Material genetik yang dikumpulkan di sebuah pasar di China dekat lokasi munculnya kasus pertama COVID-19 pada manusia menunjukkan DNA anjing rakun yang berbaur dengan coronavirus. Menurut para pakar internasional, temuan itu menguatkan bukti bahwa COVID-19 berasal dari hewan, bukan dari laboratorium. “Data tersebut tidak memberikan jawaban pasti tentang bagaimana pandemic bermula, tapi setiap bagian data itu penting untuk membawa kita lebih dekat ke jawaban yang dicari,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Jumat (17/3), seperti dilansir oleh Associated Press. Masih belum jelas bagaimana virus corona bisa muncul. Banyak ilmuwan yang percaya virus itu kemungkinan menular dari hewan ke manusia di pasar hewan-hewan liar di Wuhan, China. Jalur penularan itu juga terjadi pada virus-virus sebelumnya di masa lalu. Penemuan-penemuan baru itu belum memberi jawaban dan belum ditelaah oleh para pakar lain atau diterbitkan dalam jurnal yang sudah ditelaah sejawat (peer-reviewed). Tedros mengkritik China karena tidak membagikan informasi genetic itu lebih awal. “Data ini bisa saja dan seharusnya dibagikan tiga tahun yang lalu,” kata Tedros kepada para wartawan dalam konferensi. Data Sekuens Genetika Dihapus Para peneliti mengumpulkan sampel-sampel dari permukaan di pasar makanan laut Huanan di Wuhan pada awal 2020. Kasus COVID-19 pertama pada manusia ditemukan di pasar itu pada akhir 2019. Tedros mengatakan para ilmuwan baru-baru ini mengunggah sekuens genetika COVID-19 ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (Chinese Center for Disease Control and Prevention/China CDC), basis data umum virus terbesar di dunia. Data-data itu kemudian dihapus. Namun, seorang ahli biologi Prancis tak sengaja menemukan data itu dan membagikannya ke kelompok ilmuwan di luar China, yang meneliti asal-usul virus corona. Data menunjukkan bahwa beberapa sampel positif COVID yang dikumpulkan dari sebuah kios yang memperdagangkan hewan-hewan liar, juga mengandung gen anjing rakun. Menurut para ilmuwan, temuan itu mengindikasikan hewan-hewan mungkin sudah terinfeksi virus corona. “Ada kemungkinan bahwa hewan-hewan yang menyimpan DNA tersebut, juga menyimpan virus itu,” kata Stephen Goldstein, pakar virus dari Universitas Utah yang ikut menganalisa data. Jenis anjing rakun mendapat julukan itu karena wajahnya yang mirip rakun. Anjing rakun biasanya diternakan untuk diambil bulunya dan dijual dagingnya di pasar-pasar di seluruh China. Data belum pasti tapi penting Ray Yip, pakar epidemiologi, mengatakan penemuan-penemuan tersebut tetap penting, meski belum pasti. Yip adalah adalah satu pendiri kantor Pusat Pengendalian Penyakit AS di China. “Data sampel lingkungan pasar yang dirilis oleh China CDC sejauh ini adalah bukti paling kuat untuk mendukung (teori) virus berasal dari hewan,” kata Yip kepada Associated Press melalui surel. Dia tidak terkait dengan analisis baru. Ketua teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, memperingatkan bahwa analisis itu tidak menemukan virus di dalam hewan manapun dan tidak menemukan bukti kuat bahwa hewan-hewan menulari manusia. “Apa yang ini [analisis] sajikan adalah petunjuk-petunjuk untuk membantu kita memahami apa yang mungkin sudah terjadi,” kata van Kerkhove. Van Kerkhove menambahkan kelompok internasional itu sudah memberitahu WHO bahwa mereka menemukan DNA dari hewan lain dan juga anjing rakun dalam sampel dari pasar makanan laut. Kode genetika virus corona sangat mirip dengan virus corona pada kelelawar. Banyak ilmuwan menduga COVID-19 menular ke manusia langsung dari kelelawar atau melalui hewan perantara seperti trenggiling, musang, atau anjing rakun Goldstein dan rekan-rekannya mengatakan analisis mereka adalah indikasi solid pertama bahwa kemungkinan ada hewan liar yang terinfeksi virus corona. Namun bisa juga manusia yang membawa virus corona ke pasar dan menulari anjing rakun atau menulari manusia lainnya dengan meninggalkan jejak virus dekat hewan-hewan itu. Setelah para ilmuwan itu menghubungi China CDC, kata mereka, sekuens genetika itu dihapus dari basis data global virus. Gang Fu, mantan kepala China CDC, tidak segera merespons permintaan komentar dari Associated Press yang dikirim via email. Namun dia mengatakan kepada majalah Science bahwa sekuens genetika virus pada anjing rakun itu bukan sesuatu hal yang baru. “Sudah diketahui ada perdagangan hewan liar ilegal dan karena itu pasar langsung ditutup,’ ujarnya. [ft/ah]
Category: Sains
Ilmuwan Teliti Stimulasi Tulang Belakang dengan Implan Elektronik untuk Bantu Pergerakan Penderita Stroke
Kelumpuhan yang diakibatkan oleh stroke kerap membuat penderitanya kehilangan harapan untuk kembali pulih. Namun sebuah penelitian terbaru memberikan harapan yang menjanjikan akan cara untuk mengatasi kelumpuhan pasien stroke.
