Berbekal dengan kandungan cadangan nikel terbesar di dunia dan kebijakan penutupan keran ekspor bijih nikel, Indonesia kini menjadikan dirinya sebagai pemeran utama dalam industri kendaraan listrik, yang banyak menggunakan komoditas logam tersebut. Hanya dalam tiga tahun, Indonesia berhasil menekan belasan kesepakatan senilai lebih dari $15 miliar untuk produksi baterai dan kendaraan listrik di dalam negeri dengan sejumlah produsen kelas dunia, termasuk Hyundai Motor, LG Group, dan Foxconn. Produsen berikutnya yang menjadi incaran pemerintah adalah perusahaan raksasa Tesla, produsen mobil paling bergengsi di dunia. Presiden Joko Widodo telah melakukan segala upayanya untuk meyakinkan CEO Tesla Elon Musk agar mau memproduksi kendaraan listrik atau baterainya di Tanah Air. “Saya sangat yakin industri ini akan tumbuh cepat,” kata Presiden Jokowi dalam wawancara dengan Reuters pada pekan lalu. Indonesia memiliki total 21 juta ton cadangan terbukti nikel, menurut Survei Geologi AS. Kandungan tersebut setara dengan hampir seperempat dari cadangan dunia. Indonesia mencatatkan produksi nikelnya pada Januari-November 2022 di angka 1,4 juta ton, menurut International Nickel Study Group. Angka itu menjadikan Indonesia sebagai produsen nikel utama dan terbesar di dunia, dengan peringkat kedua berada di tangan Filipina dengan angka 290.000 ton pada periode yang sama. Jokowi menutup keran ekspor bijih nikel pada 2020 yang disebut sebagai kebijakan hilirisasi, tetapi pemerintah tetap mengizinkan ekspor produk nikel bernilai lebih tinggi. Aturan tersebut memaksa perusahaan untuk memproses dan memproduksi bijih nikel di Indonesia sebelum diekspor. Ekspor nikel olahan Indonesia kemudian membengkak menjadi lebih dari $30 miliar pada 2022 dari sekitar $1 miliar pada 2015. Indonesia diperkirakan akan menyumbang setengah dari peningkatan produksi nikel global antara tahun 2021 dan 2025, menurut Badan Energi Internasional. Hal itu sejalan dengan permintaan kendaraan listrik yang melonjak. Setiap kendaraan diperkirakan akan membutuhkan hingga 40 kg nikel. “Pemerintah Indonesia sedang membangun keseluruhan rantai nilai untuk melayani pabrik kendaraan listrik,” kata Victor Chin, konsultan utama di perusahaan konsultan logam CRU. “Jadi masuk akal saja jika Tesla mempertimbangkan Indonesia, baik untuk pabrik pembuatan baterai mobil listrik skala besar maupun manufaktur mobil,” ujarnya. Musk sendiri memasang target untuk menjual 20 juta kendaraan listrik pada 2030, lebih dari 15 kali lipat dari angka penjualan Tesla pada 2022, sebesar 1,3 juta kendaraan. Untuk mencapai ambisi itu, Tesla perlu membangun tujuh atau delapan “gigafactories” lagi. Gigafactory sendiri adalah fasilitas yang memproduksi baterai mobil listrik dalam skala besar, rata-rata satu mobil per tahun. Sama seperti Musk, Indonesia juga memiliki tujuan ambisiusnya sendiri. Jokowi mengatakan dalam wawancara dengan Reuters, volume ekspor nikel dapat tumbuh 200 kali lipat dari nilai sebelum pembatasan ekspor dilakukan, yaitu sekitar $1 miliar jika negara berhasil membangun ekosistem kendaraan listrik. Perusahaan pertambangan Brazil Vale, yang beroperasi di Soroako, Sulawesi, memperkirakan akan terjadinya lonjakan