The fall equinox atau titik balik musim gugur telah tiba pada Sabtu (23/9) lau, menandai dimulainya musim gugur di Belahan Bumi Utama. Saat Bumi bergerak mengelilingi Matahari, Bumi bergerak pada suatu sudut. Hampir sepanjang tahun, sumbu Bumi miring ke arah atau menjauhi Matahari. Itu berarti kehangatan dan cahaya matahari jatuh secara tidak merata di bagian utara dan selatan planet ini. Selama ekuinoks, sumbu Bumi dan orbitnya sejajar sehingga kedua belahan bumi mendapatkan jumlah sinar matahari yang sama. Kata ekuinoks berasal dari dua kata dalam bahasa Latin yang berarti sama dan malam. Hal ini dikarenakan pada ekuinoks, siang dan malam berlangsung dalam waktu yang hampir sama, meskipun mungkin ada yang lebih lama beberapa menit, tergantung di mana kita berada di Bumi. Ekuinoks musim semi atau musim semi di Belahan Bumi Utara dapat terjadi antara 19 dan 21 Maret, tergantung tahun. Ekuinoks musim gugur atau musim gugur dapat terjadi antara 21 dan 24 September. Apa yang dimaksud dengan Titik Balik Matahari? Titik balik matahari menandai saat-saat sepanjang tahun ketika Bumi mengalami kemiringan terkuat ke arah atau menjauhi matahari. Ini berarti kedua belahan bumi mendapatkan jumlah sinar matahari yang sangat berbeda, dan siang dan malam menjadi sangat tidak seimbang. Selama titik balik matahari musim panas di Belahan Bumi Utara, bagian atas bumi lebih miring ke arah matahari, menciptakan siang terpanjang dan malam terpendek sepanjang tahun. Titik balik matahari ini terjadi antara 20 dan 22 Juni. Sementara itu, pada titik balik matahari musim dingin, Belahan Bumi Utara condong menjauh dari matahari, yang menyebabkan siang terpendek dan malam terpanjang sepanjang tahun. Titik balik matahari musim dingin terjadi antara 20 dan 23 Desember. Apa Perbedaan Musim Meteorologi dan Astronomi? Musim meteorologi ditentukan oleh cuaca. Musim ini membagi tahun menjadi musim tiga bulan berdasarkan siklus suhu tahunan. Berdasarkan kalender tersebut, musim semi dimulai pada 1 Maret, musim panas pada 1 Juni, musim gugur pada 1 September, dan musim dingin pada 1 Desember. Sementara musim astronomi bergantung pada bagaimana Bumi bergerak mengelilingi matahari. Ekuinoks, ketika matahari mendarat sama rata di kedua belahan bumi, menandai dimulainya musim semi dan musim gugur. Titik balik matahari, ketika Bumi mengalami kemiringan terkuatnya ke arah atau menjauhi matahari, mengawali musim panas dan musim dingin. [em/jm]
Category: Sains
Dua Warga Rusia, 1 Warga AS Capai Stasiun Luar Angkasa
Dua kosmonaut Rusia dan seorang astronaut asal Amerika Serikat berhasil mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) pada Jumat (15/9) setelah lepas landas di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Washington mengenai Ukraina. Kosmonaut Roscosmos, Oleg Kononenko dan Nikolai Chub serta astronaut Badam Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/NASA) Loral O’Hara pada Jumat (15/9) pagi lepas landas dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-24. Para kru berlabuh di ISS tiga jam kemudian, kata badan antariksa Rusia. Di stasiun yang mengorbit, ketiganya akan bergabung dengan tiga warga Rusia, dua warga AS, seorang astronaut Jepang dan perwakilan Badan Antariksa Eropa. Peluncuran tersebut terjadi setelah misi bulan pertama Rusia dalam hampir 50 tahun gagal pada bulan lalu. ISS adalah tempat langka di mana AS dan Rusia dapat bekerja sama. Hubungan kedua negara memanas setelah Moskow melancarkan serangannya di Ukraina pada tahun lalu. Kononenko menyinggung ketegangan tersebut selama konferensi pers pra-penerbangan pada Kamis (14/9). Ia