Puluhan aktivis lingkungan baru-baru ini berkompetsi dalam kejuaraan dunia mengumpulkan sampah di Jepang. Tim Inggris meraih kemenangan, mengalahkan tim tuan rumah.
Category: Asia Pasifik
Korut Klaim Berhasil Tempatkan Satelit Mata-mata di Orbit
Korea Utara mengatakan pihaknya berhasil menempatkan satelit mata-matanya yang pertama di orbit Selasa sore dan berjanji akan meluncurkan beberapa lagi dalam “kurun waktu pendek.” Satelit-satelit itu bisa memberi Korea Utara kemampuan memantau militer AS dan Korea Selatan.
Perubahan Iklim Perburuk Wabah Demam Berdarah di Bangladesh
Bangladesh saat ini sedang mengalami wabah demam berdarah terburuk dalam sejarah negara itu. Para pakar menunjuk perubahan iklim sebagai faktor yang berkontribusi terhadap hal ini. Mereka menyatakan bahwa naiknya suhu dan musim monsoon yang lebih panjang telah menciptakan kondisi yang optimal bagi nyamuk Aedes, sebagai pembawa penyakit ini. Menurut data resmi, jumlah korban meninggal telah mencapai 1.400 tahun ini, atau lima kali lipat lebih besar dibanding tahun 2022. Sementara jumlah orang yang tertular mencapai 300 ribu orang Rumah sakit-rumah sakit berjuang keras untuk merawat pasien di tengah penyebaran penyakit yang sangat cepat di negara padat penduduk itu. Kabirul Basha, pakar entomologi dan zoologi di Universitas Jahangirnagar, telah menghabiskan mayoritas dari karirnya untuk mempelajari nyamuk. Ketika pihak berwenang berjuang untuk menahan sebaran dan mengobati mereka yang sakit, Bashar memutuskan untuk mengintensifkan penelitiannya pada nyamuk yang menyebarkan penyakit itu. “Suhu, kelembaban dan sejumlah komponen lain telah mengalami perubahan pola karena perubahan iklim. Kita menghadapi hujan seperti ketika monsoon di pertengahan Oktober yang sebenarnya tidak umum terjadi. Pola musiman yang berubah ini membentuk situasi yang ideal untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes. Nyamuk Aedes beradaptasi terhadap perubahan ini. Juga, air hujan yang tergenang menghadirkan tempat yang sempurna bagi nyamuk Aedes untuk meletakkan telur-telurnya dan meningkatkan kepadatannya.” Para dokter telah mencatat adanya gejala yang tidak biasa tahun ini, yang memperumit diagnosa. Dan banyak orang tidak memiliki gejala, yang menggambarkan bahwa jumlah kasus bisa jadi jauh lebih tinggi dibanding yang dilaporkan. Tanpa vaksin khusus atau obat untuk merawat demam, dan ketika banyak rumah sakit menghadapi kekurangan bahan-bahan utama, Bashar menyarankan agar pengamatan vector dan kajian tentang bagaimana penyakit ini menyebar dilakukan sepanjang tahun di Bangladesh. [ns/em]
Diselimuti Kabut Tebal, New Delhi Masih di Puncak Daftar Kota Paling Terpolusi di Dunia
Rekaman drone memperlihatkan ibu kota India, New Delhi, diselimuti lapisan tebal kabut pada hari Senin (6/11) sementara kualitas udara kota itu masih berada di level yang tidak sehat. Kota itu menduduki puncak daftar real time kota paling terpolusi di dunia yang disusun oleh kelompok Swiss, IQAir. Indeks kualitas udara (AQI) New Delhi, mencapai angka berbahaya, 308, pada hari Senin sore, diikuti oleh kota Lahore di Pakistan, yang mencatat AQI “sangat tidak sehat” yaitu 204. Para pejabat mengatakan kombinasi musiman dari suhu rendah, kurangnya angin, dan pembakaran tunggul tanaman di negara-negara pertanian tetangganya telah menyebabkan lonjakan polutan udara. Pihak berwenang di New Delhi telah melarang pekerjaan konstruksi serta larangan masuk truk serta kendaraan berat lainnya. Sekolah Dasar juga ditutup hingga Jumat. [uh/ab]
