Jakarta, CNBC Indonesia – Pemanfaatan teknologi digital yang dikombinasikan dengan listrik akan semakin luas dan masif. Salah satu buktinya adalah pengembangan kendaraan listrik sebagai alternatif memanfaatkan bahan bakar ramah lingkungan.
Business Vice President Power System Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Surya Fitri mengatakan transformasi sektor kelistrikan masa depan, khususnya dalam sistem jaringan distribusi, perlu mencakup beberapa area.
Pertama, visibilitas menyeluruh atas seluruh aset jaringan. Menurut dia, pertumbuhan jumlah Distributed Energy Resources (DER) dari sumber daya terbarukan dan pertumbuhan penetrasi kendaraan listrik semakin meningkatkan kompleksitas dalam pengelolaan jaringan distribusi listrik.
“Hal ini disebabkan karena output listrik tergantung dari kondisi alam sehingga tidak dapat diprediksi. Begitu pula dengan kapan, di mana, dan jumlah kendaraan listrik akan melakukan pengisian daya. Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian dan variabilitas yang tinggi dalam pengoperasian jaringan distribusi listrik,” ungkap dia dalam keterangan tertulis, Senin (12/9/2022).
Di sisi lain, operator juga perlu untuk mengelola sistem jaringan lamanya. Untuk menjembatani kompleksitas tersebut, operator membutuhkan visibilitas dan kontrol lebih untuk dapat mengoptimalkan aset yang terhubung ke jaringan. Tujuannya untuk meningkatkan keandalan dalam menyediakan akses listrik yang merata dan sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah.
Adapun lanjut Surya, pemanfaatan platform Advanced Distribution Management System (ADMS) memberikan visibilitas menyeluruh bagi operator untuk memantau, mengelola, dan mengoptimalkan seluruh aset jaringan distribusinya baik jaringan tradisional maupun DER.
“ADMS memiliki fungsi untuk mengelola fluktuasi tegangan dan arus balik daya, mengotomatiskan pemulihan pemadaman, dan mengoptimalkan kinerja jaringan distribusi. Pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap layanan perusahaan,” tegas dia.
Area selanjutnya adalah kendali jarak jauh dan kemampuan analitik secara real time. Hal ini diperlukan karena gardu distribusi sebagai penyalur tenaga listrik dari pembangkit ke pengguna akhir perlu dipantau secara berkelanjutan.
“Bila penyaluran energi listrik mengalami gangguan seperti padam dan pemulihan pemadaman yang lama, maka dapat berakibat adanya keluhan dari konsumen,” ujar Surya.
Oleh karena itu, dengan pemanfaatan teknologi digital seperti Smart RMU (Ring Main Unit), operator dapat melakukan kontrol jarak jauh secara real time terhadap seluruh gardu distribusi serta meningkatkan keamanan dan keandalan distribusi listrik. Di samping itu, mendeteksi kesalahan lebih awal dan secara otomatis mengkonfigurasi ulang jaringan setelahnya, serta mengoptimalkan kinerja jaringan dengan kemampuan analitik.
Dalam hal ini, Schneider Electric menyediakan inovasi terbaru Smart RMU Kubikel TM Fully Gas Insulated dan lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan gas SF6 yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
“Solusi ini juga telah dilengkapi dengan sensor thermal nirkabel dan aplikasi telepon pintar menggantikan infra-red thermal scanning, serta dapat memberikan peringatan dini terhadap suatu kondisi yang berpotensi memicu terjadinya masalah koneksi, potensi kebakaran atau percikan api akibat gangguan arus hubungan singkat,” paparnya.
Kemudian, mengenai keamanan data. International Data Corporation memperkirakan volume data akan tumbuh dari 33 zettabytes pada 2018 menjadi 175 zettabytes pada 2025, mewakili peningkatan 530% dalam tujuh tahun.
Sementara pada sektor energi, Mordor Intelligence memperkirakan bahwa pasar analitik data besar sektor energi akan tumbuh pada CAGR lebih dari 11% dari 2021 hingga 2026. Hal ini karena perusahaan energi berupaya meningkatkan efisiensi energi.
Oleh karena itu, risiko keamanan siber menjadi perhatian yang berkembang di sektor kelistrikan. Perusahaan listrik perlu melakukan pengamanan berlapis mulai dari pemilihan dan penggunaan perangkat yang memiliki standar keamanan tinggi dan tersertifikasi IEC.
“Sebagai sektor yang menyumbang 85% emisi karbon, sektor energi termasuk kelistrikan membutuhkan strategi perencanaan transformasi yang komprehensif dan dukungan mitra digital yang mumpuni dan terstandarisasi,” pungkas Surya.
Artikel Selanjutnya
Tarif Listrik RI Termurah Kedua se ASEAN Setelah Malaysia
(rah/rah)