mengatakan bahwa “tidak seperti di Bumi” kosmonaut dan astronaut saling menjaga satu sama lain di luar angkasa. “Kami mendengar satu sama lain di sana, dan kami memahami satu sama lain, dan kami sangat sensitif terhadap hubungan kami,” katanya. “Kami selalu menjaga satu sama lain.” Warisan ISS O’Hara memuji “warisan” stasiun tersebut dan mengatakan bahwa stasiun tersebut berhasil menyatukan sejumlah negara. Kononenko (59 tahun), dan Chub (39 tahun) dijadwalkan menghabiskan satu tahun di ISS, sementara O’Hara (40 tahun) menghabiskan enam bulan di luar angkasa. Peluncuran tersebut adalah misi luar angkasa pertama bagi O’Hara dan Chub. Ketiganya menggantikan Dmitry Petelin dan Sergey Prokopyev dari Rusia, serta astronaut NASA Frank Rubio, yang telah menghabiskan satu tahun di ISS. Meskipun ketiganya seharusnya kembali pada Maret, misi mereka harus diperpanjang setelah pesawat mereka, Soyuz MS-22, mengalami kebocoran cairan pendingin menyusul kerusakan yang diduga disebabkan oleh meteoroid kecil. Mereka sekarang akan kembali ke Bumi dengan MS-23, menurut Roscosmos. Presiden Rusia Vladimir Putin berupaya memperkuat kerja sama antariksa dengan China seiring dengan meningkatnya kecaman dan sanksi Barat atas serangan Moskow di Ukraina. Bulan lalu, pesawat Luna-25 milik Rusia jatuh di permukaan Bulan setelah insiden saat melakukan manuver pra-pendaratan, yang sangat memalukan bagi Moskow. Misi tersebut dimaksudkan untuk menandai kembalinya Rusia melakukan eksplorasi Bulan secara mandiri di tengah kesulitan keuangan dan skandal korupsi, serta semakin terisolasinya negara tersebut dari Barat. Moskow terakhir kali mendaratkan wahana di Bulan pada 1976, sebelum beralih dari eksplorasi bulan dan memilih misi ke Venus dan membangun stasiun luar angkasa Mir. [ah/ft]
Manfaat Sains Kuantum Bagi Manusia
Tidak seperti kebanyakan komputer saat ini, potensi komputasi kuantum tampaknya tidak terbatas. Hanya sedikit yang kita ketahui tentang teknologi baru ini dan pengetahuan yang sedikit itu hanyalah puncak dari gunung es, kata para ahli. Film blockbuster “Oppenheimer” berkisah tentang karya fisikawan teoretis Amerika J. Robert Oppenheimer dan pengembangan bom atom. Ketika mempersiapkan film tersebut, sutradara Christopher Nolan dilaporkan melakukan penelitian besar-besaran terhadap fisika kuantum yang “merupakan studi tentang materi dan energi pada tingkat paling mendasar,” menurut Institut Teknologi California. Nolan ingin mengungkapkan sifat dan perilaku alam semesta, bahan penyusun alam semesta.” Olivia Lanes, pemimpin global pendidikan dan advokasi tim kuantum di IBM, berbicara dengan VOA melalui Skype. “Komputasi kuantum, pada intinya, adalah kerangka kerja baru dan cara baru untuk melakukan komputasi dan menjalankan algoritma,” jelasnya. Komputer klasik beroperasi pada bit… “Dan komputer klasik dapat memproses informasi dengan menerjemahkan segala sesuatu menjadi nol dan satu, dan pemrosesan itu berjalan berdasarkan hukum yang diatur oleh fisika klasik,” lanjut Olivia. Sementara komputer kuantum beroperasi berdasarkan fisika kuantum, seperti dijelaskan oleh Olivia Lanes. “Komputer klasik memiliki bit biner, sedangkan komputer kuantum memiliki bit yang dapat dimasukkan ke dalam superposisi keadaan, yang berarti sedikit nol, dan pada saat yang sama sedikit satu,” jelasnya. Artinya, komputer kuantum berpotensi menjadi lebih cepat dan lebih mampu memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh komputer klasik. Olivia Lanes mengatakan mekanika kuantum telah merevolusi teknologi dalam banyak hal, mulai dari hard drive di ponsel dan laptop, hingga