Sekjen PBB pada Senin (3/10) meminta negara-negara maju untuk memenuhi janji mereka menyumbangkan 100 miliar dolar setahun guna mendukung aksi iklim di negara-negara berkembang. Seruan itu disampaikan menjelang konferensi iklim di Mesir pada November. “Dana untuk adaptasi dan ketahanan harus mewakili sedikitnya separuh dari semua dana iklim,” kata Antonio Guterres kepada wartawan. Para menteri, pakar iklim dan perwakilan masyarakat madani bertemu pekan ini di ibu kota Kongo, Kinshasa, untuk menyiapkan agenda pertemuan November yang dijuluki COP27. Konferensi itu akan diadakan di resor Sharm el-Sheikh pada 6-18 November. PBB mengatakan negara-negara G-20 menyebabkan 80% emisi global, tapi mereka lamban dalam menyalurkan janji bantuan sebesar 100 miliar dolar setahun. “Berbagai janji dan kebijakan saat ini menyulitkan upaya kita untuk membatasi naiknya suhu global hingga 2 derajat Celcius, apalagi 1.5 derajat,” katanya mengenai target yang ditetapkan dalam Perjanjian Iklim Paris. PBB memperingatkan kegagalan mencapai tujuan itu dapat menyebabkan bencana iklim. Guterres mengatakan setiap pemerintahan, bisnis, investor dan institusi harus menjalankan rencana aksi iklim yang konkret. [vm/em]
Category: Lingkungan Hidup
Badai Ian akan Terjang South dan North Carolina, Virginia
Pusat Badai Nasional (NHC) Jumat dini hari mengatakan Badai Ian diperkirakan menyebabkan laut pasang yang mengancam jiwa dan kondisi-kondisi badai di sepanjang pesisir Carolina Jumat siang. Badai kemungkinan besar akan menghasilkan hujan yang menyebabkan banjir di kedua negara bagian Carolina dan bagian barat daya Virginia. Menurut NHC, peringatan gelombang badai berarti “ada ancaman genangan air yang mengancam jiwa, akibat dari naiknya permukaan air yang bergerak ke daratan dari pesisir.” Badan tersebut juga mendesak orang-orang untuk mematuhi perintah evakuasi dan instruksi lain dari para pejabat setempat. Peringatan badai berarti “Persiapan untuk melindungi jiwa dan harta benda harus segera dituntaskan,” menurut NHC. Badai Ian membawa angin berkecepatan maksimum 85 kilometer per jam dengan embusan angin yang kecepatannya lebih tinggi Ian meninggalkan jejak kehancuran di Florida. Presiden AS Joe Biden hari Kamis berjanji bahwa pemerintah federal akan melakukan apa pun untuk pembangunan kembali Florida. Berbicara dari kantor pusat Badan Manajemen Darurat Federal di Washington, Biden mengatakan ia telah berbicara dengan Gubernur Florida Ron DeSantis dan mengabulkan permintaannya mengenai penetapan bencana besar yang dipercepat. Ia mengatakan ini berarti pemerintah federal akan menanggung biaya menyingkirkan semua puing dan membangun kembali gedung-gedung publik. Pemerintah federal juga akan menyediakan dana untuk membantu menutup biaya pembangunan kembali rumah-rumah dan pemulihan properti bagi mereka yang tidak memiliki asuransi yang memadai. Biden mengatakan Ian bisa menjadi badai paling mematikan yang menghantam Florida begitu efeknya dipastikan. Pada konferensi pers sebelumnya, DeSantis mengatakan jumlah korban tewas dan cedera belum jelas, karena para petugas penyelamat baru mulai bekerja setelah sebelumnya terhalang kondisi berbahaya. Tim penyelamat bekerja di darat, laut dan udara untuk menjangkau orang-orang yang terdampar. [uh/ab]
Limbah dan Susutnya Makanan Perparah Kelaparan Global dan Perubahan Iklim
Badan-badan PBB menyerukan diakhirinya limbah dan susutnya makanan saat PBB memperingati Hari Kesadaran Internasional tentang Susut dan Limbah Makanan atau International Day Awareness on Food Loss and Waste, hari Kamis (29/9).