permintaan nikel sebesar 44 persen pada 2030 dari level 2022 karena tingginya permintaan baterai untuk kendaraan listrik. Jokowi tidak menetapkan batas waktu terkait pertumbuhan ekspor, tetapi mengatakan Indonesia bertujuan untuk membangun rantai pasokan terintegrasi untuk baterai kendaraan listrik pada 2027. Sementara itu, Indonesia juga akan melarang ekspor bijih tembaga dan bauksit pada Juni, yang keduanya digunakan juga digunakan dalam produksi kendaraan listrik. Uni Eropa menentang kebijakan pelarangan Indonesia tersebut. Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO memutuskan mendukung Uni Eropa, tetapi Indonesia telah mengajukan banding. Keberhasilan Indonesia telah mendorong negara lain untuk meniru langkahnya. Filipina berencana mengenakan pajak ekspor bijih nikel untuk mendorong penambang berinvestasi dalam membangun smelter. Industri nikel di Tanah Air telah menarik perhatian Presiden. Jokowi turun langsung ke lapangan untuk bertemu Musk sebanyak dua kali, tak lain untuk meyakinkan agar mau berinvestasi di Indonesia. Pekan lalu, Jokowi mengatakan dia bahkan telah menawarkan kepada Tesla konsesi pertambangan nikel dan keringanan pajak untuk berinvestasi di Indonesia, dan dia yakin kesepakatan tersebut akan dicapai. Sementara itu, Tesla sendiri sedang mencari pusat manufaktur tambahan. Perusahaan belum memberikan komentar terkait rencana perusahaan di Indonesia. Korea Selatan, Kanada, dan Meksiko juga telah mencoba memikat produsen mobil tersebut. Tesla telah menandatangani kontrak pengadaan nikel senilai sekitar $5 miliar dari perusahaan-perusahaan di Indonesia, kata seorang pejabat pemerintah. Salah satu bidang yang menjadi perhatian calon investor adalah dampak lingkungan industri pertambangan nikel dan penggunaan batubara di Indonesia untuk pembangkit listrik. Proses pembuatan nikel yang cocok untuk baterai kendaraan listrik memiliki jejak karbon yang tinggi dan menghasilkan limbah yang dikhawatirkan para pecinta lingkungan dapat dibuang ke laut. Namun, produsen mobil global ingin menanamkan modalnya atau mencari sumber dari Indonesia karena alternatif yang terbatas dan permintaan yang melonjak, kata para analis. “Tidak cukup perluasan kapasitas nikel di luar Indonesia. Produksi nikel Indonesia telah meningkatkan pangsanya dari kurang dari 20 persen menjadi hampir 50 persen dalam waktu empat tahun terakhir,” kata Soni Kumari dari ANZ. Bahkan pembeli dari pasar-pasar negara maju yang lebih sadar akan kredensial keberlanjutan akan terpaksa membeli dari Indonesia, kata Kumari. “Seiring permintaan nikel grade baterai yang terus tumbuh, perusahaan baterai dan mobil tidak bisa begitu saja mengabaikan (kritik) bahwa ‘nikel Indonesia tidak cukup ramah lingkungan’ ketika sebagian besar pertumbuhan di masa depan akan datang dari Indonesia,” katanya. [ah/rs]
Category: Dunia
Australia Lakukan Uji Coba untuk Tingkatkan Produksi Rumput Laut di Pasifik
Industri rumput laut Australia kian besar diuntungkan oleh uji coba untuk meningkatkan produksi tanaman ini di pesisir negara bagian Queensland. Budi daya rumput laut menjadi bagian dari penelitian yang awalnya digerakkan oleh peternakan tiram di Teluk Moreton dan University of the Sunshine Coast.
