Sekolah-sekolah di Bangladesh, pada Minggu (5/5), dibuka kembali dan pembelajaran dilanjutkan pada akhir pekan setelah gelombang panas yang menyengat yang terjadi satu minggu lalu memaksa sekolah-sekolah tutup. Bangladesh mengalami suhu yang melonjak…
Category: Pendidikan
Kanada Berhenti Mendanai Riset Kolaborasi Asing yang Berisiko Mengancam Keamanan Nasional
Pemerintah Kanada mengumumkan pada Selasa (16/1) bahwa pihaknya akan membatasi pendanaan penelitian untuk mencegah China, Iran dan Rusia memperoleh teknologi canggih yang dikembangkan oleh kampus-kampus Kanada, dengan alasan masalah keamanan nasional. Ottawa…
Bagaimana Kecerdasan Buatan akan Mengubah Dunia Pendidikan?
Alat kecerdasan buatan generatif, seperti ChatGPT, memicu diskusi mengenai transformasi bersejarah di berbagai bidang, termasuk pendidikan dan penelitian akademis.
Siswa Swiss Pecahkan Rekor Dunia Akselerasi Mobil Listrik
Dari nol hingga 100 kilometer per jam dalam waktu kurang dari satu detik! Mobil balap hasil garapan para mahasiswa memecahkan rekor dunia untuk akselerasi kendaraan listrik, ungkap universitas di Swiss pada Selasa (12/9). Mahasiswa dari Institut Teknologi Federal Swiss Zurich (ETHZ) dan Lucerne University of Applied Sciences merancang dan membangun kendaraan “Mythen” yang mencapai prestasi itu, kata ETHZ dalam pernyataan. “Kini Guinness World Records telah mengonfirmasi bahwa Mythen memecahkan rekor akselerasi dunia sebelumnya untuk kendaraan listrik,” katanya. Menempuh jarak 12,3 meter di Swiss Innovation Park di Dübendorf, di seberang bengkel para mahasiswa, mobil ini mampu melaju dari nol hingga 100 kilometer per jam dalam waktu 0,956 detik. “Ini mengalahkan rekor dunia sebelumnya yaitu 1,461 detik, yang dibuat pada September 2022 oleh tim dari Universitas Stuttgart,” kata ETHZ. Menurut pernyataan tersebut, sekitar 30 mahasiswa anggota Academic Motorsports Club Zurich (AMZ) telah menghabiskan sebagian besar waktunya dalam proyek tersebut. Semua komponen, “mulai dari papan elektronik (PCB) hingga sasis dan baterai, dikembangkan oleh para mahasiswa dan dioptimalkan fungsinya,” katanya. Kendaraan tersebut hanya berbobot 140 kilogram dan menghasilkan tenaga listrik 240 kilowatt, atau sekitar 326 tenaga kuda. Pengemudi kendaraan itu, Kate Maggetti, adalah teman para mahasiswa. Ia dilibatkan dalam proyek tersebut “karena bobot tubuhnya yang ringan” dan “kesediaannya menerima tantangan,” kata Yann Bernard, kepala montir di AMZ, kepada kantor berita AFP. “Mengerjakan proyek sambil kuliah sangat berat,” tambah Bernard dalam pernyataannya. “Namun demikian sangat menyenangkan bekerja dengan siswa lain untuk terus menghasilkan solusi baru dan mempraktikkan apa yang kami pelajari dalam kelas,” katanya. “Dan, tentu saja, merupakan pengalaman yang benar-benar unik untuk tercatat dalam rekor dunia.” [ka/jm]
Kekhawatiran Meningkat Soal Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Dunia Pendidikan
Perdebatan tentang apakah siswa boleh menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) saat belajar di sekolah semakin intensif menjelang tahun ajaran baru. Di Inggris, para ahli mengatakan guru butuh bimbingan untuk memahami apa yang dianggap kecurangan terkait pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan.