Bantuan Mengalir ke Desa-desa di Nepal yang Dilanda Gempa
Bantuan pada hari Senin (6/11) mulai mengalir ke desa-desa di pegunungan barat laut Nepal yang rata dengan tanah akibat gempa bumi kuat selama akhir pekan, Sementara itu, penduduk desa sibuk menggali puing-puing rumah mereka yang runtuh untuk menyelamatkan barang-barang mereka yang tersisa. Gempa berkekuatan 5,6 itu terjadi hanya beberapa menit sebelum tengah malam pada hari Jumat, menewaskan 157 orang, melukai banyak orang dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Survei Geologi AS menyebutkan gempa terjadi pada kedalaman 18 kilometer. Pusat Penelitian dan Pemantauan Gempa Bumi Nasional Nepal mengonfirmasi bahwa pusat gempa berada di Jajarkot, sekitar 400 kilometer dari timur laut ibu kota, Kathmandu. Pihak berwenang pada hari Senin terus melakukan upaya untuk membawa makanan dan perbekalan lainnya, tenda dan obat-obatan ke desa-desa terpencil, yang banyak di antaranya hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. Jalan juga terhalang tanah longsor akibat gempa. Sejumlah tentara terlihat berusaha membersihkan jalan-jalan yang diblokir. Tim SAR mengatakan pada hari Senin bahwa bagian pertama dari misi mereka untuk menyelamatkan para penyintas, memberikan perawatan kepada korban luka dan mencari mayat, telah berakhir. “Sekarang kami sedang mengerjakan tahap kedua untuk mendistribusikan bahan bantuan, memberikan bantuan kepada penduduk desa, dan pada saat yang sama kami mengumpulkan rincian mengenai kerusakan yang terjadi,” kata pejabat pemerintah Harish Chandra Sharma. Pusat Operasi Darurat Nasional di Kathmandu menyebutkan, selain 157 orang tewas, sedikitnya 256 orang luka-luka dan 3.891 rumah rusak. Di Chepare, penduduk desa menelusuri tumpukan batu dan kayu yang dulunya merupakan rumah mereka pada hari Senin, mencari apa saja yang bisa mereka selamatkan. “Sebagian besar milik kami ada di bawah reruntuhan, semua tempat tidur, pakaian, perhiasan dan uang apa pun yang kami miliki, semuanya ada di bawah sana,” kata Nirmala Sharma sambil menunjuk rumahnya yang hancur. Ia mengatakan mereka mendapat tenda dan makanan pada Minggu malam. Pihak berwenang mendistribusikan beras, minyak, mie instan dan garam di desa tersebut, untuk keperluan beberapa hari. Terpal dan lembaran plastik dijadikan tempat berlindung sementara bagi segelintir orang yang beruntung, sementara ribuan lainnya menghabiskan malam ketiga dalam cuaca dingin. Mina Bika mengatakan keluarganya sedang tidur pada Jumat malam ketika langit-langit rumah runtuh dan mengubur mereka. Seorang kerabat menyelamatkan mereka. Suaminya terluka parah dan dibawa ke rumah sakit di kota Surkhet sementara ia dan kedua putranya hanya mengalami luka ringan. “Rasanya seperti dunia telah runtuh dan saya tidak yakin apakah ada orang yang selamat dan dapat membantu,” katanya. Sebagian besar rumah di desa-desa di distrik Jajarkot dan Rukum – dimana rumah-rumah secara tradisional dibangun dengan menumpuk batu dan kayu – roboh atau rusak parah, namun beberapa bangunan yang terbuat dari beton juga rusak. Setelah rapat Kabinet pada hari Minggu, Menteri Komunikasi Rekha Sharma mengatakan kepada wartawan bahwa penyediaan makanan dan pendirian tempat penampungan sementara adalah fokus utama upaya pemerintah saat ini sambil juga menyusun rencana untuk membangun kembali rumah-rumah yang rusak. Gempa yang terjadi pada Jumat malam juga terasa di ibu kota India, New Delhi, yang berjarak lebih dari 800 kilometer. Gempa bumi biasa terjadi di pegunungan Nepal. Gempa bumi berkekuatan 7,8 pada tahun 2015 menewaskan sekitar 9.000 orang dan merusak sekitar 1 juta bangunan. [ab/uh]