Setelah 50.000 Tahun, Komet Hijau Siap Melintasi Bumi Lagi
Sebuah komet akan melesat ke arah bumi setelah 50.000 tahun. Menurut NASA, komet berbentuk bola salju kotor itu terakhir kali melintasi bumi pada zaman Neanderthal. Komet ini akan mendekati bumi pada 1 Februari, sebelum melaju kembali dan tidak akan mungkin kembali selama jutaan tahun mendatang. Jadi bertentangan dengan judul film komet pembunuh: “Don’t Look Up” (“Jangan Lihat ke Atas”), maka kini dengan datangnya komet hijau justru: lihatlah ke atas! Astronom di Royal Observatory Greenwich di London, Jake Foster, mengatakan “komet ini akan relatif dekat.” Ditambahkannya, “namun ketika komet ini datang jaraknya masih sekitar 42 juta kilometer dari kita. Terkadang planet Venus bisa lebih dekat dengan kita dibanding komet yang akan tiba ini. Jadi jelas ini tidak berbahaya. Tetapi cukup dekat sehingga kita bisa mendapatkan pemandangan yang cukup bagus.” Komet ini ditemukan Maret 2022 lalu oleh para astronom yang menggunakan semacam kamera lebar yang disebut “Zwicky Transient Facility” di Caltech’s Palomar Observatory. Hal ini menjelaskan kerumitan nama komet itu, yaitu “Comet C/2022 E3 ZTF.” Dengan menggunakan teropong dan teleskop kecil, komet hijau yang tidak berbahaya itu sudah terlihat di langit bagian utara. Mereka yang tinggal di Belahan Bumi Utara mungkin dapat melihatnya dengan mata telanjang. Ketika komet hijau ini mendekat, cuaca diperkirakan akan cerah. Komet ini paling baik dilihat pada Rabu dini hari. Pada tanggal 10 Februari, komet ini akan berada di dekat sudut bagian tenggara Mars, tengara yang bagus (mudah dikenali). Pengamat langit di Belahan Bumi Selatan harus menunggu hingga bulan Maret untuk melihat sekitas komet ini. Namun mereka yang berada di Belahan Bumi Utara, tanggal 1 Februari adalah saat terbaik untuk melihatnya. “Komet itu akan muncul sebagai petak kabur yang sangat redup di langit. Komet itu akan muncul dan menjadi terang di mana kita bisa melihatnya ke arah utara, melintas cukup dekat di Kutub Utara dan kemudian bergerak memutar, menukik dengan cepat ke belahan bumi selatan. Komet ini terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang. Jadi orang harus mencoba menemukannya dengan teropong atau teleskop kecil,” ujar Catherine Pilachowski, pakar astronomi di Indiana University. Komet ini akan mudah terlihat karena jejaknya yang berwarna hijau. Para ilmuwan yakin, dengan perhitungan orbit saat ini, komet itu terakhir kali melintas di tata surya pada 50.000 tahun lalu. “Komet ini berasal dari tempat yang sangat jauh di tata surya, lebih dari 2.000 kali lebih jauh dari matahari ke bumi,” ujar Pilachowski. Pada tanggal 1 Februari komet itu akan meluncur antara orbit bumi dan Mars dengan kecepatan relatif 207.000 kilometer per jam. Komet ini diperkirakan tidak akan seterang komet lain, seperti Neowise pada tahun 2020 atau Hale-Bopp dan Hyakutake pada pertengahan akhir 1990an. [em/lt]
India Perintahkan Perusahaan Listrik Tak Pensiunkan PLTU Batu Bara Hingga 2030
India telah meminta perusahaan-perusahaan listrik untuk tidak menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara hingga 2030 karena adanya lonjakan permintaan listrik, menurut pemberitahuan kementerian tenaga federal yang didapat Reuters. Ironisnya, perintah tersebut keluar hanya dua tahun berselang sejak New Delhi membuat komitmen untuk menurunkan penggunaan bahan bakar fosil. India yang dikenal sebagai negara yang haus energi mengatakan pada Mei 2022 bahwa pihaknya berencana mengurangi penggunaan pembangkit dari 81 PLTU batu bara miliknya selama empat tahun ke depan. Namun, rencana itu tidak menjelaskan adanya wacana penutupan sejumlah PLTU dari total 179 yang ada di negara tersebut. India belum menetapkan batas waktu resmi kapan penggunaan batu bara secara bertahap dihentikan. “India mengimbau semua