OpenAI Rilis GPT-4 yang Makin Cerdas
Perusahaan rintisan OpenAI pada Selasa (14/3) mengatakan mulai merilis model kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang lebih canggih yang dikenal sebagai GPT-4, versi baru dari GPT sebelumnya. Program itu diciptakan dengan teknologi yang menyerupai manusia untuk berkembang biak. OpenAI, yang menciptakan chatbot ChatGPT yang akhir-akhir ini populer, mengatakan dalam sebuah unggahan di blog bahwa teknologi terbarunya adalah “multimodal.”Artinya, program tersebut dapat memproses gambar serta petunjuk teks menjadi sebuah konten. Fitur input teks hanya akan tersedia bagi pelanggan ChatGPT Plus dan pengembang perangkat lunak. Namun, OpenAI mengatakan pihaknya masih meneliti kemampuan GPT-4 dalam mengolah input gambar. Peluncuran yang sangat dinanti-nantikan itu menandakan bagaimana para pekerja kantor dapat beralih pada teknologi kecerdasan buatan untuk tugas-tugas yang mereka kerjakan. Selain itu, hal tersebut juga menjadi sinyal bagaimana perusahaan teknologi bersaing untuk memenangkan bisnis tersebut. Google milik Alphabet Inc pada Selasa (14/3) mengumumkan “magic wand” untuk perangkat lunak yang dapat menyusun hampir semua dokumen. Seorang eksekutif Microsoft juga mengatakan bahwa GPT-4 membantu menggerakkan mesin pencari Bing-nya. Teknologi terbaru OpenAI dinilai jauh lebih canggih dari chatbot GPT-3.5, katanya. Dalam simulasi ujian pengacara bagi lulusan sekolah hukum AS sebelum terjun ke dunia profesional, model baru ini mendapat skor sekitar 10 persen teratas dari peserta tes, dibandingkan model lama yang berperingkat sekitar 10 persen terbawah, kata OpenAI. Meskipun kedua versi tersebut dapat tampak serupa dalam percakapan biasa, “perbedaannya muncul ketika kerumitan tugas mencapai ambang batas,” kata OpenAI, mencatat “GPT-4 lebih andal, kreatif, dan mampu menangani lebih banyak instruksi.” Demonstrasi yang dilakukan Greg Brockman, Presiden OpenAI, menunjukkan bahwa ia dapat mengambil foto mock-up yang digambar tangan untuk situs web sederhana dan membuat situs web nyata berdasarkan hasil itu. GPT-4 juga dapat membantu individu menghitung pajak mereka. Sam Altman, Kepala Eksekutif OpenAI, di Twitter menyebut GPT-4 “paling mampu dan selaras” dengan nilai dan niat manusia, meskipun “masih cacat.” Kemungkinan GPT-4 dalam menanggapi permintaan konten yang dilarang dibandingkan pendahulunya mencapai kurang lebih 82 persen. Versi terbaru juga memiliki skor 40 persen lebih tinggi pada tes faktualitas tertentu, kata perusahaan itu. Program kecerdasan buatan sering kali keliru dalam memberi respons yang dikenal sebagai “halusinasi.” Hal itu menjadi tantangan bagi banyak program AI. [ah/rs]
Teleskop Webb Milik NASA Memotret Bintang di Ambang Kematiannya
Teleskop Luar Angkasa Webb milik NASA telah menangkap fase langka dan sekilas dari sebuah bintang di ambang kematiannya. NASA merilis gambar tersebut pada Selasa (14/3) dalam konferensi South by Southwest di Austin, Texas. Pengamatan itu termasuk yang pertama dilakukan oleh Webb setelah peluncurannya pada akhir 2021. Mata inframerahnya mengamati semua gas dan debu yang terlempar ke luar angkasa oleh bintang besar dan panas yang berjarak 15.000 tahun cahaya. Satu tahun cahaya sama dengan sekitar 5,8 triliun mil (9,28 triliun kilometer). Berkilauan dalam warna ungu seperti bunga sakura, materi buangan itu pernah membentuk lapisan terluar