laser dan GPS. Teknologi baru ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan pengobatan, membantu mengatasi perubahan iklim, dan dalam pengembangan kapal, perahu, dan pesawat terbang yang lebih cepat dan dapat melakukan perjalanan dengan jarak lebih jauh, katanya. Sementara itu, para ilmuwan di IBM dan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya juga berupaya membangun perlindungan dalam sistem mereka untuk melindungi diri dari kemungkinan serangan siber pada masa depan dan potensi ancaman keamanan nasional lainnya yang dilakukan oleh peretas komputer kuantum. [lt/ab]
Aplikasi Traktor di Ponsel Tingkatkan Hasil Panen di Kenya
Sebuah aplikasi ponsel membantu para petani meningkatkan hasil panen di Kenya. Hello Tractor menghubungkan para petani dengan para pemilik traktor. Ini menyebabkan ladang dibajak dengan efisien dan petani tidak terpaksa mengandalkan tenaga kerja manual. Program Pangan Dunia berharap aplikasi ini akan membantu meringankan kerawanan pangan di negara itu. Pemilik traktor Peter Mungai baru menerima pesan dari seorang petani yang ladangnya perlu dibajak. Permintaan itu masuk melalui aplikasi Hello Tractor. Pemilik empat traktor itu kemudian menunjukkan lokasi ladang ke salah satu pengemudinya yang langsung menuju ke sana. Sekitar 60 persen populasi Afrika bergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian. Namun, produksi pertanian ketinggalan dibandingkan berbagai tempat lainnya. Salah satu alasan utamanya adalah karena sebagian besar pekerjaan dilakukan secara manual. Sekarang ini, Hello Tractor berperan signifikan dalam mekanisasi pertanian, dengan mengurangi tenaga kerja manual yang diperlukan di ladang. Aplikasi itu menghubungkan para petani dengan pemilik traktor yang dapat membajak ladang mereka dengan ongkos tertentu. Ini berarti para petani kecil sebenarnya tidak perlu membeli traktor. Samuel Macharia telah menggunakan aplikasi ini selama dua tahun. Dengan kemampuan untuk dapat segera menyewa supir traktor artinya ia dapat bercocok tanam sebelum musim hujan. Ini menyebabkan hasil panen yang lebih tinggi. “Alasan mengapa kami menggunakan aplikasi Hello Tractor adalah karena kelebihan-kelebihannya. Kelebihan pertama adalah ini cepat, artinya kita dapat melakukannya sebelum hujan,” jelasnya. Pekerjaan membajak berjalan lebih cepat, memungkinkan petani menanam tepat waktu. Kelebihan kedua adalah dengan bercocok tanam tepat waktu, jelas Macharia, hasilnya akan meningkat dbandingkan dengan sebelumnya. Traktor mereka dilengkapi dengan peralatan pelacak yang memungkinkan para pemilik traktor memantau posisi traktor kapan saja dan kemudian menghitung luasan lahan yang telah diolah. Ini penting untuk urusan pembayaran. Mungai mengatakan perolehan labanya meningkat tajam, dua kali lipat daripada sebelum ia memperkenalkan Hello Tractor. Dengan aplikasi itu, para petani tidak perlu datang ke rumahnya untuk menyewa traktor. Hello Tractor dimulai pada tahun 2014 di Nigeria dan kini tersedia di 18 negara di Afrika dan Asia. Rispa Meliza, kepala penjualan dan pemasaran digital Hello Tractor, mengatakan, situasi ini sama-sama menguntungkan bagi pemilik traktor dan petani. “Jadi, melalui aplikasi ponsel, bukan hanya petani yang terkoneksi dengan layanan mekanisasi. Para pemilik traktor juga memiliki kesempatan untuk memantau kinerja traktor mereka sewaktu traktor itu melayani para petani,” jelasnya. Felix Okech, kepala operasi Bantuan Kemanusiaan dan Pengungsi untuk Program Pangan Dunia di Kenya, mengatakan, keberhasilan dan penerimaan teknologi seperti Hello Tractor sangat bermanfaat bagi petani di Kenya. Dengan semakin banyak petani yang memanfaatkan teknologi, biaya produksi pangan akan turun. Jumlah pangan yang diproduksi akan meningkat karena penerapan praktik produksi pascapanen komoditas pangan yang baik. Ini membuat kerawanan pangan di Kenya akan benar-benar dapat diatasi, kata Okech. [uh/ab]