China Tanam Pohon di Dalam Negeri, Tebang Pohon di Luar Negeri
Sebuah laporan baru menuduh sebuah perusahaan China melakukan deforestasi ilegal di Kongo, namun terdapat perdebatan mengenai negara mana yang harus bertanggung jawab. Selama periode enam bulan tahun lalu, perusahaan bernama Congo King Baisheng Forestry Development (CKBFD) mengekspor sekitar 30 juta kilogram kayu keras senilai $5 juta (hampir Rp80 miliar) yang ditebang secara ilegal ke konglomerat kayu Wan Peng melalui Pelabuhan Zhangjigang. Demikian menurut temuan pengawas lingkungan Global Witness dalam laporannya. Kementerian Lingkungan Hidup Kongo tidak menanggapi pertanyaan mengenai temuan tersebut, sementara Kedutaan Besar China di Washington DC menekankan bahwa China “sangat mementingkan perlindungan lingkungan.” Kedutaan menolak mengomentari kasus yang dimaksud. “Namun perlu disampaikan bahwa pemerintah China selalu menginstruksikan perusahaan-perusahaan China di luar negeri untuk mematuhi hukum dan peraturan setempat. Itu adalah sikap konsisten kami,” kata juru bicara kedutaan melalui email kepada VOA. Meski demikian, laporan Global Witness tersebut memperjelas bahwa meskipun di atas kertas ada undang-undang yang melarang konsesi penebangan kayu di Kongo, undang-undang tersebut sering kali diabaikan. Sejak tahun 2002 pemerintah Kongo telah memberlakukan moratorium terhadap penebangan hutan baru di Kongo karena adanya korupsi di sektor itu, kata Global Witness. “Walaupun demikian, sebagian besar hutan masih terus dialokasikan kepada para penebang, melanggar hukum negara itu sendiri.” Laporan tersebut juga menunjukkan fakta bahwa pada bulan April 2022 pemerintah Kongo menangguhkan lima perjanjian konsesi yang telah diberikan kepada CKBFD, namun penebangan terus berlanjut di sedikitnya dua area konsesi tersebut. Semenjak penangguhan itu, dari bulan Juni hingga Desember, perusahaan tersebut menghasilkan $5 juta dalam bentuk kayu ekspor, katanya. “Pemerintah China selalu mengimbau perusahaan-perusahaannya untuk mematuhi hukum, namun kenyataannya, hukum tidak selalu dipatuhi, terutama di negara-negara dengan tata kelola pemerintahan yang lemah. Di negara-negara seperti Kongo, undang-undang seringkali bisa dinegosiasikan dengan suap,” kata Yun Sun, direktur program China di Stimson Center, kepada VOA. [lt/rd]
China, California akan Perkuat Kerja Sama Iklim
Menteri Lingkungan Hidup China Huang Runqiu, Kamis (26/10) mengatakan negaranya ingin memperkuat kerja sama dengan Amerika Serikat untuk memerangi perubahan iklim, saat ia bertemu dengan Gubernur California Gavin Newsom di Beijing. “China terus memperdalam upaya adaptasi iklim dan bersikeras memberikan perhatian yang sama terhadap mitigasi dan adaptasi. Seperti yang baru saja disebutkan oleh Gubernur Newsom, dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim tidak hanya menyebabkan pemanasan global, namun juga meningkatkan frekuensi kejadian ekstrem. Di China, kita telah menyaksikan rekor suhu tertinggi di banyak wilayah. Kita juga melihat dampak perubahan iklim lainnya seperti banjir dan