bintang. Teleskop Luar Angkasa Hubble memotret bintang dalam transisi yang sama beberapa dekade yang lalu, tetapi tampak lebih seperti bola api tanpa detail halus. Menurut para ilmuwan, transformasi seperti itu hanya terjadi pada beberapa bintang dan biasanya merupakan tahap terakhir sebelum meledak, menjadi supernova. “Kami belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya. Ini sangat menarik,” kata Macarena Garcia Marin, seorang ilmuwan Badan Antariksa Eropa yang menjadi bagian dari proyek tersebut. Bintang di konstelasi Sagitarius ini, yang secara resmi dikenal sebagai WR 124, berukuran 30 kali lebih besar dari matahari kita dan telah menumpahkan material yang cukup untuk 10 matahari, menurut NASA. [lt/jm]
Kapsul SpaceX Bawa Pulang Empat Awak dari Stasiun Ruang Angkasa
Kapsul SpaceX Crew Dragon yang membawa empat awak berhasil mendarat dengan selamat di perairan lepas pantai Teluk, Florida pada Sabtu (11/3) setelah misi selama lima bulan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station/ISS). Dilansir oleh Reuters, kapsul SpaceX yang dinamai Endurance tercebur di lepas pantai Tampa lewat pukul 21.00 Waktu Standar Timur (Eastern Standard Time/EST). Siaran web dari Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/ NASA) dan SpaceX menunjukkan kapsul itu membawa dua astronaut NASA, seorang astronaut Jepang dan seorang kosmonaut Rusia setelah penerbangan sekitar sembilan jam dari laboratorium riset yang mengorbit. Tim Kru-5 lepas landas dari Florida pada 6 Oktober untuk melakukan penelitian sains rutin di ISS. Di antara anggota tim ada Anna Kikina, orang Rusia pertama yang terbang dengan wahana antariksa AS dalam 20 tahun. Selain itu, ada juga komandan penerbangan NASA, Nicole Aunapu Mann yang menjadi perempuan pribumi Amerika pertama yang terbang ke ruang angkasa. Dua awak lainnya adalah pilot NASA Josh Cassada, 49 tahun, dan astronaut Jepang berusia 59 tahun, Koichi Wakata yang sudah terbang di empat misi sebelumnya. Wahana antariksa Crew Dragon yang berbentuk seperti permen jeli gumpdrop dirancang untuk lepas landas dari atas roket Falcon 9 buatan SpaceX. Crew Dragon melepaskan kaitan dari ISS pada Sabtu (11/3) pagi dan memasuki atmosfer Bumi pada pukul 20.11 EST. Selama penerbangan, kapsul menahan panas gesekan yang membuat suhu di luar kapsul melonjak hingga 1.930 derajat Celsius. Dua parasut terkembang untuk mengerem laju pendaratan kapsul hingga 24 kilometer per jam beberapa waktu sebelum tercebur ke laut. Misi tersebut adalah penerbangan berawak keenam oleh SpaceX untuk NASA sejak wahana antariksa SpaceX pertama kali menerbangkan manusia pada Mei 2020. [ft/ah]
Astronaut AS, Rusia dan Uni Emirat Arab Tiba di Stasiun Ruang Angkasa
Satu grup kru astronaut tiba di Stasiun Ruang Angkasa Internasional setelah berhasil mengatasi masalah pada salah satu pengait yang digunakan oleh wahana antariksa itu untuk menambat ke stasiun. Menurut laporan kantor berita Associated Press, Kapsul SpaceX yang membawa empat astronaut harus menunggu pada jarak 20 meter dari laboratorium yang sedang mengorbit, sementara petugas pengontrol penerbangan berusaha mencari solusi perangkat lunak. Masalah yang sama juga muncul tak lama setelah peluncuran pada Kamis (2/3). Meski semua 12 pengait pada kapsul tampak baik-baik saja, tetapi salah satu kaitannya tidak berfungsi. Pengawas Misi SpaceX meminta agar para astronaut AS, Rusia, dan dari