Astronaut AS, Rusia Bicara Jelang Peluncuran Soyuz ke Antariksa
Sejumlah astronaut Amerika Serikat, pada Kamis (14/9), ambil bagian dalam konferensi pers prapeluncuran bersama rekan-rekan mereka dari Rusia. Konferensi pers digelar menjelang peluncuran pesawat antariksa Soyuz MS-24 ke Stasiun Antariksa Internasional, yang dijadwalkan terbang pada 15 September. Awak utama mencakup kosmonaut Oleg Kononenko dan Nikolai Chub dari perusahaan antariksa Rusia, Roscosmos, dan astronaut NASA, Loral O’Hara “Saya bersemangat untuk misi ini. Saya bersemangat terbang dan melihat rekan-rekan kru yang menantikan kami,” kata O’Hara. Ketiganya akan bergabung dengan awak Ekspedisi 69 stasiun Antariksa. Mereka adalah astronaut NASA Jasmin Moghbeli dan Frank Rubio, kosmonaut Roscosmos Dmitri Petelin, Konstantin Borisov, dan Sergey Prokopyev, astronaut Badan Antariksa Eropa (ESA) Andreas Mogensen, serta astronaut Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) Satoshi Furukawa. “Ini adalah simbol perdamaian dan kerja sama dan apa yang dapat dilakukan seluruh planet kalau kita bertindak seperti kemitraan global yang bersatu,” kata Tracy Dyson, astronaut NASA lainnya, pada konferensi pers tentang awak misi tersebut yang memiliki kewarganegaraan campuran. Ini akan menjadi penerbangan antariksa pertama bagi O’Hara dan Chub, dan penerbangan kelima bagi Kononenko. [ka/rs]
Studi: Daging dan Susu Alternatif Bisa Pangkas 1/3 Emisi Sistem Pangan
Mengganti separuh dari produk daging babi, ayam, daging sapi dan susu yang kita konsumsi dengan produk nabati bisa mengurangi emisi gas rumah kaca global dari pertanian. Ini juga bisa mengurangi penggunaan lahan terkait hingga hampir sepertiganya, dan secara virtual menghentikan musnahnya hutan, demikian menurut penelitian yang diterbitkan, Selasa (12/9). Pertumbuhan populasi dan pendapatan yang lebih tinggi diperkirakan akan meningkatkan permintaan global terhadap produk-produk penting hewani ini, yang bisa berdampak buruk terhadap lingkungan. Hutan ditebangi untuk memberi jalan bagi ternak dan biji-bijian yang dibutuhkan untuk memberi makan hewan, sementara sapi mengeluarkan metana, gas rumah kaca yang mempunyai efek pemanasan yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini menggunakan model untuk menganalisa dampak perubahan pola makan di seluruh dunia menuju alternatif nabati selain daging babi, sapi, ayam, dan susu dengan nilai gizi yang sama. Laporan ini menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca yang terkait dengan pertanian dan penggunaan lahan bisa dikurangi sebesar 31 persen pada tahun 2050 dibandingkan dengan tingkat emisi pada tahun 2020 jika konsumsi dikurangi separuhnya. Dalam skenario tersebut, jumlah lahan yang diperuntukkan bagi pertanian turun sebesar 12 persen dan bukannya terus bertambah. Luas hutan dan lahan alami lainnya akan tetap sama seperti pada tahun 2020, karena lahan yang diperuntukkan bagi peternakan dan produksi pakan akan lebih hemat dibandingkan pembakaran atau pembukaan lahan. Peningkatan penggunaan nitrogen untuk tanaman hampir separuh dari tren yang diperkirakan, sementara penggunaan air turun 10 persen. [my/jm]
Drone Emprit: Pelacak Disinformasi dan Perang Narasi Dunia Maya
