Meksiko telah menjadi tempat paling mematikan di dunia bagi aktivis lingkungan dan pembela hak atas tanah, menurut sebuah survei global yang dirilis pada Rabu (28/9). Survei tersebut keluar di saat penduduk asli Yaqui di Meksiko utara masih berduka atas terbunuhnya para pemimpin kelompok mereka yang mempertahankan air dan tanah.
Menurut laporan organisasi nonpemerintah, Global Witness, terdapat 54 aktivis terbunuh di Meksiko pada 2021. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 33 aktivis yang menjadi korban di Kolombia dan 26 aktivis di Brasil.
Organisasi tersebut mencatat kematian 200 aktivis di seluruh dunia pada 2021.
Lebih dari dua pertiga pembunuhan itu terjadi di wilayah Amerika latin. Mereka yang menjadi korban seringkali adalah orang-orang yang paling berani dan paling dihormati dalam komunitas mereka.
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador pada bulan lalu meminta maaf kepada para masyarakat Yaquis untuk kekejaman yang mereka alami di masa lalu. Obrador juga menjanjikan sejumlah program infrastruktur untuk meningkatkan taraf hidup kelompok tersebut.
Namun sang presiden menolak untuk menghentikan program pengambilan air dari wilayah masyarakat Yaqui, direktur pengelola air daerah setempat, Humberton Borbón, telah menyebutkan bahwa praktik tersebut “100 persen ilegal” dan putusan pengadilan mendukung posisi Yaqui untuk mempertahankan hak mereka. [ka/rs]