perusahaan listrik untuk tidak menghentikan unit termal (pembangkit listrik) hingga 2030 dan memastikan ketersediaan unit setelah melakukan kegiatan renovasi dan modernisasi jika diperlukan,” kata Otoritas Listrik Pusat (CEA) dalam pemberitahuan tertanggal 20 Januari yang dikirimkan ke pejabat di kementerian listrik federal. CEA, yang bertindak sebagai penasihat kementerian, mengutip pertemuan bulan Desember di mana menteri listrik federal telah meminta agar pembangkit listrik termal yang sudah tua tidak dihentikan. Sebagai gantinya, menteri meminta masa pakai sejumlah pembangkit tersebut untuk ditingkatkan dengan “mempertimbangkan perkiraan skenario permintaan.” Kementerian listrik federal tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters yang dikirimkan melalui email. India, konsumen, produsen, dan importir batu bara terbesar kedua di dunia, mencapai hampir sepertiga dari target penambahan penggunaan energi terbarukan pada 2022. Batu bara menyumbang hampir tiga perempat bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik. Permintaan listrik di India telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena cuaca ekstrem, meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga karena lebih banyak perusahaan yang mengizinkan karyawan untuk bekerja dari rumah. Peningkatan aktivitas industri setelah pelonggaran pembatasan terkait virus corona turut menyumpang peningkatan permintaan listrik tersebut. Permintaan daya puncak yang terpenuhi naik ke rekor tertinggi yaitu mencapai 210,6 Gigawatt pada 18 Januari, 1,7 persen lebih besar dari daya listrik sebelumnya, yaitu sekitar 207,1 Gigawatt, yang tercatat pada saat puncak gelombang panas yang terjadi secara intens pada April tahun lalu. Hal tersebut menyebabkan India menghadapi krisis listrik terburuk dalam enam setengah tahun. “Permintaan daya puncak telah meningkat 5 persen pada tahun ini. Jika meningkat 3-4 persen lagi, kita bisa menghadapi krisis lain,” kata seorang pejabat senior di sebuah utilitas di negara bagian India selatan. “Tidak ada pertanyaan untuk menghentikan unit batu bara tua,” kata pejabat itu, berbicara tanpa menyebut nama karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media. [ah/rs]
AS, China Janji Selesaikan Masalah Pendanaan Iklim
Dalam pertemuan Rabu (18/1) di kota Zurich, Swiss, Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen dan Wakil Perdana Menteri China Liu He berjanji bekerja sama menyelesaikan masalah pembiayaan iklim. Keduanya juga akan menjaga jalur komunikasi tetap terbuka antara dua ekonomi terbesar dunia. Berbicara kepada wartawan pada awal pembicaraan mereka, Yellen mengatakan, meskipun ada “bidang perselisihan”, kedua negara bertanggung jawab untuk mengatasi perbedaan mereka dan “mencegah persaingan menjadi sesuatu yang mendekati konflik.” Liu mengatakan China siap bekerja sama dengan Amerika “untuk terus berdialog” dan mencari titik temu. Pertemuan tatap muka Yellen dengan Liu adalah kontak tingkat tertinggi antara kedua negara sejak Presiden Joe Biden bertemu Presiden Xi Jinping di Bali pada November. Setelah pertemuan di Zurich, Departemen Keuangan Amerika mengatakan kedua pejabat sepakat bahwa Amerika dan China akan lebih banyak bekerja sama dalam masalah pendanaan iklim dan berupaya mendukung “negara-negara berkembang dalam transisi energi bersih.” Terlepas dari janji kerja sama mereka, hubungan bilateral tetap menjadi keprihatinan banyak anggota parlemen Amerika. Ketua DPR Kevin McCarthy telah mengidentifikasi Partai Komunis China sebagai satu dari dua “tantangan jangka panjang” DPR, selain utang nasional. Terlepas dari konflik tersebut, Yellen mengatakan dia berencana segera berkunjung ke China dan akan menyambut pejabat China di Amerika. Kedua negara sama-sama sedang menghadapi tantangan ekonomi. [ka/jm]