Maraknya disinformasi di dunia maya berakibat negatif bagi masyarakat yang mengandalkan media sosial untuk memperoleh informasi dan berpotensi memperburuk polarisasi politik di Indonesia. Fahmi Ismail adalah pengembang perangkat lunak yang bertekad melawan tren itu dan mengembangkan aplikasi Drone Emprit. Pada awal 2019, ketika berlangsung pemilihan presiden di Indonesia, warganet dihebohkan oleh hoaks “7 Kontainer,” yang mengklaim terdapat tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos dan diselundupkan lewat Tanjung Priok. Drone Emprit kemudian berhasil melacak asal-usul hoaks itu dan mengidentifikasi amplifikasinya di kalangan netizen. Berawal dari masa studi pascadoktoralnya di Groningen University, Belanda, pada 2010, Fahmi Ismail mengembangkan prototipe pertama aplikasi yang kemudian menjadi Drone Emprit. App ini bukan sebuah drone atau pesawat nirawak, melainkan sebuah aplikasi komputer. Berikut penjelasan Fahmi. “Drone Emprit adalah alat untuk memonitor percakapan netizen di media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram dan sekarang juga TikTok, dan juga memonitor pemberitaan di media online berdasarkan kata kunci, nama tokoh, nama peristiwa. Kita kumpulkan percakapan dan kemudian kita analisis. Dari hasil analisis kita bisa mengetahui, misalnya, siapa yang memulai, apa yang menjadi isu besarnya, kapan mulai trending, kemudian di daerah mana saja, dan analisis seperti sentimen, bagaimana sentimen publik, apakah mereka positif atau negatif terhadap sebuah peristiwa.” Dengan Drone Emprit, Fahmi bertujuan untuk mencerahkan publik tentang apa yang sebenarnya terjadi di media online. Kembali Fahmi menjelaskan, “Drone Emprit itu khusus untuk mempublikasikan (isu-isu) terkait dengan kepentingan publik, isu-isu pemerintahan, misalnya terkait dengan hoaks, terkait dengan disinformasi, peta perang narasi pada saat atau menjelang pilkada, pada saat pilpres, isu-isu publik yang kira-kira penting untuk diketahui publik saya monitor. Tujuannya adalah biar publik tahu, ketika ada sebuah berita yang ramai, itu siapa yang membuat, dan apakah ini benar informasinya, penyebarannya seperti apa, sehingga publik mudah-mudahan tidak mudah terpengaruh dan kalau ada orang yang berusaha untuk memanipulasi opini publik kita bisa expose juga, ini siapa akunnya, dari cluster atau kelompok mana yang membuat manipulasi opini publik itu. Prakarsa Drone Emprit merupakan terobosan bermakna dalam memitigasi disinformasi di Indonesia, meskipun fenomena hoaks dan fake news, alias berita bohong, akan terus ada. Selain inisiatif tokoh seperti Fahmi dan para pemeriksa fakta lain, influencers atau figur berpengaruh seharusnya juga berperan aktif. Hal itu diungkapkan oleh pemerhati dan peneliti media sosial, khususnya di Indonesia, Merlyna Lim dari School of Journalism and Communications di Carleton University, Kanada. “Kita harus waspada terus dan terutama bagi para tokoh ya, para intelektual, para researchers, jurnalis, tokoh tokoh yang tahu bahwa mereka memiliki follower misalnya, didengar. Saya merasa mereka-mereka ini sangat punya tanggung jawab moral untuk tidak memperkuat polarisasi dan konflik antar masyarakat,” jelasnya. Menjelang pilpres 2024, Fahmi Ismail sudah siap untuk meningkatkan pelacakan dengan Drone Emprit, serta bekerja sama dengan para pemeriksa fakta guna meminimalkan momok disinformasi di masyarakat Indonesia. [jm/rd]
NASA: Kawah Baru di Bulan ‘Kemungkinan’ Merupakan Situs Dampak Kegagalan Rusia