mencairnya kriosfer, sehingga kita perlu membuat rencana yang sistematis,” jelasnya. Newsom sedang melakukan tur selama seminggu ke China untuk mendorong kerja sama iklim. Kunjungannya sebagai gubernur, yang dulu dianggap rutin, kini menarik perhatian setelah bertahun-tahun ketegangan antara AS dan China meningkat. Perubahan iklim adalah salah satu dari sedikit isu yang disetujui oleh AS dan China untuk bekerja sama. Hubungan antara kedua negara telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena praktik perdagangan, hambatan tarif, pelanggaran HAM, dan nasib Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri. Huang mengatakan pada hari Kamis bahwa kementeriannya akan terus melaksanakan perjanjian berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani tahun lalu antara China dan California dalam investasi pasar karbon, adaptasi iklim, penerapan undang-undang lingkungan hidup dan pertukaran sumber daya manusia untuk memperkuat kerja sama dan memainkan peran yang positif dalam kerja sama lingkungan hidup dan iklim China-AS. California telah menjadi pemimpin dalam mengatur polusi udara dan masalah terkait iklim lainnya, kata Newsom dalam pidato pembukaannya pada hari Kamis. Ia menganggap kerjasama dengan China sangatlah penting. Kedua belah pihak juga berbicara tentang peningkatan cuaca ekstrem di negara mereka. California dan China mengeluarkan deklarasi pada hari Rabu yang berisi janji kerjasama dalam memerangi perubahan iklim, termasuk energi angin lepas pantai. [ab/uh]
India Gelar Uji Coba untuk Misi Orbital Berawak
India pada Sabtu (21/10) berhasil meluncurkan uji coba tak berawak pertama, bagian dari dari misi orbit berawak yang akan dilakukan pada masa datang. Uji coba tersebut merupakan tonggak sejarah terbaru terkait ambisi penjelajahan luar angkasanya. Misi Gaganyaan (“Skycraft”) dijadwalkan untuk mengirim tiga astronaut ke orbit Bumi pada 2025, yang merupakan tolak ukur penting dari kemampuan teknis Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (Indian Space Research Organisation/ISRO). Roket yang diluncurkan tersebut menguji sistem pelarian darurat modul awaknya, yang terpisah dari pendorongnya dan melakukan pendaratan lunak di laut sekitar 10 menit setelah peluncuran. “Saya sangat senang mengumumkan keberhasilan pencapaian misi ini,” kata Kepala ISRO S. Somanath. Peluncuran ditunda selama dua jam karena cuaca buruk dan insiden kerusakan mesin. ISRO akan melakukan serangkaian 20 tes besar, termasuk membawa robot ke antariksa, sebelum misi berawak terakhir dilakukan pada 2025. Gaganyaan adalah misi pertama India dan diperkirakan menelan biaya sebesar $1,08 miliar, menurut ISRO. India berencana mengirim astronaut ke luar jangkauan atmosfer Bumi selama tiga hari sebelum mereka dibawa kembali dengan selamat melalui pendaratan lunak di perairan teritorial India. Perdana Menteri Narendra Modi telah mengumumkan rencana untuk mengirim manusia ke Bulan pada 2040 setelah keberhasilan program luar angkasa India. Pada Agustus, India menjadi negara keempat yang berhasil mendaratkan pesawat tak berawak di Bulan setelah Rusia, Amerika Serikat, dan China. Bulan berikutnya, India meluncurkan studi ke luar angkasa untuk mengamati lapisan terluar Matahari dari orbit matahari. Program luar angkasa India telah berkembang pesat, baik dalam hal skala dan momentum sejak pertama kali mengirimkan wahana antariksa untuk mengorbit Bulan pada 2008. Program ini terus menyamai pencapaian negara-negara penjelajah luar angkasa yang sudah mapan dengan biaya yang jauh lebih murah. India juga merencanakan misi bersama dengan Jepang untuk mengirim wahana antariksa lainnya ke Bulan pada 2025 dan misi orbit ke Venus dalam dua tahun ke depan. [ah/ft]