Persatuan Arab Emirat untuk mempertahankan pola yang sama selama dua jam. Begitu perintah perangkat lunak baru dikirimkan, para astronaut menerima perintah untuk melanjutkan penambatan. Pada akhirnya, penambatan mengalami keterlambatan selama satu jam saat kapsul SpaceX dan stasiun ruang angkasa melayang 420 kilometer di atas pantai Somalia. “Setelah mengambil jalan memutar, selamat datang di Stasiun Ruang Angkasa Internasional,” kata Misi Pengawas SpaceX melalui sambungan radio. Kru yang baru sampai juga termasuk astronaut pertama dari negara Arab, Sultan al-Neyadi. Al-Neyadi adalah astronaut asal Uni Emirat Arab kedua yang mencapai ruang angkasa. Dia akan menjalani misi di ruang angkasa untuk periode yang diperpanjang. “Saya senang sekali, bertemu teman lama di ruang angkasa, dan berkumpul seperti keluarga besar. Ini lah inti dari eksplorasi ruang angkasa,” kata al-Neyadi saat memasuki stasiun. “UEA mengambil langkah besar untuk mendorong batasan-batasan eksplorasi ruang angkasa,” imbuhnya. Anggota kru lainnya adalah Stephen Bowen dari Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/NASA). Bowen, pensiunan kru kapal selam Angkatan Laut AS, sudah terbang ke ruang angkasa tiga kali. Selain Bowen, ada juga Warren “Woody” Hoburg, mantan peneliti Massachusetts Institute of Technology yang juga astronaut baru, dan Andrei Fedyaev, pensiunan Angkatan Udara Rusia. Seperti Woody, Fedyaev juga astronaut baru. SpaceX meluncurkan empat astronaut untuk NASA pada Kamis (2/3) dari Kennedy Space Center di Florida. Penerbangan mereka sempat tertunda beberapa hari karena masalah teknis. [ft/ah]
Laporan IAEA: Sedang Berlangsung, Diskusi Soal Iran Perkaya Uranium Mendekati Tingkat Senjata
Pengawas nuklir PBB (IAEA) sedang berdiskusi dengan Iran soal asal partikel uranium yang diperkaya hingga kemurnian 83,7 persen, sangat dekat ke tingkat pembuatan senjata, di pembangkit nuklir Fordow. Laporan IAEA yang dilihat kantor berita Reuters pada Selasa (28/2) mengonfirmasi soal diskusi tersebut. Para diplomat mengatakan pekan lalu bahwa IAEA telah mendapati jejak partikel di Pusat Pengayaan Bahan Bakar Fordow (FFEP), di mana Iran memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen. Kemurnian uranium yang dibutuhkan untuk pembuatan senjata sekitar 90 persen. Meskipun lonjakan tingkat pengayaan bisa terjadi dan bisa saja tidak disengaja, lonjakan tersebut relatif besar. “Mengenai asal partikel yang diperkaya di atas 60 persen U-235, yang diidentifikasi setelah penerapan konfigurasi kaskade baru di FFEP, diskusi dengan Iran masih berlangsung,” kata laporan rahasia IAEA kepada negara-negara anggota. Di Washington, pada Selasa, seorang pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan kepada komisi kongres bahwa Iran dapat membuat bahan fisi yang memadai untuk satu bom nuklir dalam “sekitar 12 hari.” Laporan IAEA itu juga mengatakan stok uranium Iran yang diperkaya hingga 60 persen, yang diproduksi di dua lokasi, tumbuh antara 25,2 kg dan 87,5 kg sejak laporan triwulan terakhir. Total persediaan uranium yang diperkaya hingga tingkat itu dan tingkat yang lebih rendah diperkirakan mencapai 3.760,8 kg, kata laporan itu. Menurut terminologi IAEA, sekitar 42 kg uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen adalah “kuantitas yang signifikan.” Jumlah itu didefinisikan sebagai “perkiraan jumlah bahan nuklir yang tidak bisa dikesampingkan untuk pembuatan alat peledak nuklir.” Namun, seorang diplomat senior memperingatkan bahwa dalam praktiknya diperlukan lebih dari 55 kg uranium yang diperkaya hingga 60 persen untuk membuat satu bom karena beberapa bahan terbuang selama pengayaan. Iran membantah sedang membuat senjata nuklir. Negara itu mengatakan ingin menguasai teknologi nuklir untuk penggunaan kepentingan sipil. [ka/jm]