Badan antariksa AS, NASA, mengatakan kawah baru selebar 10 meter di bulan “kemungkinan merupakan lokasi jatuhnya misi Luna 25 Rusia.” Misi Rusia itu bertujuan untuk melakukan pendaratan lunak di kutub selatan bulan Agustus lalu, namun pesawat ruang antariksa tersebut jatuh di bulan. NASA mengatakan, “pesawat antariksa Rusia Luna 25 mengalami anomali sehingga membuatnya jatuh pada 19 Agustus. NASA mengatakan Rusia memiliki gambar area sekitar lokasi kecelakaan yang diambil pada Juni 2022 dan foto tersebut tidak menunjukkan adanya kawah di area tersebut. “Karena kawah baru ini dekat dengan perkiraan titik jatuhnya Luna 25… kemungkinan besar kawah itu berasal dari misi tersebut, bukan akibat kawah alami,” kata laporan NASA. Meskipun misi ke bulan terbaru Rusia itu gagal, Rusia merupakan negara yang menonjol dalam program antariksa pada abad ke-20 – meluncurkan Sputnik, satelit pertama yang mengorbit Bumi, pada tahun 1957 dan mengirim manusia pertama – kosmonot Yuri Gagarin – ke luar angkasa pada tahun 1961. [lt/ab]
Antusiasme dan Pesimisme Warnai Kehadiran Kendaraan Minus Sopir di San Francisco
Berbagai reaksi muncul menyusul diizinkannya mobil-mobil tanpa sopir beroperasi atau melakukan uji coba di jalan-jalan di California. Sebagian warga menyambutnya, dan sebagian lain menentangnya. Sejumlah pakar berpendapat, perlu waktu bagi masyarakat untuk menerimanya, dan bagi pakar teknologi untuk memperbaikinya. Di California, ada lebih dari 40 perusahaan yang memiliki izin untuk menguji mobil minus sopir (driverless car). Namun, baru dua perusahaan, Cruise milik GM dan Waymo milik Google yang mendapat lampu hijau untuk beroperasi di seluruh San Francisco, memperluas armada mereka, dan membebankan tarif kepada pelanggan. Mereka juga beoperasi 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu. Katherine Allen, 37, pengacara di San Francisco dan pelanggan Waymo, menyambutnya dengan suka cita. “Saya selalu merasa lebih aman di dalam mobil itu dibandingkan di dalam mobil tradisional. Ini agak aneh, menurut saya, karena perasaan kurang aman biasanya berasal dari ketidakhadiran manusia untuk melakukan komunikasi langsung. Tapi sebenarnya mobil ini selalu melaju dalam batas kecepatan, sangat konservatif, dan terkadang bahkan berlebihan. Mobil ini juga memberikan banyak ruang gerak bagi pengendara sepeda di jalanan,” komentarnya. Pendapat serupa dilontarkan Isaac Smith, 50, pelanggan Cruise. Pria yang berkecimpung di bisnis pembuatan film ini malah mengatakan, layanan seperti ini pantas bagi mereka yang sibuk dan tak ingin diganggu. “Suasana di dalam mobil itu sangat tenang. Tidak ada obrolan. Tidak ada stasiun radio aneh yang diputar, musik sembarangan apa pun yang suka didengarkan pengemudi. Saya benar-benar melihat kemungkinan melakukan sejumlah pekerjaan saat berada di dalam mobil itu,” pungkasnya. Namun, tak semua orang setuju. Sejumlah warga mengeluhkan kekacauan lalu lintas yang diakibatkan mobil-mobil minus pengemudi itu. Departemen pemadam kebakaran San Francisco mendokumentasikan 55 insiden yang melibatkan kendaraan seperti itu. Solan Megerssa, penumpang mobil minus sopir, sempat merasa kesal. “Saat berada di persimpangan yang aneh, mobil berhenti di tengah jalan. Padahal, ada beberapa mobil di sekitarnya. Jelas saya tidak tahu harus berbuat apa, dan mobil itu berhenti begitu saja,” jelasnya. Hanya sehari setelah Komisi Utilitas Umum San Francisco menyetujui perluasan layanan kendaraan tersebut, media sosial ramai dengan video kendaraan Cruise yang tiba-tiba berhenti dan menyebabkan kemacetan lalu lintas saat berlangsungnya Festival Musik Outside Lands di kota itu. Cruise meminta maaf melalui X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dengan mengatakan bahwa festival besar tersebut menimbulkan kendala bandwidth nirkabel, yang menyebabkan