Malaysia: Longsor Tahun lalu yang Tewaskan 31 Orang Akibat Hujan Lebat
Tanah longsor yang menewaskan 31 orang, termasuk 13 anak-anak di sebuah perkemahan tanpa izin di Malaysia tahun lalu disebabkan oleh hujan lebat yang terus-menerus, bukan aktivitas manusia, demikian kesimpulan penyelidikan pemerintah. Sembilan puluh dua orang sedang tidur di lokasi perkemahan di sebuah pertanian organik di Batang Kali, negara bagian Selangor, ketika sebidang lahan di atasnya yang terletak dekat sebuah jalan umum, tiba-tiba runtuh sedalam 30 meter dan menutupi sekitar satu hektare bumi perkemahan itu. Sebagian besar orang yang berkemah pada saat itu adalah keluarga yang sedang menikmati liburan akhir tahun, dan 13 dari 31 korban tewas adalah anak-anak. Yang termuda berumur satu tahun. Tim penyelamat menemukan mayat seorang ibu dan putrinya yang masih balita dalam keadaan berpelukan, dan seorang pria yang terkubur di bawah tanah longsor ditemukan sedang memegangi anjingnya. Sebelas korban adalah guru, siswa dan staf dari satu sekolah. “Longsor tersebut pada dasarnya disebabkan oleh kegagalan alam, kemungkinan dipengaruhi oleh curah hujan dan faktor geologis,” menurut laporan tersebut, yang diumumkan pada awal bulan ini dan dipublikasikan pada hari Rabu. Para keluarga korban meminta agar pemerintah mempublikasikan laporan tersebut. Hujan telah turun selama lima hari berturut-turut sebelum tanah longsor pada 16 Desember itu, dengan curah hujan sebesar 118,6 milimeter, kata Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi dalam sebuah pernyataan Selasa. Curah hujan kumulatif selama 30 hari sebelumnya adalah 444,8 milimeter, katanya. “Hujan deras ini menyebabkan keruntuhan lereng, yang mengubur lokasi perkemahan… di bawah tanah, menyebabkan kerusakan harta benda dan korban jiwa,” katanya. “Penyelidikan tidak menemukan bukti kuat aktivitas antropogenik sebagai faktor penyebab tanah longsor ini.” Antropogenik mengacu pada perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia. Para pemerhati lingkungan mempertanyakan apakah pembangunan di daerah perbukitan menyebabkan tanah longsor itu. Operator memiliki izin untuk pertanian tetapi tidak memiliki izin untuk menjalankan perkemahan. Sejauh ini belum ada yang didakwa dalam insiden tersebut. Laporan tersebut menyebutkan dua tanah longsor terjadi dalam selang waktu 20 menit. Laporan itu juga mengatakan, penyelidikan menunjukkan bahwa pemeliharaan jalan dan lereng dilakukan sesuai jadwal. “Tanpa bukti substansial yang menghubungkan aktivitas manusia dengan tanah longsor, maka masuk akal untuk menganggap hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan alam,” katanya. Laporan tersebut mengusulkan langkah-langkah untuk mencegah terulangnya tragedi tersebut, termasuk membuat peta bahaya dan risiko pada jalan-jalan umum.[ab/uh]
Kualitas Udara Memburuk Akibat Asap Kebakaran Hutan, Malaysia Surati Indonesia
Pemerintah Malaysia pertengahan minggu ini mengirimkan surat kepada pihak berwenang Indonesia terkait kabut asap kebakaran hutan Indonesia yang melintasi perbatasan dan membuat kualitas udara di negeri jiran itu memburuk.