Meksiko Menjadi Tempat Paling Mematikan Bagi Aktivis Lingkungan
Meksiko telah menjadi tempat paling mematikan di dunia bagi aktivis lingkungan dan pembela hak atas tanah, menurut sebuah survei global yang dirilis pada Rabu (28/9). Survei tersebut keluar di saat penduduk asli Yaqui di Meksiko utara masih berduka atas terbunuhnya para pemimpin kelompok mereka yang mempertahankan air dan tanah. Menurut laporan organisasi nonpemerintah, Global Witness, terdapat 54 aktivis terbunuh di Meksiko pada 2021. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 33 aktivis yang menjadi korban di Kolombia dan 26 aktivis di Brasil. Organisasi tersebut mencatat kematian 200 aktivis di seluruh dunia pada 2021. Lebih dari dua pertiga pembunuhan itu terjadi di wilayah Amerika latin. Mereka yang menjadi korban seringkali adalah orang-orang yang paling berani dan paling dihormati dalam komunitas mereka. Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador pada bulan lalu meminta maaf kepada para masyarakat Yaquis untuk kekejaman yang mereka alami di masa lalu. Obrador juga menjanjikan sejumlah program infrastruktur untuk meningkatkan taraf hidup kelompok tersebut. Namun sang presiden menolak untuk menghentikan program pengambilan air dari wilayah masyarakat Yaqui, direktur pengelola air daerah setempat, Humberton Borbón, telah menyebutkan bahwa praktik tersebut “100 persen ilegal” dan putusan pengadilan mendukung posisi Yaqui untuk mempertahankan hak mereka. [ka/rs]
Lagi, Puluhan Warga di Mandailing Natal Keracunan Gas dari Proyek Pengembangan Energi Panas Bumi
Puluhan orang dilaporkan mengalami keracunan gas hidrogen sulfida dampak dari aktivitas proyek pengembangan energi panas bumi di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Mirisnya, kejadian ini kerap terjadi di kawasan itu. VOA – Sedikitnya 79 warga di Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, mengalami keracunan gas hidrogen sulfida diduga dampak dari aktivitas proyek pengembangan energi panas bumi, Selasa (27/9) kemarin. Akibat keracunan gas tersebut puluhan warga terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Kebocoran gas itu terjadi pada lahan tapak persiapan sumur (well pad) T-11 milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). Perusahaan itu merupakan pengembang energi panas bumi di kawasan tersebut. Peristiwa keracunan massal itu berawal saat masyarakat telah mendengar sosialisasi bahwa PT SMGP akan melakukan kegiatan uji alir sumur yang berada di wellpad T-11 pada pukul 15.00 WIB. Sehingga masyarakat diimbau untuk menjauh dari titik uji alir sumur sampai dengan aktivitas pengujian tersebut selesai dilakukan. Namun di saat yang bersamaan masyarakat mencium bau tak sedap keluar dari titik kegiatan uji alir sumur yang berada di well pad T-11. Sehingga masyarakat merasakan gejala mual dan muntah bahkan sampai mengalami pingsan. Bau tersebut diindikasi telah terkontaminasi oleh paparan gas hidrogen sulfida. Peristiwa keracunan gas hidrogen sulfida yang dialami warga di kawasan itu bukan yang pertama. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Utara (Walhi Sumut) menuding kecelakaan operasional yang dilakukan oleh perusahaan pengembang energi panas bumi itu merupakan bentuk kelalaian yang dilakukan secara berulang. “Kelalaian itu bukan kali pertama. Tapi kelalaian yang dilakukan mereka mengancam nyawa bagi masyarakat yang hidup dan beraktivitas di daerah aktivitas PT SMGP,” kata manajer kajian dan advokasi Walhi Sumut, Putra Saptian kepada VOA, Rabu (28/9). Insiden Berulang Dalam catatan Walhi Sumut peristiwa serupa juga terjadi pada 16 September 2022. Saat itu delapan warga terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran keracunan gas hidrogen sulfida dampak dari aktivitas proyek pengembangan energi panas bumi tersebut. Pada Maret 2022 puluhan warga juga pernah dilaporkan mengalami keracunan gas akibat proyek pengembangan panas bumi. Bahkan di tahun 2021 sebanyak lima warga meninggal dunia diduga akibat keracunan gas hidrogen sulfida dampak proyek tersebut. “Korban yang mengalami dampak kelalaian PT SMGP mendapatkan trauma berkepanjangan,” ujar Putra. Atas kejadian yang