tertundanya konektivitas ke kendaraan mereka. Supir-supir taksi juga mengeluh, termasuk Jessie Reyes, yang sudah menekuni pekerjaannya selama belasan tahun. “Uber dan Lyft sudah merugikan bisnis kami. Kami tidak memerlukan saingan tambahan,” keluhnya. Ahmed Banafa, analis teknologi di San Jose State University, tidak merasa prihatin dengan kekacauan ini. Ia malah menilainya sebagai peluang bagi kotanya untuk mengembangkan industri kendaraan tanpa sopir. “Semua ini adalah glitch dan bug di algoritma. Bagusnya mobil berhenti, tidak ngebut, dan tidak melakukan tindakan lain. Masalahnya kalau tidak diatasi di San Fransisco, pasti akan diatasi di kota lain. Ini adalah kesempatan yang tidak ingin kita sia-siakan,” katanya. [ab/uh]
Saingi Keberhasilan India, Jepang Kirim ‘Moon Sniper’ ke Bulan Pekan Depan
Hanya selang beberapa hari dari pendaratan bersejarah di Bulan oleh India, program antariksa Jepang berharap bisa pulih dari sejumlah kemunduran dengan peluncuran misi Moon Sniper pekan depan. Roket akan membawa wahana pendaratan yang diperkirakan akan tiba di permukaan bulan dalam empat hingga enam bulan. Wahana pendaratan itu juga akan membawa satelit pencitraan sinar X untuk meneliti evolusi alam semesta. Peluncuran dijadwalkan akan berlangsung pada Senin (28/8) setelah sempat ditunda satu hari akibat cuaca buruk, kata Badan Penjelajah Antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA), Jumat (25/8), yang dikutip oleh kantor berita AFP. Program antariksa Jepang adalah salah satu yang terbesar di dunia. Namun upaya pertamanya untuk mendaratkan wahana pendaratan di Bulan gagal pada November 2022. Bulan lalu, roket tipe baru meledak saat pengujian. JAXA kini menyematkan harapannya pada “Pendarat Pintar untuk Penyelidikan Bulan atau Smart Lander for Investigating Moon (SLIM).” Sesuai dengan singkatannya, wahana antariksa SLIM kecil dan ringan dengan tinggi 2,4 meter, lebar 2,7 meter, dan panjang 1,7 meter. Wahana itu berbobot sekitar 700 kilogram. Dijuluki Moon Sniper untuk ketepatannya, JAXA berupaya mendaratkan wahana itu sekitar 100 meter dari target spesifik di Bulan, sangat jauh dari jarang biasanya sekitar beberapa kilometer. Menggunakan kendaraan penjelajah mini seukuran telapak tangan yang bisa berubah bentuk, penelitian itu berupaya menyelidiki bagaimana Bulan terbentuk dengan meneliti bagian-bagian mantel Bulan yang terekspos. Kendaraan penjelajah itu dikembangkan bersama sebuah perusahaan mainan. “Pendaratan bulan masih teknologi yang sangat sulit,” kata Shinichiro Sakai dari tim proyek SLIM kepada para wartawan, Kamis (24/8), sambil memuji kesuksesan India. “Untuk mengikuti langkah (India), kami akan berusaha sebaik mungkin dalam operasi kami,” kata Sakai. Pada Rabu (23/8), India berhasil mendaratkan sebuah wahana di kutub selatan Bulan. Pencapaian itu menjadi kemenangan bersejarah bagi negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan program antariksanya yang berbiaya rendah. Sebelumnya, hanya Amerika Serikat (AS), Rusia dan China yang berhasil mendaratkan wahana antariksa di permukaan Bulan, tapi tidak ada yang mendarat di kutub selatan. India mencetak kesuksesan sehari setelah wahana milik Rusia jatuh di wilayah yang sama dan empat tahun setelah upaya India sebelumnya gagal pada saat-saat terakhir. Jepang juga pernah mencoba sebelumnya untuk mendaratkan wahana penelitian di Bulan Bernama Omotenashi, tahun lalu. Wahana itu dibawa oleh roket Artemis 1 milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/NASA), tapi misinya mengalami kegagalan dan kehilangan komunikasi dengan wahana penelitian itu. [ft/pp]