Indonesia berkomitmen beralih ke sumber energi baru terbarukan (EBT). Konsumsi batubara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), perlahan dikurangi. Co-firing, adalah salah satu strategi dalam transisi itu. Co-firing adalah pembakaran dua jenis bahan bakar berbeda secara bersamaan. Untuk PLTU yang biasanya sepenuhnya berbahan bakar batubara, cofiring dilakukan dengan menambahkan bahan bakar lain, seperti biomassa yang dibuat dari sampah atau limbah. Pakar energi, yang juga anggota Dewan Energi Nasional (DEN) 2009-2019, Dr Ir Tumiran M Eng mengapresiasi Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menerapkan strategi cofiring ini sebagai kombinasi pemanfaatan batubara dan biomassa dengan teknologi yang ada. “Artinya,kan biomassai tu bagian dari sumber energi baru dan terbarukan,saya kira seharusnya sudah bisa dihitung sebagai substitusi EBT, karena kita mengurangi pemakaian bahan bakar fosil,” ujar Tumiran yang juga dosen di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kepada VOA, Senin (5/12). Biomassa adalah sumber EBT yang berasal dari organisme yang pernah hidup. Sampah rumah tangga, sisa pengolahan sawit, bubuk hasil penggergajian kayu, sabut kelapa, hingga kotoran ternak adalah sejumlah contoh biomassa. Untuk dapat dimanfaatkan dalam skema co-firing di PLTU, bahan biomassa seperti sampah harus diolah terlebih dahulu. Saat ini, bentuk akhir biomassa yang siap digunakan adalah serupa pelet ikan. Proses produksi biomassa ini, lanjut Tumiran, justru menjadi nilai lebih kedua cofiring. Dampak ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar PLTU, yang diberi kesempatan memproduksi biomassa. “Produsen-produsen biomassa itu bisa menjadi generator ekonomi baru, untuk memberi kontribusi di sektor kelistrikan. Artinya, akan ada rente ekonomi baru yang positif, yang tadinya hanya dinikmati oleh produksi batubara yang tersentralistik di Kalimantan atau Sumatera,” ujarnya. Konsumsi batubara memang berkurang ketika PLTU melakukan co-firing. Sampah perkotaan yang selama ini hanya ditimbun misalnya, dapat diolah menjadi biomassa dan dijual ke PLN. Di satu sisi, langkah itu memecahkan masalah persampahan, dan di sisi lain sekaligus menekan pemakaian batubara. Untuk mempermudah upaya ini ke depan, langkah edukasi pemilahan sampah di tingkat rumah tangga menjadi penting. Produksi biomassa akan lebih lancar, jika proses tersebut telah dijalankan. Co-firing dianggap menekan emisi, karena biomassa termasuk netral karbon. Posisi netral itu karena ketika masih “hidup”, bahan baku biomassa telah menyerap karbon. Karena itu, karbon yang keluar ketika biomassa dibakar, dianggap sepadan dengan karbon yang dia serap sebelumnya. “Tujuannya kan net zero, bukan berarti tidak memproduksi emisi,” papar Tumiran. Indonesia Produsen Biomassa Dalam diskusi terkait EBT yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akhir pekan lalu, Prof Dr Ir Rizal Alamsyah memastikan Indonesia adalah produsen besar biomassa. Rizal adalah peneliti di Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi, BRIN. “Sebenarnya produksi biomassa Indonesia cukup besar ya, pertahun diproduksi sekitar 155,4 juta ton biomassa, atau setara dengan 49,8 giga joule per tahun,” ujar Rizal. (Joule adalah unit energi dalam Sistem Satuan Internasional.) Dari jumlah tersebut, kata Rizal, sebagian belum digunakan, sebagian sudah dimanfaatkan di dalam negeri, dan ada juga yang telah menjadi komoditas ekspor. Salah satu biomassa yang sudah diekspor adalah limbah tanaman sawit. “Ekspor limbah sawit itu sudah lama sekali. Ini berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), Palm Acid Oil (PAO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) dan lain sebagainya. Di ekspor ke Malaysia, China, Jepang dan Korea. Kemudian yang sekarang