Sejumlah LSM Kecam Bank Papan Atas Dunia yang Terus Danai Proyek Migas Baru
Sejumlah aktivis lingkungan, Selasa (17/1), mengatakan bank-bank papan atas dunia terus membiayai proyek minyak dan gas baru yang tidak sesuai dengan target nol emisi karbon. Padahal industri tersebut berkomitmen terhadap langkah untuk menurunkan suhu Bumi itu. Kelompok lingkungan membidik Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang telah muncul sebagai aliansi iklim utama untuk perusahaan industri keuangan yang berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada 2050. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan suhu global sebesar 1,5 derajat Celcius pada abad ini. Namun sebuah studi yang dilakukan oleh sejumlah lembaga non-pemerintah, di antaranya Reclaim Finance, BankTrack, Rainforest Action Network, Sierra Club dan Stand Earth, menemukan bahwa banyak bank top di dunia yang tergabung di subgrup Net Zero Banking Alliance pada GFANZ yang terus membiayai proyek migas yang baru. Para ahli meyakini langkah tersebut tidak sesuai dengan langkah untuk menahan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. “Antara tanggal bergabung dan Agustus 2022, 56 bank teratas di NZBA memberikan setidaknya $269 miliar kepada 102 perusahaan pengembang bahan bakar fosil utama,” kata kelompok tersebut. Di bagian atas daftar adalah dua pemberi pinjaman asal Amerika Serikat: Citigroup, yang menggelontorkan $30,5 miliar untuk meningkatkan produksi minyak dan gas grupnya, diikuti oleh Bank of America dengan $22,8 miliar. Di tempat ketiga adalah MUFG Jepang dengan angka $22,7 miliar. Kelompok iklim juga menekankan peran manajer aset yang terus menyimpan saham perusahaan migas yang sedang mengembangkan proyek baru. Mereka menemukan 58 manajer aset teratas dalam aliansi memegang $847 miliar saham dan obligasi perusahaan yang mengembangkan proyek bahan bakar fosil baru. “Sekarang ada kesepakatan luas…bahwa tidak ada ruang dalam anggaran karbon 1,5 derajat untuk karbon yang dibawa ke atmosfer dari pasokan bahan bakar fosil baru,” kata Paddy McCully, penulis laporan dan analis untuk Reclaim Finance. [ah/rs]
PBB Pastikan Tahun 2022 Sebagai Satu dari Delapan Tahun Terpanas
Perserikatan Bangsa-Bangsa memastikan bahwa delapan tahun terakhir adalah tahun-tahun terpanas yang pernah tercatat sejak pencatatan itu dimulai, terlepas dari pengaruh pendinginan akibat pola cuaca La Nina yang berlarut-larut. Tahun lalu, ketika dunia menghadapi bencana alam demi bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang semakin mungkin terjadi dan semakin mematikan akibat perubahan iklim, suhu rata-rata dunia berada sekitar 1,15 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, kata Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). “Delapan tahun terakhir adalah yang terhangat yang pernah tercatat di dunia, yang dipicu oleh konsentrasi gas rumah kaca dan akumulasi panas yang semakin tinggi,” kata badan PBB tersebut dalam sebuah pernyataan. Tahun terpanas yang tercatat adalah tahun 2016, disusul tahun 2019 dan 2020, menurut temuan lembaga tersebut. Sementara itu, tahun lalu merupakan tahun kedelapan berturut-rurut suhu tahunan dunia setidaknya berada satu derajat lebih tinggi di atas tingkat pra-industri pada era 1850-1900. Perjanjian Paris, yang disepakati oleh hampir seluruh negara di dunia tahun 2015, menyerukan pembatasan kenaikan suhu bumi maksimal 1,5 derajat Celcius, yang disebut ilmuwan dapat membatasi dampak perubahan iklim ke tingkat yang masih dapat dikelola. Namun WMO memperingatkan pada hari Kamis bahwa “kemungkinan melampaui batas 1,5 derajat Celcius – untuk sementara waktu – semakin tinggi seiring waktu.” WMO mencapai kesimpulan tersebut dengan mengonsolidasikan enam rangkaian data internasional terkemuka, termasuk pengawas iklim European Union’s Copernicus (C3S) dan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), yang