SpaceX Persiapkan Peluncuran Kru ISS untuk NASA
Perusahaan roket Elon Musk, SpaceX, pada Senin (27/2), meluncurkan tim jangka panjang Stasiun Antariksa Internasional (ISS) berikutnya ke orbit. Awak penerbangan tersebut terdiri dari seorang astronaut asal Uni Emirat Arab, seorang kosmonaut Rusia dan dua awak NASA. Kendaraan peluncur SpaceX, terdiri dari roket Falcon 9 dengan kapsul Crew Dragon di atasnya. Kapsul bernama Endeavour itu dioperasikan secara otonom. SpaceX dijadwalkan lepas landas pada pukul 1:45 pagi waktu setempat dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida. Tim akan sampai ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) sekitar 25 jam kemudian yaitu pada Selasa (28/2) pagi, untuk memulai misi selama enam bulan dalam gaya berat mikro di laboratorium yang mengorbit sekitar 420 km di atas Bumi. Disebut sebagai Crew 6, misi tersebut menandai tim jangka panjang ISS keenam yang diterbangkan NASA dengan SpaceX sejak perusahaan roket swasta itu mulai mengirim astronaut Amerika Serikat ke orbit pada Mei 2020. SpaceX didirikan Musk – miliarder CEO produsen mobil listrik Tesla dan pemilik platform media sosial Twitter. NASA mengatakan tinjauan kesiapan peluncuran misi tuntas Sabtu. Penerbangan diberi lampu hijau untuk lepas landas sesuai rencana. “Semua sistem dan cuaca tampak bagus untuk peluncuran,” tulis Musk di Twitter pada Minggu. [ka/jm]
Rahasia Mumi Anak Emas di Mesir Terungkap Berkat CT Scan
Rahasia mumi emas Mesir yang berkilauan telah terungkap tanpa mengganggu penghuni sarkofagus (peti mayat yang dibuat dari batu). Berkat CT scan, para pakar mendapati bahwa mumi anak laki-laki berusia 14 tahun itu dikelilingi oleh 49 jimat. Karena kebanyakan dari jimat tersebut terbuat dari emas, para pakar Mesir purba menyimpulkan status sosial yang tinggi dari anak laki-laki itu. Para peneliti di Universitas Kairo menggunakan pemindaian tomografi komputer (computed tomography/CT) abad ke-21 untuk membuka mumi berusia 2.300 tahun. Langkah itu dilakukan untuk menghindari kerusakan mayat bocah laki-laki berusia 14 tahun yang terawetkan dengan baik. Dijuluki “anak emas,” mumi itu ditemukan di pemakaman Ptolemeus Akhir di Mesir Selatan, dan telah disimpan di Kairo sejak 1916. Ini adalah kali pertama para ilmuwan meneliti mumi tersebut. Sahar Saleem, guru besar radiologi di fakultas kedokteran Universitas Kairo dan penulis utama studi tersebut menjelaskan, “Saya mempelajari mumi yang telah disimpan selama lebih dari satu abad di ruang bawah tanah Museum Mesir di Kairo – tidak pernah disentuh atau diperiksa sebelumnya.” “Studi saya dengan menggunakan CT scan ini akan memberi kita informasi noninvasif, informasi yang benar-benar aman mengenai detail mumi yang dibungkus tanpa membuka atau mengganggu fisiknya. Studi ini memberi kita informasi yang sangat unik tentang penghuni selubung ini. Dia adalah seorang anak laki-laki berusia 14 tahun. Tubuhnya terpelihara dengan baik dan dimumikan dengan baik,” imbuhnya. Berkat CT scan, Sahar Saleem menemukan jimat dalam jumlah yang tidak biasa. “Ada 49 jimat. Susunan jimat dalam tiga kolom benar-benar sangat unik dan belum pernah terlihat sebelumnya,” terangnya. Dari ke-49 jimat itu, 30 di antaranya kemungkinan besar terbuat dari emas, sementara yang lainnya terbuat dari tanah liat, keramik atau batu. Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers, jimat lidah emas dimasukkan ke dalam mulut bocah itu agar dia bisa “berbicara di alam baka.” Jimat dua jari ditempatkan di sebelah penisnya untuk “melindungi sayatan pembalseman” di perut bagian bawah. Berkat informasi ini, para ilmuwan dapat menjelaskan status sosialnya yang tinggi dengan menegaskan detail rumit dari jimat yang dimasukkan ke dalam mumi tubuhnya dan jenis penguburannya. “Orang-orang dari Mesir kuno, bahkan mereka yang berada di bagian selatan juga sangat kaya, bahkan pada masa Ptolemeus ketika ibu kotanya sebenarnya berada di Alexandria, di utara. Namun terlepas dari itu, orang Mesir di selatan sangat kaya dan mereka memberikan perawatan yang sangat baik untuk anak-anak mereka,” kata Sahar Saleem. Sara Ahmed Abdel Aziz, ahli Mesir kuno dan peneliti di kantor teknis Museum Agung Mesir, yang tidak terkait dengan penelitian tersebut, mengatakan cara invasif mempelajari mumi telah berkontribusi pada kerusakan mumi dan CT scan dapat membantu peneliti mempelajari lebih lanjut tanpa membuka bungkusnya secara fisik. “Dalam kasus mumi emas, kami dapat melihat bahwa otak dikeluarkan melalui hidung, organ dalam dikeluarkan dari sayatan di perut bagian bawah, dan ada rongga yang diisi dengan resin. Jadi ini memberi kita gambaran yang sangat kuat tentang bagaimana orang Mesir melakukan hal itu sendiri untuk mumifikasi selangkah demi selangkah,” jelasnya. [lt/uh]
Apakah Kita Pernah Didatangi Alien? Tergantung pada Siapa Anda Bertanya
Manajer logistik Nicholas Rehak sedang mengunjungi rumah orang tuanya di Baltimore, Maryland beberapa tahun yang lalu, ketika ia melihat cahaya putih kebiruan saat berdiri di beranda belakang rumah itu. “Bentuknya hampir lonjong sempurna dan ia mulai naik,” kata Rehak kepada VOA. “Naiknya benar-benar lurus ke atas, tanpa menyimpang sedikit pun. Benda itu tidak bergerak selama hampir 30 detik hingga kemudian menghilang secara tiba-tiba – seperti saat orang mematikan lampu. Mendadak hanya tersisa kegelapan.” Mungkin itu drone, alias pesawat nirawak. Itu yang terbersit di pikiran Rehak awalnya. “Tapi saya tidak pernah melihat drone lepas landas secara vertikal dengan sempurna seperti itu, dari atas tanah ke langit tanpa sedikitpun bergoyang,” lanjutnya. “Benda itu melayang terlalu rendah untuk sebuah pesawat yang berukuran lebih besar. Jadi apa itu? Jika saya menutup mata, saya masih bisa melihat cahaya itu dengan jelas.” Selama puluhan tahun, warga Amerika telah melaporkan penampakan benda-benda terbang tak dikenal – biasa disingkat UFO (unidentified flying object) – terbang secara zig-zag, melayang dalam diam di angkasa. Banyak yang ditertawakan karena kesaksian mereka. Tapi sekarang pemerintah AS melacak dan meneliti berbagai laporan yang mereka sebut sebagai fenomena udara tak dikenal, alias UAP (unidentified aerial phenomena). Lebih dari 350 kasus baru dilaporkan kepada pemerintah sejak Maret 2021, menurut dokumen rahasia yang dirilis Januari lalu oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI). Angka itu melebihi apa yang dilaporkan