sudah rutin juga Palm Kernel Expeller, ke Korea Selatan,” papar Rizal. Ekspor biomassa lain adalah limbah bonggol jagung dari Sulawesi, yang mencapai ratusan ton perbulan, 120 metrik ton ampas tebu ke Jepang setiap tahun, hingga serbuk gergaji, dan serpihan kayu. “Saya pernah melakukan kerja sama riset dengan lembaga riset di Korea. Di sana sudah ada beberapa pembangkit listrik, walaupun kecil-kecil sekitar dua megawatt, tapi ada sekitar sepuluh sampai dua puluh, yang bahan bakunya itu biomassa dari Indonesia,” tandasnya. Karena itulah, Rizal mendorong pengolahan lebih besar limbah maupun sampah menjadi pelet, agar dapat dimanfaatkan di sektor energi. Potensi Indonesia yang luar biasa terkait bahan baku biomassa harus dimanfaatkan secara maksimal. “Sebelum dimanfaatkan di luar negeri, kenapa tidak diberdayakan di dalam negeri,” ujarnya. Produksi Biomassa Digalakkan PLN sendiri bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menggenjot produksi biomassa, yang akan dipakai bersama batubara dalam skema co-firing di PLTU mereka. Salah satunya adalah dengan kerja sama subholding PT PLN Indonesia Power dengan Pemerintah Kota Cilegon. Pada Selasa (29/11) lalu, kedua belah pihak meresmikan pengoperasian pabrik Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) terbesar di Indonesia di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Cilegon, Banten. Dalam pernyataan PLN, pabrik BBJP ini akan mengubah 30 ton sampah segar dari kota Cilegon, menjadi bahan bakar pengganti batu bara di PLTU Suralaya. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memastikan kolaborasi membantu masyarakat Cilegon mengurangi sampah perkotaan. “Kami bangga sekali dengan adanya bahan bakar jumputan padat di Cilegon ini. Ini adalah bahan bakar berbasis pada kekuatan rakyat. Disini yang bekerja adalah rakyat sekitar sini dan diberdayakan, jadi ini menciptakan lapangan kerja,” kata Darmawan. Bagi Cilegon, skema ini mampu menyerap lebih 9.000 ton sampah per tahun. Sementara PLN akan memiliki kepastian pasokan biomassa untuk bahan baku co-firing. Sebagaimana target pemerintah yang mengemuka sepanjang pertemuan G20 di Bali pertengahan November lalu, PLN Group juga memiliki target net zero emission (NZE) pada 2060. Cofiring adalah salah satu strategi yang diterapkan. PLN serius dengan pencapaian target ini, melalui dua subholdingnya, yaitu PT PLN Indonesia Power (IP) dan PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI). Dalam Indonesia National Electricity Day 2022 di Jakarta, Rabu (30/11), Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, kapasitas pembangkit EBT di PLN IP akan meningkat menjadi 8,1 GW pada 2030. “Jika di tahun 2024 persentasenya baru 11 persen, di tahun 2030 akan melonjak jadi 30 persen dari keseluruhan pembangkit yang kami kelola,” kata Edwin. Strategi jangka pendeknya, ujar Edwin, adalah memaksimalkan pemanfaatan co-firing tersebut. Saat ini, ada 13 PLTU yang telah menerapkan co-firing biomassa, dari total 18 PLTU yang diuji coba. Dari co-firing 276 kilo ton biomassa pada 2022 ini, terhitung listrik yang dihasilkan adalah 269GWh. “PLN berkomitmen untuk mengurangi penggunaan batu bara dengan pemanfaatan biomassa untuk co-firing. Fokus yang saat ini dikejar adalah bagaimana meningkatkan co-firing biomassa untuk PLTU sekaligus menguatkan rantai pasoknya,” tambah Edwin. PLN telah menjalin kerja sama dengan 12 pemerintah daerah untuk pemanfaatan biomassa sampah. Kolaborasi juga dibangun bersama Perhutani untuk penyediaan biomassa serbuk gergaji. Sedangkan berbagai elemen masyarakat berperan dalam penyediaan biomassa sekam padi, serpihan kayu, hingga cangkang sawit. [ns/lt]
Category: Indonesia
Belasan LSM Desak KLHK Cabut Larangan Peneliti Orangutan
