Brazil dan Prancis pada Selasa (26/3) meluncurkan sebuah program investasi untuk melindungi hutan hujan Amazon di Brazil dan Guyana. Program tersebut melibatkan dana senilai 1 miliar Euro atau $1,1 miliar yang berasal dari dana privat maupun publik selama empat tahun ke depan.
Pengumuman itu diberikan di tengah kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, selama tiga hari ke negara di Amerika Selatan tersebut. Dia tiba pada Selasa di Belem, dekat dengan gerbang masuk menuju sungai Amazon, dan bertemu dengan Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva.
“Saya mengucapkan selamat kepada Raoni, hari ini yang bersama Presiden Lula, dengan adanya pemerintah federal yang memungkinkan perlindungan bagi Amazon. Pengembangan bio-ekonomi dan masa depan bagi masyarakat adat,” kata Macron.
Macron dan Lula menggunakan perahu sungai mengunjungi proyek pengembangan berkelanjutan dalam produksi coklat di sebuah pulau dekat Belem, dan bertemu dengan para tetua masyarakat adat.
Pada kesempatan tersebut, Macron memberikan penghargaan kepada pemimpin masyarakat adat dan pengkampanye lingkungan, Raoni Metuktire, dari masyarakat adat Kayapo, dalam bentuk National Order of the Legion of Honor, yang merupakan penghargaan tertinggi dari Prancis, untuk perjuangannya melindungi hutan hujan dan hak-hak masyarakat adat.
“Dengan rendah hati, saya ingin katakan bahwa kami akan terus memimpin bersama Anda, sehingga kami akan terus mendukung Yayasan Raoni, melestarikan area hutan milik Anda, dan oleh karena itu kami akan selalu ada di sana,” tambah Macron.
Raoni, kepala suku yang menjadi referensi global bagi kampanye pada era tahun 1980-an bersama musikus Sting yang mendukungnya, menyerahkan dokumen kepada Macron yang mengecam rencana pembangunan rel kereta api yang didukung oleh para petani kedelai di Brazil. Menurut Raoni, masyarakat adat belum diajak berdiskusi terkait proyek pembangunan tersebut, dan proyek itu memiliki dampak lingkungan bagi masyarakat adat. [ns/rs]