mengumumkan temuan serupa pekan ini. Bencana Cuaca Dramatis “Pada 2020, kita menghadapi sejumlah bencana cuaca dramatis yang merenggut terlalu banyak nyawa dan matapencaharian,” kata Ketua WMO Petteri Taalas, merujuk pada banjir yang merendam sepertiga Pakistan, gelombang panas yang memecahkan rekor di China, Eropa dan benua Amerika, serta kekeringan berkelanjutan di kawasan Tanduk Afrika. WMO menyebut trennya sudah jelas. “Sejak tahun 1980-an, setiap dekade menjadi lebih hangat dari dekade sebelumnya,” ungkapnya. Suhu rata-rata planet Bumi pada periode 2013-2022 yaitu 1,14 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Angka itu berada pada 1,09 derajat Celcius untuk suhu rata-rata di antara 2011-2020, menurut perkiraan panel penasihat sains iklim PBB (IPCC). Hal ini, kata WMO, “mengindikasikan bahwa pemanasan jangka panjang masih berlanjut,” dengan dunia yang “sudah mendekati batas bawah kenaikan suhu yang berusaha dihindari Perjanjian Paris.” Berbagai peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi menggarisbawahi perlunya “peningkatan kesiapan,” kata Taalas. Pada KTT Iklim COP27 November lalu, Sekjen PBB Antonio Guterres mengungkap sebuah rencana lima-tahunan senilai $3 miliar untuk membangun sistem peringatan dini dunia untuk peristiwa cuaca ekstrem mematikan dan merugikan yang diperparah oleh perubahan iklim. Sejauh ini, hanya separuh dari 193 negara anggota PBB yang sudah memiliki sistem tersebut, kata Taalas. Ia memperingatkan, “kesenjangan yang besar” dalam pengamatan cuaca dasar, termasuk di Afrika, memiliki “dampak negatif yang signifikan terhadap kualitas prakiraan cuaca.” [rd/lt]
Penelitian Tunjukkan Lubang di Lapisan Ozon akan Pulih
Sebuah penelitian yang dipimpin PBB dan dirilis pada Senin (9/1) menunjukkan lubang di lapisan pelindung ozon di atas Antartika akan pulih sepenuhnya dalam waktu sekitar 40 tahun. Pemulihan dimungkinkan berkat penghapusan hampir 99 persen zat perusak ozon yang dilakukan secara global. Laporan tersebut, yang terbit setiap empat tahun, dipresentasikan dalam Pertemuan Tahunan ke-103 Komunitas Meteorologi Amerika Serikat di Denver. Laporan itu menunjukkan bahwa jika kebijakan saat ini terus diterapkan, lapisan ozon diperkirakan akan pulih ke kondisi tahun 1980 – sebelum muncul lubang ozon – sekitar tahun 2066 untuk bagian di atas Antartika, pada 2045 di atas Kutub Utara, dan pada 2040 untuk wilayah lainnya di seluruh dunia. Kondisi tersebut menunjukkan lubang ozon Antartika perlahan membaik dalam segi luasan lubang dan kedalaman sejak tahun 2000. Penelitian ilmiah tersebut memantau kemajuan Protokol Montreal, kesepakatan global yang dicapai pada 1987 dan diterapkan pada 1989. Protokol itu dibuat untuk melindungi lapisan ozon Bumi dengan menghapus secara bertahap bahan kimia yang mengurasnya, yang kerap digunakan sebagai propelan dalam produk-produk rumah tangga atau penyejuk udara. Dalam pernyataan, Sekretariat Ozon Program Lingkungan PBB Meg Seki mengatakan data pemulihan ozon dalam studi terbaru ini adalah “berita fantastis.” “Dampak dari Protokol Montreal terhadap mitigasi perubahan iklim sangatlah besar,” ujar Seki, seraya menyebutkan perjanjian tersebut sebagai “pemenang sejati bagi lingkungan hidup.” Kajian terbaru itu dibuat berdasarkan studi ekstensif, penelitian dan data yang dikumpulkan para pakar dari Organisasi Meteorologi Dunia PBB; Program Lingkungan PBB; Dinas Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat; badan antariksa Amerika (NASA); dan Komisi Eropa. [ka/jm]
Peretas Rusia Bidik Akun Ilmuwan Nuklir AS