Belasan LSM melayangkan surat yang menuduh Indonesia menghalangi penelitian ilmiah terkait konservasi. Surat tersebut merupakan tindak lanjut atas larangan Jakarta terhadap sekelompok akademisi asing yang menentang klaim resmi pemerintah bahwa jumlah orangutan meningkat. Indonesia adalah rumah bagi hutan hujan tropis tertua di dunia di mana orangutan yang terancam punah. Satwa tersebut kehilangan habitatnya sebagai dampak dari merajalelanya aktivitas penebangan, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan di Tanah Air. Sebanyak 18 LSM, termasuk Greenpeace dan Amnesty International, melayangkan surat keberatan resmi tersebut kepada Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) pada Kamis (1/12). Mereka mendesak pemerintah mencabut larangan yang diberlakukan terhadap lima ilmuwan Barat pada September, dan mendesak pemerintah mengizinkan para peneliti untuk bekerja dengan bebas. Para LSM tersebut dapat memutuskan untuk mengajukan gugatan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Kelima akademisi tersebut – semuanya berbasis di luar Indonesia – menulis opini di sebuah surat kabar lokal mengutip penelitian yang menunjukkan populasi orangutan di Tanah Air menurun. Mereka membantah klaim resmi pemerintah yang mengatakan jumlah spesies langka tersebut akan bertambah. Pemerintah kemudian melarang kegiatan mereka di saat tulisan tersebut diterbitkan. LSM menyebut pelarangan itu anti-sains dan membatasi kebebasan akademik. Mereka menuntut pemerintah melakukan permintaan maaf secara publik atas apa yang mereka katakan sebagai penyalahgunaan kekuasaan dengan membungkam perbedaan pendapat. “Ini merupakan wujud penguasaan kekuasaan atas produksi ilmu pengetahuan yang telah melanggar prinsip kebebasan akademik,” kata mereka dalam keterangannya, Kamis. Arie Rompas, Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, mengatakan langkah kementerian itu “otoriter”, menekankan bahwa data yang kredibel sangat penting untuk kebijakan lingkungan yang baik. “Jika datanya tidak memiliki kredibilitas, kebijakan tidak akan menyelesaikan masalah seperti deforestasi, kebakaran hutan, atau populasi orangutan,” kata Rompas kepada AFP, Jumat. KLHK tidak menanggapi permintaan komentar dari AFP. “Kami masih menunggu tanggapan kementerian untuk melihat langkah selanjutnya seperti apa,” kata Rompas. Perburuan dan hilangnya habitat telah memusnahkan populasi orangutan di negara Asia Tenggara itu sebelum virus corona muncul sebagai ancaman lain bagi mamalia, yang 97 persen DNA-nya sama dengan manusia. Kurang dari 120.000 orangutan diperkirakan tetap berada di alam liar sebelum perselisihan ini terjadi, tetapi jumlah pastinya tidak diketahui. Populasi orangutan di Kalimantan sendiri anjlok dari sekitar 288.000 pada 1973 menjadi sekitar 100.000 pada tahun 2017, menurut International Union for Conservation of Nature. Surat dari LSM tersebut juga meminta pemerintah bekerja dengan para ilmuwan untuk mencapai perkiraan jumlah orangutan yang disepakati pada saat ini. [ah/lt]
Kasus Tumpahan Minyak Montara, Luhut: PTTEP Bersedia Ganti Rugi Rp2 Triliun
Belasan ribu petani rumput laut dan nelayan di Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya akan mendapat ganti rugi senilai Rp2 triliun buntut atas insiden tumpahan minyak Montara di Laut Timor pada tahun 2009 silam.
Mengapa Gempa Cianjur Memiliki Daya Rusak Besar?
Meski gempa di Cianjur dan sekitarnya pada Senin hanya memiliki magnitudo 5,6 pada skala Richter, kerusakan bangunan yang terjadi cukup masif. Pakar menyebut, setidaknya ada lima faktor mempengaruhi kondisi itu.
Jalan Terjal G20 Meninggalkan Energi Fosil
Deklarasi pimpinan G20 di Bali salah satunya menyangkut masalah transisi energi, yaitu komitmen meninggalkan sumber energi fosil. Meski tidak sealot pembahasan terkait perang, transisi energi juga bukan kesepakatan yang gampang.
