Jakarta, CNN Indonesia —
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) dikabarkan sedang menyelidiki Elon Musk terkait pengambilalihan raksasa media sosial Twitter senilai US$44 miliar.
Penyelidikan ini menyangkut apakah Musk melanggar hukum sekuritas federal pada tahun 2022 ketika ia membeli saham di Twitter, yang kemudian berganti nama menjadi X, serta pernyataan dan pengajuan SEC yang ia buat tentang kesepakatan tersebut.
Pada bulan Maret 2022, Musk membeli 9,2 persen saham di Twitter dan menjadi pemegang saham mayoritas perusahaan. Pembelian tersebut tidak diungkapkan dalam pengajuan SEC hingga bulan berikutnya.
Pemegang saham Twitter kemudian menggugat atas keterlambatan pengajuan tersebut, meskipun gugatan mereka ditolak. Menghadapi persidangan yang berupaya mendesaknya untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut, Musk kemudian membeli sisa saham Twitter dalam kesepakatan senilai US$44 miliar dan mengambil alih perusahaan tersebut pada Oktober 2022.
Melansir The Guardian, investigasi SEC terungkap pada Kamis (5/10) ketika badan AS tersebut menuntut untuk memaksa Musk bersaksi dalam penyelidikan mereka, yang sebelumnya telah ia setujui dan kemudian diingkari.
SEC mengatakan bahwa mereka telah memanggil Musk pada Mei 2023, memintanya bersaksi di kantor agensi di San Francisco dan bahwa Musk telah setuju untuk hadir bulan lalu.
Kendati demikian, SEC mengungkap bahwa dua hari sebelum dijadwalkan bersaksi, Musk mengajukan “beberapa keberatan palsu” dan mengatakan bahwa ia tidak akan hadir. Musk juga menolak usulan SEC untuk melakukan deposisi di Texas.
Keberatan-keberatan Musk di antaranya, SEC mencoba untuk “melecehkan” dia dan bahwa pengacaranya membutuhkan waktu untuk meninjau materi yang mungkin relevan di dalam biografi Musk.
“SEC telah mengambil kesaksian Musk beberapa kali dalam penyelidikan yang salah arah ini – cukup sudah,” kata sebuah pernyataan dari Alex Spiro, seorang pengacara untuk Musk.
Beberapa hari setelah kepemilikan sahamnya di Twitter terungkap, Musk menerima dan kemudian menolak kursi dewan direksi di Twitter, sebuah posisi yang akan melarangnya untuk membeli lebih banyak saham. Setelah mengumumkan rencana untuk membeli perusahaan tersebut pada akhir April, ia mencoba untuk keluar dari kesepakatan tersebut, dengan menuduh Twitter tidak mengungkapkan seluruh aktivitas bot di platformnya.
Dalam sebuah pernyataan, SEC mengatakan bahwa mereka mencari “kesaksian Musk untuk mendapatkan informasi yang belum dimiliki SEC yang relevan dengan penyelidikan yang sah dan sesuai hukum”.
Pengajuan gugatan pada hari Kamis meningkatkan perseteruan yang sudah berlangsung lama antara Musk dan SEC yang berawal dari cuitan Musk pada tahun 2018 bahwa ia berencana untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan privat dan mendapatkan pendanaan. SEC mendendanya sebesar $20 juta karena menyesatkan investor dan memaksanya untuk mundur sebagai pimpinan perusahaan, sebuah hukuman yang dia katakan dalam tweet berikutnya “sepadan”.
Sejak saat itu, Musk berulang kali merendahkan SEC, yang telah membuka beberapa penyelidikan terhadap Musk selama bertahun-tahun.
“Perombakan menyeluruh terhadap lembaga-lembaga ini sangat dibutuhkan, bersama dengan komisi untuk mengambil tindakan hukuman terhadap individu-individu yang telah menyalahgunakan kekuatan regulasi mereka untuk keuntungan pribadi dan politik,” kata Musk dalam sebuah posting di X.
(tim/dmi)