Jakarta –
Putra BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie menjelaskan terkait nasib pesawat R80. Dia mengungkapkan jika harus ada yang diubah dengan memperhatikan energi terbarukan.
Saat ini memang masih menggunakan bahan bakar fosil yang berpotensi mencemari lingkungan.
“Ke depan kita lihat ada teknologi hibrida, maksudnya apa? Memang sekarang kita terpaksa masih menggunakan teknologi bahan bakar fosil. Tapi sebagian kita sudah menggunakan teknologi electric menggunakan baterai dan diisi dengan teknologi terbarukan,” kata dia dikutip dari YouTube Ilham Habibie, Selasa (13/9/2022).
Ada juga kemungkinan terkait sumber energi baru yang sedang dibahas untuk pesawat R80, misalnya dengan mensubstitusikan teknologi bahan bakar kerosene dengan hidrogen.
“Ini semuanya masih dalam percobaan, kalau hidrogen itu memang jauh lebih bersih. Karena kita pakai hidrogen tersebut keluarnya paling uap, bukan emisi CO2. Itu akan positif untuk mencegah pemanasan dunia kita dengan adanya efek rumah kaca di mana emisi karbondioksida berlebih akan berdampak pada hidup kita,” jelas dia.
Proyek pesawat R80 merupakan besutan almarhum BJ Habibie. Habibie yang meninggal pada usia 83 tahun mewariskan rancangan pesawat jenis turboprop R80 yang dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI) bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Persiapan pembuatan pesawat ini mulai sejak 2013.
Komisaris Utama PT Regio Aviasi Industri Ilham Habibie Foto: Zaky 20detik
|
Pada 2017, R80 masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Namun, pada 2020 pemerintah mencoret proyek pesawat Habibie ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pemberitaan detikcom menyebutkan proyek pesawat R80 dan N245 dicoret dan dialihkan menjadi teknologi drone yang dianggap lebih cocok dengan situasi saat ini dan pengembangannya dimulai PTDI.
Lihat juga Video: Hendro Fernando, Ajak Para Eks Teroris Urus ‘Telur Puyuh’
(kil/ara)