berulang itu Walhi Sumut menyesali sikap pemerintah yang dinilai abai terhadap kelalaian akibat proyek pengembangan energi panas bumi tersebut. Pemerintah juga tidak kunjung memberikan sanksi tegas terhadap PT SMGP, padahal warga telah menjadi korban. “Pemerintah segera menutup seluruh aktivitas perusahaan demi keselamatan dan kesehatan rakyat serta lingkungan hidup,” ucap Putra. Walhi Sumut meminta Komnas HAM mengusut tuntas secara komprehensif dugaan pelanggaran HAM dan pembiaran yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Aparat kepolisian juga turut diminta untuk menindak tegas jika adanya pelanggaran dari aktivitas perusahaan pengembang energi panas bumi tersebut. “Kami meminta agar Presiden Joko Widodo dan Menteri ESDM lebih mementingkan kesehatan serta keselamatan rakyat. Berhenti untuk bermain-main dengan nyawa rakyat. Jika peristiwa ini pemerintah tak menutup segala aktivitas PT SMGP. Maka dapat kita menyimpulkan bahwa pemerintah Indonesia telah abai terhadap nasib rakyat dan terlibat dalam kejahatan lingkungan hidup serta manusia,” tandas Putra. Saat ini Walhi Sumut telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo tentang permohonan pencopotan Menteri ESDM dan menutup permanen PT SMGP. Kapolres Mandailing Natal AKBP Muhammad Reza Chairul Akbar Siddiq mengatakan, dari 79 warga yang mengalami keracunan itu ada beberapa korban telah kembali ke rumah untuk dirawat jalan. “71 orang masih dirawat, delapan orang sudah kembali ke rumah,” ujarnya. Namun kepolisian belum bisa memastikan apakah keracunan massal itu bersumber dari aktivitas pengembangan energi panas bumi yang dimaksud. “Sementara kami baru berupaya interogasi dari perusahaan dan warga,” ungkapnya. Wakil Bupati Duga Ada Kebocoran Aktivitas Well Test Wakil Bupati Mandailing Natal Atika Azmi Utammi mengatakan, ada dugaan kebocoran dari aktivitas well test pada T-11 milik PT SMGP. “Pemerintah kabupaten (Pemkab) merasa resah dan prihatin atas kejadian berulang ini. Kami meminta perusahaan menghentikan sementara kegiatan T-11,” katanya melalui pesan singkat kepada VOA. Menurut Atika, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) untuk meninjau kembali keberadaan PT SMGP di Mandailing Natal. “Dasar surat tersebut adalah insiden pada 6 Maret 2022 dan 24 April 2022. April lalu sudah, ini kami bersurat lagi,” ucapnya. Juru bicara PT SMGP Yani Siskartika mengatakan, semua kegiatan yang dilakukan pihaknya telah sesuai prosedur berlaku dan disaksikan tim dari Direktorat Jenderal EBTKE serta Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Mandailing Natal. “Terkait bau menyengat di area warga yang diduga menyebabkan keluhan kesehatan masih dalam investigasi. Yang jelas semua prosedur kegiatan sudah dilakukan sesuai prosedur disaksikan pihak Direktorat Jenderal EBTKE dan berbagai pihak lainnya,” ujarnya kepada VOA. [aa/em]
Topan Noru Mencapai Daratan Vietnam
Topan Noru menerjang pesisir tengah Vietnam Rabu dini hari. Badai ini mencapai daratan di dekat kota resor Danang dengan disertai angin berkecepatan 117 kilometer per jam, setara dengan badai Atlantik kategori 1. Pihak berwenang mengevakuasi ratusan ribu orang menjelang kedatangan Noru dan menutup beberapa bandara. Sementara itu pemerintah setempat menetapkan larangan keluar rumah, menutup sekolah dan membatalkan kegiatan publik. Kantor berita AFP melaporkan bahwa kementerian pertahanan Vietnam telah mengerahkan sekitar 40 ribu tentara dan 200 ribu anggota milisi yang diperlengkapi dengan kendaraan lapis baja dan perahu-perahu sebagai persiapan untuk operasi penyelamatan dan bantuan. Noru bergerak menuju Vietnam setelah meninggalkan jejak kehancuran di Filipina akhir pekan lalu. Delapan orang tewas, dan hampir 80 ribu orang dievakuasi ke tempat-tempat penampungan darurat karena Noru menimbulkan banjir besar dan listrik padam di ibu kota, Manila, serta provinsi-provinsi terpencil. [uh/ab]
Ian Jadi Badai Besar Saat Hampir Mendarat di Kuba Barat