Janji Luhut pada Sang Cucu Dorong Lahirnya Kesepakatan Transisi Energi $20 Miliar
Sama seperti biasanya ketika ia tampil di depan publik, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tampak bersemangat ketika berbicara di media center G20 di Bali International Convention Center (BICC) di Nusa Dua pada Selasa (15/11). Di samping Luhut, duduk penasihat iklim untuk Departemen Keuangan Amerika Serikat, John Morton. Keduanya baru saja menyepakati kemitraan pendanaan besar untuk membantu Indonesia melakukan transisi energi guna menurunkan emisi karbon. Dalam paparannya, Luhut menyebut nama cucu tertuanya, Faye Simanjuntak — yang menurutnya — memiliki peran dalam terjalinnya kemitraan tersebut. “Tahun lalu, saya berjanji kepada cucu perempuan tertua saya, Faye, bahwa saya akan membuat kebijakan yang bermanfaat bagi generasi berikutnya. Dia adalah pengingat terkuat yang saya miliki,” ujar Luhut. Janji tersebut mendorong Luhut untuk menggunakan perannya di pemerintahan dengan membangun kemitraan dan kolaborasi. Kolaborasi itu akan membantu Indonesia membangun ekonomi hijau dan menerapkan skema pembangunan berkelanjutan. “Kemitraan transisi energi adalah terobosan model kerja sama internasional yang menunjukkan kepada kita, secara kolektif, memobilisasi sektor swasta dan publik, menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan untuk cucu kita, warga negara kita, dan generasi masa depan untuk tahun-tahun mendatang,” janjinya. Transisi energi menjadi salah satu agenda utama dalam presidensi Indonesia pada G20 tahun ini. Bersama International Partners Group (IPG) yang dikoordinir oleh Amerika Serikat dan Jepang, Indonesia meluncurkan Kemitraan Transisi Energi Bersama (JETP). Kemitraan tersebut hadir untuk mendukung target iklim Indonesia, dengan memobilisasi pembiayaan dari sektor publik maupun swasta sebesar $20 miliar dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun ke depan. “Kami percaya, bahwa kami tidak boleh mengorbankan pembangunan ekonomi, tetapi kami juga harus membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang,” kata Luhut menekankan lagi pentingnya kesepakatan ini untuk masa depan. Dalam kurs mata uang saat ini, dana sebesar $20 miliar setara dengan sekitar Rp310 triliun. Berbicara dalam ruang yang sama, John Morton, menyebut terjalinnya sebuah kemitraan itu merupakan peristiwa yang cukup bersejarah karena melibatkan peran sektor swasta. “Angka $20 miliar, itu terbagi antara kontribusi sektor publik sekitar $10 miliar dan kontribusi sektor swasta sekitar $10 miliar juga. Saya mencatat, bahwa menurut saya ini bersejarah karena ada komitmen sektor swasta di samping komitmen sektor publik,” ujarnya. Komitmen tersebut menerima dukungan dari berbagai lembaga pendanaan. Secara total, terdapat koalisi yang terdiri dari tujuh lembaga keuangan global yang siap berinvestasi dalam program transisi energi dan mendukung agenda ambisius Indonesia tersebut. “Pendanaan dari sektor publik adalah bauran yang mencakup pendanaan konsesional, hibah, pinjaman, jaminan, dan berbagai macam dana publik yang berasal dari berbagai lembaga keuangan publik yang berbeda, di sembilan negara anggota IPG,” tegas John. Seluruh detail komitmen tersebut, termasuk angka pasti, bunga pinjaman dan program yang akan dibiayai, masih akan dibicarakan lebih lanjut. Rencana investasi yang disusun, kata John, akan berkembang seiring berjalannya waktu. Melalui kesepakatan itu pula, Indonesia mendapatkan dukungan untuk mempercepat pengurangan emisi di sektor listrik yang masih bergantung besar dengan pembangkit listrik batu bara. Target lain yang tertuang dalam program transisi energi Indonesia antara lain adalah menekan angka emisi secepat mungkin, mempercepat pengembangan energi terbarukan, dan meningkatkan efisiensi energi melalui kemitraan internasional. Termasuk di dalam kesepakatan, adalah transfer pengetahuan dan pengembangan teknologi yang berkelanjutan. Kesepakatan transisi energi itu juga diharapkan dapat