Sebuah tim peretas Rusia yang dikenal sebagai Cold River menarget tiga laboratorium penelitian nuklir di Amerika Serikat (AS) pada musim panas lalu. Hal tersebut terungkap berdasarkan catatan digital internet yang ditinjau Reuters dan lima pakar keamanan dunia maya. Cold River menargetkan Brookhaven (BNL), Argonne (ANL) dan Laboratorium Nasional Lawrence Livermore (LLNL) dalam rentang Agustus dan September, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan bahwa Moskow mungkin menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayahnya. Catatan digital internet menunjukkan para peretas membuat halaman login palsu untuk setiap institusi tersebut dan mengirim email ke para ilmuwan nuklir AS sebagai upaya untuk membobol kata sandi mereka. Seorang juru bicara BNL menolak berkomentar. LLNL tidak menanggapi permintaan komentar. Seorang juru bicara ANL malah merujuk pertanyaan yang diajukan Reuters ke Departemen Energi AS, yang juga menolak berkomentar. Menurut peneliti keamanan dunia maya dan pejabat pemerintah Barat, Cold River telah meningkatkan upaya peretasannya terhadap sekutu Kyiv sejak invasi Ukraina meletus. Serangan digital terhadap laboratorium AS terjadi ketika para pakar AS memasuki wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia untuk memeriksa pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan mengkaji risiko, yang menurut kedua belah pihak, dapat menjadi bencana radiasi yang menghancurkan. Cold River telah terlibat dalam lusinan insiden peretasan tingkat tinggi lainnya dalam beberapa tahun terakhir, menurut wawancara dengan sembilan perusahaan keamanan siber. Kelompok peretas tersebut pertama kali menarik perhatian para profesional intelijen setelah mereka menargetkan untuk membobol kantor luar negeri Inggris pada 2016. Reuters melacak akun email yang digunakan dalam operasi peretasannya antara tahun 2015 dan 2020 ke seorang pekerja teknologi informasi di Kota Syktyvkar, Rusia. “Ini adalah salah satu grup peretasan terpenting yang belum pernah Anda dengar,” kata Adam Meyers, wakil presiden senior intelijen di perusahaan keamanan siber AS CrowdStrike. “Mereka terlibat langsung mendukung operasi informasi Kremlin.” Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB), badan keamanan domestik yang juga melakukan kampanye spionase untuk Moskow, dan Kedutaan Rusia di Washington tidak menanggapi permintaan komentar melalui email. Sejumlah pejabat tinggi negara-negara Barat mengatakan pemerintah Rusia adalah pemimpin dunia dalam praktik peretasan. Kremlin disebut menggunakan spionase dunia maya untuk memata-matai pemerintah dan industri asing demi mencari keunggulan kompetitif. Namun, Moskow secara konsisten membantah tuduhan tersebut. Kumpulan Intelijen Pada bulan Mei, Cold River berhasil membobol dan membocorkan email milik mantan kepala layanan mata-mata Inggris MI6. Aksi pembobolan tersebut hanyalah salah satu dari beberapa operasi ‘peretasan dan pembocoran’ yang dilakukan pada tahun lalu oleh peretas yang terkait dengan Rusia. Komunikasi rahasia dipublikasikan di Inggris, Polandia, dan Latvia, menurut pakar keamanan dunia maya dan pejabat keamanan Eropa Timur. Menurut perusahaan keamanan dunia maya Prancis SEKOIA.IO, dalam operasi spionase baru-baru ini yang menargetkan para kritikus Moskow, Cold River mendaftarkan nama domain yang dirancang untuk meniru setidaknya tiga lembaga non-pemerintah Eropa yang menyelidiki kejahatan perang. Upaya peretasan terkait LSM itu terjadi tepat sebelum dan sesudah peluncuran laporan komisi penyelidikan independen PBB pada 18 Oktober yang menemukan bahwa pasukan Rusia bertanggung jawab atas “sebagian besar” pelanggaran hak asasi manusia pada minggu-minggu awal terjadinya perang Ukraina, yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus. Dalam sebuah unggahan blog, SEKOIA.IO mengatakan Cold River berusaha untuk berkontribusi pada “pengumpulan intelijen Rusia tentang bukti terkait kejahatan perang yang teridentifikasi dan/atau prosedur peradilan internasional.” Reuters tidak dapat memastikan secara independen mengapa Cold River menargetkan LSM dalam