yang tidak muncul. Akun layanan teknis perusahaan itu dalam sebuah cuitan mengatakan, “Beberapa bagian dari Twitter, saat ini mungkin tidak berfungsi seperti yang diharapkan. Kami membuat perubahan internal yang menyebabkan beberapa dampak yang tidak diinginkan. Kami sekarang sedang memperbaikinya dan akan memberitahukan jika sudah diperbaiki.” Miliarder pemilik Twitter, Elon Musk, pada Senin, mencuit: “Platform ini sangat rapuh (mengeluh). Akan segera diperbaiki.” Masalah tersebut tampaknya dapat teratasi sekitar satu jam setelah gangguan awal terdeteksi. “Semua sekarang seharusnya berfungsi seperti biasa,” cuit perusahaan itu sekitar pukul 1 siang waktu AS wilayah timur. Gangguan dimulai pada sekitar Senin tengah hari, dengan pengguna di seluruh dunia mengatakan mereka tidak bisa membaca tautan ke artikel dari situs web luar. Kelompok pengamat internet NetBlocks mengatakan masalah itu juga memengaruhi konten gambar dan video. Musk, pada Senin sore, menanggapi pengguna lain dengan cuitan, “Perubahan kecil API berdampak sangat besar. Tumpukan kode sangat rapuh tanpa alasan yang jelas. Pada akhirnya akan memerlukan penulisan ulang yang lengkap. Application Programming Interface atau API, mengacu pada perangkat lunak yang disediakan untuk pengembang luar dan menentukan bagaimana dua komponen perangkat lunak—dalam hal ini, milik Twitter dan milik platform luar—bisa berkomunikasi satu sama lain. Musk telah melakukan beberapa putaran PHK di Twitter, memecat separuh lebih staf perusahaan itu. Beberapa mantan karyawan telah menyampaikan kekhawatiran bahwa PHK massal bisa menyebabkan masalah teknis untuk platform tersebut. Musk mengambil alih Twitter pada Oktober 2022, setelah membeli perusahaan tersebut seharga $44 miliar (sekitar Rp660 triliun). [my/lt]
Negara-negara Capai Kesepakatan untuk Lindungi Kehidupan Laut
Untuk pertama kalinya, para anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyepakati perjanjian terpadu untuk melindungi keanekaragaman hayati di laut lepas. Perjanjian tersebut mencerminkan titik balik bagi bentangan luas laut di planet ini di mana upaya pelestarian sebelumnya terhambat oleh tambal sulam hukum yang membingungkan. Konvensi PBB tentang Hukum Laut mulai berlaku pada tahun 1994, sebelum keanekaragaman hayati laut dikenal menjadi konsep yang mapan. Kesepakatan mengenai perjanjian itu telah mengakhiri pembicaraan di New York yang berlangsung selama dua minggu. Kerangka kerja yang diperbarui untuk melindungi kehidupan laut di wilayah-wilayah yang berada diluar perbatasan perairan nasional, yang dikenal sebagai laut lepas, telah dibahas selama lebih dari 20 tahun. Upaya sebelumnya untuk mencapai kesepakatan berulang kali macet. Perjanjian bersama, yang berlaku untuk hampir separuh permukaan planet ini, akhirnya berhasil dicapai pada Sabtu (4/3) malam. “Kita sebenarnya hanya memiliki dua persamaan global yang penting yaitu atmosfer dan lautan,” kata ahli biologi kelautan Georgetown Rebecca Helm. Meskipun lautan mungkin kurang menarik perhatian, “melindungi separuh permukaan bumi ini sangat penting bagi kesehatan planet kita.” Nichola Clark, pakar kelautan di Pew Charitable Trusts yang mengamati pembicaraan yang berlangsung di New York tersebut, menyebut teks perjanjian yang telah lama ditunggu-tunggu itu sebagai “kesempatan sekali dalam satu generasi untuk melindungi lautan — kemenangan besar bagi keanekaragaman hayati.” Perjanjian itu akan membentuk badan baru untuk mengelola konservasi kehidupan laut dan membentuk kawasan lindung laut di laut lepas. Dan Clark mengatakan hal itu penting untuk memenuhi janji Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB baru-baru ini untuk melindungi 30 persen wilayah perairan planet ini, serta wilayah daratannya, demi tujuan pelestarian. [my/jm]
Presiden Prancis Janjikan $53 Juta untuk Skema Baru Perlindungan Hutan
Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Kamis (2/3), menjanjikan dana sebesar $52,9 juta untuk skema baru global guna memberi penghargaan kepada negara-negara karena melindungi hutan dan keanekaragaman hayati mereka. Ia menyerukan tindakan yang lebih nyata pada komitmen iklim global. Janji itu diumumkan pada akhir pertemuan One Forest Summit di Gabon yang berlangsung selama dua hari. Pertemuan tersebut bertujuan mengkaji kemajuan yang dibuat sejak konferensi iklim COP27 tahun lalu dan memperbarui target untuk pelestarian dan pengelolaan hutan-hutan dunia secara berkelanjutan. “Kami memahami perlunya memiliki uang tunai yang tersedia dan tindakan nyata,” ujar Macron dalam pidato pada hari pertama tur empat negara di Afrika. Dana Prancis itu adalah bagian dari komitmen bersama $106 juta untuk memulai mekanisme guna memberi penghargaan kepada negara-negara yang terbukti secara ilmiah melindungi atau memulihkan hutan mereka. Menurut Macron, skema akan didukung penelitian untuk meningkatkan pemahaman akan nilai hutan dengan memetakan cadangan karbon, keanekaragaman hayati, dan tingkat penyerapan karbon di Amazon, Afrika, dan Asia. [ka/rs]