selama 17 tahun sebelumnya, menunjukkan peningkatan dramatis penampakan UAP atau tumbuhnya keinginan yang lebih besar untuk melaporkan temuan semacam itu. “Sekarang sudah tidak memalukan untuk membicarakan hal itu,” kata Steve Mort, warga New Orleans, Lousiana. “Saya selalu tahu bahwa UAP dari luar angkasa itu memang ada – mereka kemungkinan nenek moyang kita yang ingin memeriksa kondisi kita. Satu-satunya yang mengejutkan saya adalah bahwa pemerintah secara resmi mengonfirmasi hal ini.” Meski demikian, laporan yang dirilis bulan lalu itu memperingatkan agar tidak membuat kesimpulan seperti itu. Walau sekitar separuh dari 366 penampakan UAP itu tetap tidak dapat dijelaskan, ODNI menulis bahwa “karakterisasi awal penampakan-penampakan itu tidak berarti dapat diselesaikan secara positif maupun diidentifikasi.” Dengan kata lain, pemerintah AS mengaku bahwa mereka tidak mengetahui banyak benda misterius itu. Sementara Departemen Pertahanan dan NASA berusaha menyelidiki penampakan UAP, masyarakat AS yang tidak sabaran dan imajinatif memperdebatkan misteri itu. Kehidupan Luar Angkasa Banyak pihak di komunitas ilmiah, termasuk astrofisikawan AS Neil deGrasse Tyson, mengatakan bahwa tidak ada yang aneh dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah. “Jika ada sesuatu di langit malammu dan Anda tidak tahu apa itu, jangan-jangan berbahaya, kan?” kata Tyson kepada VOA. “Nah, menyelidiki potensi bahaya itu adalah keseluruhan misi pihak militer.” “Tidak lebih dari itu,” lanjutnya, “kecuali banyak orang di luar sana yang berharap lebih dari itu meski tidak punya bukti untuk membuktikannya.” Meski ada beragam pendapat tentang apakah kehidupan luar angkasa pernah mendatangi Bumi, tampaknya ada kesepahaman bahwa kehidupan di luar planet Bumi kemungkinan besar memang ada. Menurut jajak pendapat oleh Pew Research Center pada Juni 2021, sebanyak 65 persen penduduk Amerika percaya terdapat kehidupan yang cerdas di planet lain. “Setiap kali kita membangun teleskop yang lebih besar, kita menemukan semakin banyak galaksi di alam semesta kita yang terus berkembang,” kata Robert Sheaffer, penulis dan penyelidik UAP. “Alam semesta kini ini luar biasa luas sampai-sampai sulit dibayangkan. Bodoh bila kita mengklaim tidak ada kehidupan lain, atau peradaban cerdas lain, selain di Bumi.” Kesimpulan yang Berbeda Pendapat warga Amerika secara keseluruhan terbelah mengenai pertanyaan apakah UAP adalah pesawat luar angkasa yang mengunjungi Bumi. Tapi jumlah orang yang percaya bahwa itu adalah kunjungan alien semakin bertambah. Survei YouGov September lalu menemukan bahwa 34 persen warga Amerika meyakini bahwa UFO itu merupakan pesawat alien atau bentuk kehidupan alien. Responden dalam jumlah yang sama mengaku tidak tahu apa sebenarnya UFO itu, sementara 32 persen lainnya meyakini UFO adalah fenomena ilmiah yang bisa dijelaskan. Dalam survei serupa oleh Newsweek/Princeton tahun 1996, hanya 20 persen warga AS yang meyakini bahwa UFO adalah bukti kehidupan luar angkasa, sementara 51 persen lainnya mengatakan hal itu dapat dijelaskan secara ilmiah. Tyler Ogilvie, musisi asal Syracuse, New York, mengaku belum lama ini melihat sebuah pesawat luar angkasa misterius yang meluncur di atas kepalanya. “Saya sangat yakin saya melihat sesuatu yang bersifat mistis atau berasal dari dunia lain,” katanya kepada VOA. “Itu luar biasa… sampai akhirnya pencarian melalui Google