membantu menciptakan pekerjaan baru yang ramah lingkungan. Pada sisi yang berbeda, kelompok masyarakat yang terkena dampak langsung atau tidak langsung di sektor ketenagakerjaan akibat transisi energi, akan menerima asistensi. Komitmen juga diberikan agar transisi energi berdampak positif terhadap masyarakat rentan. Luhut menjanjikan, transisi energi yang dilakukan tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi yang sudah cukup baik saat ini. Pemerintah Indonesia akan menyusun rencana aksi kemitraan dalam enam bulan ke depan, untuk melahirkan rencana investasi komprehensif. Program transisi energi ini dikelola sepenuhnya oleh badan usaha milik negara (BUMN) PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Sejumlah pihak yang termasuk ke dalam kolaborasi tersebut adalah Bank Pembangunan Asia, Dana Investasi Iklim, dan Bank Dunia. [ns/rs]
Elon Musk Puji Peran Indonesia dalam Ekosistem Mobil Listrik
Meski digadang-gadang untuk hadir langsung ke Bali, Elon Musk pada akhirnya memilih untuk berpartisipasi di forum B20, yang merupakan rangkaian KTT G20, secara daring. Dalam perbicangan yang melompat-lompat tentang berbagai isu pada Senin (14/11), Elon mengakui peran Indonesia sebagai produsen nikel dalam ekosistem mobil listrik dunia. Obrolan santai dalam forum B20 di Bali itu dipandu CEO dan Presiden Direktur Bakrie & Brothers, Anindya Bakri. B20 adalah forum yang diselenggarakan sektor swasta untuk menjalin komunikasi industri dunia, sekaligus berbagi visi, termasuk dengan kalangan pemerintah. “Terima kasih sudah memakainya (kemeja batik -red), kami mengirimkannya 15 ribu kilometer menyeberang Bumi. Batik yang Anda pakai datang dari Sulawesi Tengah, dari sebuah desa kecil. Itu desa yang memiliki banyak nikel di sana,” kata Anindya membuka pembicaraan. Elon memang mengenakan Batik Bomba berwarna nuansa hijau yang dibuat di Sulawesi Tengah. Anindya sengaja mengirim batik itu untuk mengingatkan bahwa industri mobil listrik, Tesla, di mana Elon menjadi CEO, terkait dengan desa kecil di provinsi tersebut. “Anda sebaiknya berkunjung ke sana. Mereka memiliki ambisi untuk membangun taman industri dengan energi bersih,” tambah Anindya. Pertanyaan pertama yang disampaikan Anindya, tentu sama dengan pernyataan di benak masyarakat Indonesia: mengapa Elon memutuskan untuk tidak datang langsung ke Bali. “Datang ke Indonesia akan fantastik, tetapi pekerjaan saya belakangan ini meningkat drastis,” kata Elon beralasan. Mobil listrik, di mana Elon menjadi salah satu perintis di era modern dengan Tesla-nya, menjadi topik perbincangan hangat. “Indonesia sudah memberikan kontribusi yang sangat signifikan dengan produksi dari bagian utama baterai untuk kendaraan listrik. Nikel adalah unsur kunci dari produksi baterai, khususnya untuk kendaraan listrik jarak jauh,” ujar Elon. Dia menyebut, China memang memproduksi lithium. Namun, menurut Elon, peran lithium dalam rantai pasok industri baterai kendaraan listrik sebenarnya kecil. Karena itulah dia meyakinkan peran Indonesia cukup besar, terutama dalam pengembangan kendaraan listrik yang bisa menempuh jarak lebih jauh. Elon setuju, membuat mobil listrik yang lebih terjangkau harganya dengan kualitas yang baik di masa depan adalah ide yang bagus. Dalam bagian lain, Elon banyak berbicara tentang visinya terkait masa depan, tetapi menolak untuk berbicara secara detil dalam sejumlah isu, seperti apa yang dia rencanakan untuk Tesla atau Twitter ke depan. Dia justru bersemangat ketika mengupas bisnis roketnya, karena dia memang bercita-cita mengirim manusia ke Mars, termasuk merintis wisata luar angkasa. Dia menilai, dalam jangka panjang masuk akal untuk memiliki sejumlah platform peluncuran di seluruh dunia. Kalimat ini dia sampaikan untuk membalas paparan Anindya tentang bentang alam Indonesia di khatulistiwa yang potensial untuk bisnis ini. “Sebenarnya, kita mungkin akan bisa berada dalam situasi di mana Anda menempuh perjalanan mengunakan roket, dari satu bagian bumi ke