Badai Ian telah berubah menjadi badai besar sewaktu mendekati daratan di Kuba Barat dalam perjalanannya menuju negara bagian Florida. Para pakar cuaca di Pusat Badai Nasional (NHC) yang berbasis di Miami mengatakan Ian bergerak di atas Laut Karibia dengan membawa angin berkecepatan 185 kilometer per jam. Ini membuatnya menjadi badai kategori 3 di skala lima level NHC yang mengukur kecepatan angin maksimum dan potensi kehancurannya. Ian terakhir kali terlihat pada jarak 135 kilometer sebelah timur ujung barat Kuba dan 55 kilometer dari kota Pinar Del Rio, dengan laju 20 kilometer per jam. NHC mengatakan Ian akan tetap menjadi badai kuat sewaktu bergerak di atas Teluk Meksiko pada hari Rabu. Jika badai ini terus pada jalurnya sekarang ini, Ian diperkirakan akan mencapai kota Tampa dan St. Petersburg di bagian barat Pantai Teluk Florida sedini hari Rabu. Daerah itu belum pernah terkena hantaman langsung badai besar sejak 1921. Para pakar cuaca telah mengeluarkan peringatan badai, badai tropis dan gelombang badai, serta mengawasi beberapa daerah di Kuba Barat dan Florida yang berada dalam jalur lintasan Badai Ian. Badai ini diperkirakan akan menimbulkan hujan dengan curah antara 15 dan 25 sentimeter di Kuba Barat, dengan daerah Florida Keys diperkirakan menerima 10 hingga 15 sentimeter, dan bagian tengah-barat Florida akan diguyur hujan dengan curah 15 hingga 30 sentimeter. Presiden AS Joe Biden telah mengeluarkan deklarasi darurat untuk Florida, memberi wewenang Badan Manajemen Darurat Federal untuk mengoordinasikan upaya-upaya bantuan bencana dan menyediakan lebih banyak dana federal. Pihak berwenang telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada ratusan ribu warga di sepanjang pesisir Pantai Teluk Florida. Potensi kehancuran yang ditimbulkan Ian bahkan telah mendorong para pejabat di Badan Antariksa AS (NASA) untuk memindahkan roket besar dan kapsul ruang angkasa Artemis 1 dari landasan peluncurannya di Pusat Antariksa Kennedy di pesisir timur Florida kembali ke Vehicle Assembly Building, menunda lebih lanjut rencana uji penerbangannya. [uh/ab]
Perubahan Iklim Suburkan Pertanian Anggur di Kawasan Dingin Prancis
Perubahan iklim, yang ditandai dengan temperatur udara yang menghangat, sangat tidak diharapkan, terutama oleh para aktivis lingkungan. Namun, komunitas di Haillicourt, Prancis Utara, justru menyambutnya karena perubahan itu memungkinkan mereka mengembangkan bisnis minuman anggur.
Sengketa Perusahaan Tambang di Indonesia: China Didesak Tingkatkan Standar Perlindungan Lingkungan
Sekitar tiga tahun lalu pengamat mempertanyakan ancaman kerusakan lingkungan akibat kegiatan perusahaan pertambangan seng milik China di Sumatra Utara, tapi hingga saat ini masalah ini belum menemukan jalan keluar.
Hasil Studi: Kota-kota Pesisir Asia Tenggelam dengan Cepat
Hasil studi baru menunjukkan kota-kota pesisir yang luas di Asia Selatan dan Tenggara tenggelam lebih cepat daripada di tempat lain di dunia. Ini membuat puluhan juta orang lebih rentan terhadap kenaikan permukaan laut. Urbanisasi yang cepat telah membuat kota-kota ini menyedot air tanah secara besar-besaran untuk melayani populasi mereka yang berkembang, menurut hasil penelitian Nanyang Technological University (NTU) Singapura, yang terbit dalam jurnal Nature Sustainability minggu lalu. Pusat kota terpadat dan pusat bisnis utama Vietnam, Ho Chi Minh City, turun rata-rata 16,2 milimeter setiap tahun. Kota ini menjadi yang paling cepat tenggelam berdasar kajian data satelit dari 48 kota pesisir besar di seluruh dunia yang disurvei. Kota pelabuhan Chittagong di Bangladesh Selatan berada pada urutan kedua dalam daftar itu. Ahmedabad di India Barat, Jakarta, dan Yangon, pusat perdagangan Myanmar, juga tenggelam lebih dari 20 milimeter pada tahun-tahun puncak. Kota-kota itu tenggelam bukan akibat perubahan iklim, tetapi tim peneliti mengatakan pekerjaan mereka akan memberi wawasan yang lebih baik tentang bagaimana fenomena tersebut akan “memperparah efek kenaikan rata-rata permukaan laut yang didorong oleh iklim”. Pada 2050, menurut Intergovernmental Panel on Climate Change atau Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB (IPCC), lebih dari satu miliar orang akan tinggal di kota-kota pesisir yang berisiko naik permukaan lautnya. IPCC mengatakan bahwa permukaan laut global bisa naik hingga 60 sentimeter pada akhir. [uh/ka]