membuktikan sebaliknya. Ternyata yang saya lihat itu adalah Starlink-nya Elon Musk.” Starlink sendiri merupakan serangkaian satelit yang diluncurkan oleh SpaceX untuk menghadirkan akses internet yang lebih luas. “Tapi saya rasa itu merupakan pengalaman berharga,” kata Ogilvie. “Saya belajar betapa cepatnya pikiran manusia dapat teryakinkan oleh sesuatu yang ingin diyakininya sebagai suatu kebenaran. Saya ingin mempercayainya karena saya rasa itu akan lebih masuk akal mengingat keberadaan kita yang tampak tidak ada apa-apanya kalau dilihat dari kaca mata alam semesta secara keseluruhan.” Yang lain pun setuju. “Saya rasa kita tidak ingin sendirian,” kata Nicholas Rehak. “Membuat saya merinding memimpikan apa yang mungkin ada di luar sana,” kata Carl Fink, seorang pengembang perangkat lunak di New Orleans, “merenungkan jagat raya membantu saya mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang tidak bisa saya bayangkan sebelumnya.” Tyson mengatakan, membayangkan kehidupan di sisi lain alam semesta merupakan bagian dari tren sejarah manusia selama ini. “Kita pernah berpikir bahwa planet kita adalah pusat alam semesta, namun kemudian dengan bantuan Galileo dan lainnya kita paham bahwa kita mengorbit matahari,” kata astrofisikawan itu. “Tapi setidaknya segala sesuatu di alam semesta mengelilingi matahari… sampai kita belajar bahwa itu tidak benar. Kita kemudian belajar bahwa bintang-bintang lain di galaksi memiliki planet-planet tersendiri dan ternyata ada ratusan miliar galaksi lain di alam semesta kita dan kita bukanlah pusat dari apa pun.” Ia menambahkan, “Bagus bagi ego kita untuk memahami bahwa alam semesta ini tidak berputar di sekitar kita dan kita mungkin bukan satu-satunya kehidupan yang ada di dunia.” ‘Mana Buktinya’ Apakah laporan penampakan UAP ke pemerintah AS yang jumlahnya mencapai rekor merupakan bukti bahwa bahwa kehidupan lain di luar Bumi akhirnya menjangkau kita Tyson skeptis akan hal itu. “Jadi maksud Anda, ada satu juta manusia yang mengudara setiap waktu dengan telepon genggam yang bisa mengambil foto dan merekam video, tapi tak satu pun yang pernah merekam dengan jelas pesawat-pesawat alien ini?” ujarnya. “Kita sudah punya teknologi untuk menyiarkan temuan-temuan ini secara langsung. Jadi, mana buktinya Iya, iya… semua orang ingin bertemu dengan alien. Tapi bagi saya – dan tentu saya tidak ingin menghentikan siapa pun untuk menyelidiki penampakan cahaya di angkasa – tidak ada cukup bukti kedatangan alien yang menarik minat saya.” Divisi di Pentagon yang bertanggung jawab untuk melacak dan meneliti penampakan-penampakan itu telah mengidentifikasi awal 163 laporan baru yang masuk sebagai “balon atau entitas balon,” sementara lainnya dikaitkan dengan peristiwa cuaca, burung, pesawat nirawak alias drone, atau puing-puing di udara seperti kantong plastik. Tetap saja, 171 laporan penampakan lainnya sejak Maret 2021 masih tidak bisa dijelaskan. Apakah semua itu alien? Atau pemerintah asing yang memata-matai Amerika Apakah itu pengujian senjata rahasia AS? “UAP bisa apa saja,” kata Emily Songster, guru musik di Asheville, North Carolina. “Tapi membayangkan kemungkinan kehidupan di planet lain mengunjungi kita membuat dunia ini terasa lebih seru dan menarik. Saya rasa itu sebabnya banyak orang mengharapkan jawabannya adalah alien, dan saya pribadi senang akhirnya kita mulai menganggap hal ini secara serius.” [rd/rs]