Green School Bali Siapkan Kerangka Pendidikan untuk Masa Depan yang Berkesinambungan
Sekolah Internasional atau yang kini disebut Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) Green School merupakan satu-satunya sekolah di Bali dan juga Indonesia yang mendidik para murid untuk berwawasan lingkungan secara terpadu. Lima belas tahun sejak menerima murid pertamanya, Green School mempertahankan misinya untuk mendidik generasi yang bisa membawa perubahan untuk menyelamatkan bumi. Sekolah yang terletak di sepanjang Sungai Ayung di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini berdiri di tengah rerimbunan pepohonan dengan alam asri. Bangunan sekolah beratap alang-alang dan infrastrukturnya sebagian besar dari batang-batang bambu. GS telah delapan kali meluluskan para siswa SMU sejak 2013. Kepala Sekolah Green School Bali, Sal Gordon menjelaskan prioritas lembaga pendidikan ini dalam menyelamatkan bumi. “Misi Green School Bali adalah kami merupakan komunitas pelajar yang ingin membuat bumi berkesinambungan. Kami yakin pendidikan bisa menjadi mekanisme regenerative, mekanisme perubahan untuk membuat masa depan yang berkelanjutan,” paparnya. “Kita Menyaksikan bumi berubah dengan cepat, masa depan tidak menentu dengan masalah-masalah yang lebih kompleks bagi generasi mendatang. Kami yakin sistem pendidikan perlu beradaptasi pada kebutuhan di masa depan,” tambah Gordon. Untuk mengantisipasi kebutuhan ini, Gordon mengatakan Green School menciptakan model pembelajaran baru, seperti model pendidikan seperti apa yang diusung sekolah terssebut. Green School Bali berlandaskan alam, dan sangat berkelanjutan, dengan mengkaji ulang bagaimana komunitas berperan dan berinteraksi jadi murid bukan hanya belajar dari para guru. Model baru ini memungkinkan semua yang terlibat dengan sekolah untuk belajar bersama,mulai dari guru, murid, organisasi di sekitarnya, termasuk para tamu yang berkunjung ke GS, untuk membuat alam dan lingkungan menjadi berkesinambungan. Kurikulum Green School berbeda dengan SPK lainnya di Indonesia. “Bagian pedagogik (pendidikan yang diajarkan) kami berbeda, analisa dan praktik-praktik pendidikan juga cukup berbeda. Kami yakin menciptakan apa yang kami sebut sekolah masa depan, sekarang,” katanya. “Sekolah yang membahas mengenai keberlangsungan bukan hanya berlanjutnya lingkungan, namun pola pikir pemecahan masalah yang sesungguhnya, keberlangsungan secara holistik, praktik-praktik, ekonomi, sosial budaya, praktik-praktik kesehatan pribadi. Kita tahu masa depan yang berkesinambungan memerlukan hal ini. Bukan hanya masalah lingkungan,” tambah Gordon. Meskipun memiliki kurikulum pendidikan yang berbeda dari sekolah pada umumnya Dr. Ni Putu Tirka Widanti, pendiri dan Ketua Pengurus Yayasan Kulkul, entitas hukum yang melandasi pendirian lembaga pendidikan GS di Bali menegaskan, ada kurikulum wajib yang tetap dijarkan kepada murid-murid Green School. “Kegiatan Green School dalam hal ini pendidikannya harus in line, harus sejajar, harus ikut dengan aturan dari Kemendiknas karena sehubungan GS ini berada di wilayah hukum Indonesia, khususnya di desa Sibang Kaja. Dalam hal ini memastikan bila ada WNI yang bersekolah di GS memastikan ada 3 Mata Pelajaran yang diajarkan, yaitu Pancasila, Bahasa Indonesia dan Agama,” tuturnya. Kerangka pendidikan terkait perubahan iklim yang diajarkan sekolah ini disusun sesuai dengan tingkat pendidikan murid, mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. Gordon mengatakan dengan tidak mengesampingkan pembelajaran akademik, seperti matematika, sains dan literasi, GS juga menerapkan kerangka belajar tentang perubahan iklim berdasarkan tema, seperti laut, sungai, produksi pangan, dan semua yang terkait dengan lingkungan. Tema-tema pembelajaran ini juga kerap sejalan dengan tema-tema yang dicanangkan PBB. [my/ah]
Taking Up Space, Berdayakan Siswi Suku Asli Ikut Kamp Luar Angkasa
Ketimpangan kesempatan dan minat dalam bidang iptek bagi perempuan di AS masih didapati termasuk bagi Suku Asli Amerika. Taking Up Space di Tucson, Arizona, mendorong anak perempuan dari Suku Asli Amerika untuk bisa berpartisipasi dalam Space Camp dan mengembangkan ketertarikan dalam bidang iptek.
Mendikbud: 10,2 Juta Pengguna Pakai Platform Pendidikan
Pemerintah menyampaikan berbagai pencapaian digitalisasi pendidikan hingga tahun 2022 dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Kamis (10/11/2022).