Menurut sebagian kalangan, pendidikan mengenai perubahan iklim harus diintegrasikan ke mata pelajaran utama sekolah untuk membantu para siswa mengatasi kecemasan yang mungkin mereka rasakan terkait topik itu. Akan tetapi para peneliti mengatakan pemanasan global dan topik terkait lainnya tidak dibahas para guru karena mereka khawatir akan reaksi negatif yang mungkin mereka hadapi.
Melbourne, Victoria, Australia – Sejumlah percakapan terjadi di antara para siswa SD Harkaway di Melbourne. Mereka sedang membahas tentang level kebakaran semak serta kit evakuasi di sekolah.
“So, what’s the fire ratings, Penelope?”
“A firebox is something that we would use, if the fire danger rating is either high or there is a fire near you.”
Di sekolah itu, lingkungan hidup setempat menjadi pusat perhatian mereka.
Ekologi laut, misalnya, diajarkan oleh siswa dari kelas yang lebih tinggi ke adik-adik kelasnya.
“Is it a sponge?”
“It is a sponge, it’s called a sea sponge.”
Satwa liar asli juga dipelajari, dan kesehatan sungai kecil di dekat sekolah dipantau oleh para siswa. Bagi kepala SD Harkaway, Leigh Johnson, yang penting adalah para siswa dapat menjadi lebih ahli lagi mengenai lingkungan.
“Kami menginginkan anak-anak kami memiliki gagasan luar biasa mengenai berbagai hal yang dapat mereka lakukan untuk membantu lingkungan mereka, untuk membantu masa depan planet, untuk memperoleh pemahaman itu, lalu melakukan hal-hal terkait itu yang dapat benar-benar membuat mereka bergairah dan penuh harapan mengenai masa depan mereka,” jelas Leigh Johnson.
Tetapi pendekatan ini tidak diterapkan oleh semua sekolah. Kurikulum nasional Australia diperbarui pada tahun 2022 untuk meningkatkan penekanan pada pendidikan mengenai perubahan iklim. Tetapi, para peneliti mengatakan para guru berhati-hati dalam memasukkan topik tersebut ke kelas mereka karena mereka menganggap topik itu terlalu kontroversial.
Mellita Jones dari Australian Catholic University School of Education (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Australia) mengatakan, “Ada sejumlah kepala sekolah dalam penelitian kami yang mengatakan, contohnya, ‘oh, perubahan iklim terlalu sulit, komunitas kami belum siap untuk itu’. Sebagian guru ada yang begitu saja menolak melakukannya.”
Peta White dari Deakin University mengatakan ada peluang dalam kurikulum Australia untuk menjajaki topik perubahan iklim. Tetapi, lanjutnya, peluang tersebut tidak selalu wajib diambil, dan mereka juga tidak selalu memiliki sumber daya yang baik.
Bagi Leigh Johnson, mendidik para siswa mengenai perubahan iklim pada dasarnya adalah mendidik mereka agar mampu mengatasi kecemasan yang terfokus pada ekologi. Johnson menambahkan, “Ada banyak gagasan yang saling bersaing mengenai apa tujuan sekolah. Tetapi jika kita dapat mengonsolidasikannya ke gagasan bahwa sekolah memberi anak-anak kebebasan, saya pikir masa depan berada di tangan yang baik.”
Sementara itu seorang siswa, Ario Hassanzadeh berpendapat, “Saya pikir anak-anak punya hak untuk belajar hal-hal ini.” [uh/ab]