bagian yang lain. Dan Anda bisa berada dalam perjalanan yang mungkin 20 kali lebih cepat daripada saat ini,” kata Elon. Roket, tambah dia, bisa mencapai bagian lain dari Bumi dalam waktu 45 menit, dan di kebanyakan tempat bisa didatangi dalam waktu 20 menit. “Jadi, mungkin kita bisa menempuh perjalanan di berbagai tempat di dunia dalam waktu kurang dari satu jam,” ujarnya. Selain Elon Musk, yang turut berbicara secara singkat pada Senin (14/11) adalah founder Amazon Jeff Bezos, Executive Chair Bezos Earth Fund dan Executive Chairman Amazon dan Anne Hathaway, UN Women Goodwill Ambassador. Keduanya berbicara secara daring. Selain itu, hadir pula President Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. Indonesia Promosikan Pertumbuhan Berbicara dalam ajang yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga menyinggung soal nikel ini. “Kami mengambil langkah penting untuk menguatkan nilai rantai pasok, utamanya terkait mineral penting yang merupakan pusat dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dan otomotif,” kata dia berbicara di depan ratusan pemimpin bisnis se-dunia. Airlangga juga menguraikan bagaimana Indonesia berjuang keluar dari dampak buruk pandemi COVID-19. “Kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta adalah kunci untuk arsitektur ekonomi pasca pandemi. Dengan kerja sama ini, kita memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,4 persen di tahun 2022. Lebih tinggi daripada perkiraaan organisasi global, dan di quarter ketiga tahun ini, kami bahkan tumbuh 5,7 (persen) year on year,” papar Airlangga. Politisi Golkar ini menguraikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor perjalanan udara, transportasi, akomodasi, makanan dan minuman serta industri mesin. Janjikan Rekomendasi Nyata B20 Indonesia Summit 2022 menjadi ajang pertemuan bagi 3.300 delegasi. Mereka terdiri dari 2.000 CEO, pemimpin bisnis dari 65 negara dan beberapa kepala negara. Shinta Kamdani, Chair of B20 Indonesia pada Minggu (13/11) menyebut nantinya pertemuan B20 akan menghasilkan rekomendasi yang nyata. “Forum ini bersifat global dan peran kami dalam menyatukan berbagai kelompok pemangku kepentingan sangat serius. Melalui bantuan delegasi dari seluruh dunia, dengan senang hati saya sampaikan bahwa kami secara kolektif merumuskan prioritas kami di B20 Indonesia menjadi 25 policy recommendation dan 68 policy action,” kata Shinta. Komunitas bisnis di seluruh dunia memahami bahwa kondisi komunitas global saat ini menerima cukup banyak tantangan, seperti pandemi, digitalisasi, rantai nilai global yang lebih inklusif, dampak perubahan iklim dan sejumlah isu lain. Sementara Host of B20 Indonesia sekaligus Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid, menegaskan selama presidensi kali ini, B20 Indonesia berkomitmen memberikan hasil konkret dan dapat ditindaklanjuti. “B20 Summit tahun ini berlangsung di tengah gejolak geopolitik yang semakin intensif, serta kekhawatiran bahwa globalisasi telah gagal memberikan keuntungan yang adil,” kata Arsjad. “Belum lagi, tantangan perubahan iklim yang tak terbantahkan, yang mungkin merupakan yang paling mendesak dari semuanya. Untuk itu, fokus prioritas B20 Indonesia tahun ini, yaitu memajukan pertumbuhan yang inovatif, inklusif, dan kolaboratif,” kata dia lagi. [ns/ah]
Mendikbud: 10,2 Juta Pengguna Pakai Platform Pendidikan
Pemerintah menyampaikan berbagai pencapaian digitalisasi pendidikan hingga tahun 2022 dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Kamis (10/11/2022).
Aktivis Lingkungan Kritik Proyek Lumbung Pangan Kalteng
Sejumlah aktivis lingkungan mengkritik proyek lumbung pangan (food estate) Kementerian Pertahanan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Proyek itu dituding memperburuk krisis iklim.
Proyek Ambisius Penanganan Sampah Laut Dimulai di Bali
Berada di bawah India dan China, Indonesia menduduki posisi ketiga penyumbang sampah di laut. Sebuah kolaborasi dimulai di Bali untuk memecahkan persoalan ini.