operasinya. Komisi Keadilan dan Akuntabilitas Internasional (CIJA), sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh penyelidik kejahatan perang veteran, mengatakan dalam delapan tahun terakhir pihaknya telah berulang kali menjadi sasaran peretas yang didukung, tanpa hasil. Dua LSM lainnya, Pusat Konflik Tanpa Kekerasan Internasional dan Pusat Dialog Kemanusiaan, tidak menanggapi permintaan komentar. Kedutaan Rusia di Washington tidak membalas permintaan yang meminta komentar tentang percobaan peretasan terhadap CIJA. Cold River telah menggunakan taktik seperti menipu orang agar memasukkan nama pengguna dan kata sandi mereka di situs web palsu untuk mendapatkan akses ke sistem komputer mereka, kata peneliti keamanan kepada Reuters. Untuk melakukan ini, Cold River telah menggunakan berbagai akun email untuk mendaftarkan nama domain seperti “goo-link.online” dan “online365-office.com” yang sekilas mirip dengan layanan resmi yang dioperasikan oleh perusahaan seperti Google dan Microsoft , kata peneliti keamanan. [ah/em]
Jajak Pendapat Ditutup, Sebagian Besar Pengguna Twitter Memilih Elon Musk Mundur
Lebih separuh dari 17,5 juta pengguna Twitter yang mengikuti jajak pendapat yang dibuat oleh miliarder Elon Musk tentang apakah sebaiknya ia mengundurkan diri sebagai pimpinan perusahaan itu atau tidak, memilih agar Musk mengundurkan diri dari jabatannya saat jajak pendapat ditutup pada Senin (19/12). Belum ada pengumuman dari Twitter, atau dari Musk, tentang apa yang selanjutnya akan terjadi. Meskipun dalam cuitan itu Musk mengatakan ia akan mematuhi hasil jajak pendapat yang dibuatnya itu. Musk menghadiri final Piala Dunia di Qatar pada Minggu (18/12), dan mungkin sedang dalam perjalanan kembali ke Amerika Serikat pada Senin. Musk telah menggelar sejumlah jajak pendapat tidak ilmiah tentang masalah substansial yang dihadapi oleh platform media sosial itu, termasuk soal apakah ia sebaiknya menghidupkan kembali atau tidak akun Twitter para wartawan yang diblokirnya, yang membuatnya dikecam luas di dalam dan luar lingkaran media. Musk telah berselisih paham dengan sebagian pengguna Twitter di berbagai bidang, dan pada Minggu (18/12) ia meminta pengguna Twitter untuk memutuskan apakah ia harus tetap bertanggung jawab atas platform media sosial itu setelah mengakui bahwa ia melakukan kesalahan ketika meluncurkan aturan baru tentang pembatasan ucapan, dengan melarang penyebutan situs media sosial saingannya di Twitter. Hasil survei online tidak ilmiah itu berlangsung selama 12 jam. Hasilnya menunjukkan 57,5 persen pengguna Twitter yang memilih ingin agar Musk mengundurkan diri. Sementara 42,5 persen lainnya ingin agar ia tetap memimpin Twitter. Jajak pendapat terbaru itu mengikuti perubahan kebijakan signifikan lainnya sejak Musk mengakuisisi Twitter pada Oktober lalu. Twitter telah mengumumkan bahwa pengguna tidak lagi dapat menautkan pesan yang dipasangnya di Twitter ke sejumlah situ media sosial seperti Facebook, Instagram, Mastodon dan platform lain yang digambarkannya sebagai “terlarang.” Keputusan itu memicu reaksi langsung, termasuk kritik dari para pembela Musk di masa lalu; di mana Musk berjanji untuk tidak membuat perubahan besar apapun tanpa melakukan survei online yang melibatkan penggunanya. Tindakan memblokir pesaingnya itu merupakan upaya terbaru Musk melarang pidato atau pernyataan tertentu setelah ia menutup sebuah akun Twitter pekan lalu karena melacak keberadaan pesawat jet pribadinya. Platform yang dilarang itu mencakup situs-situs arus utama seperti Facebook dan Instagram, dan saingan pemula seperti Mastodon, Tribel, Nostr, Post dan Truth Social milik mantan Presiden Donald Trump. Twitter belum memberikan penjelasan mengapa daftar hitamnya memasukkan tujuh platform media sosial tersebut, tetapi tidak melarang Parler, TikTok atau LinkedIn. [em/rs]