Jakarta, CNN Indonesia —
Jagat media sosial sempat heboh karena beredarnya video pengguna motor gede alias moge Harley-Davidson diduga mengisi bahan bakar Pertalite di SPBU Pertamina.
Penampakan ini jadi bahan perbincangan lantaran Pertalite adalah bahan bakar subsidi pemerintah yang ditujukan buat kaum menengah ke bawah.
Perlu dipahami video ini diunggah pada 2 September, sehari sebelum pemerintah menaikkan harga Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter.
Tampak dalam video moge berkelir ungu, pengendaranya menggunakan helm berjenis open face, serta rompi hitam. Pengendara itu terlihat mengantre bersama sejumlah motor lain seperti matic hingga bebek untuk memperoleh Pertalite.
Tak disebutkan lokasi pengambilan video serta kapan peristiwa ini terjadi.
Respons Harley-Davidson
GM Nusantara Harley-Davidson of Jakarta Reddi Ridwan mengatakan motor tersebut memang sebetulnya tak sesuai jika menggunakan Pertalite.
Dia bilang paling tidak moge Harley-Davidson menggunakan bahan bakar setara Pertamax.
“Ya sebaiknya Pertamax,” kata Reddi dalam pesan singkat, Rabu (7/9).
Reddi menambahkan penggunaan Pertalite atau bahan bakar tak sesuai rekomendasi pada moge Harley-Davidson justru dapat menyebabkan turunnya performa hingga kerusakan mesin.
“Kalau jangka pendek kemungkinan ada gejala ngelitik. Jangka panjangnya akan terjadi penumpukan karbon ya karena pembakaran enggak sempurna,” kata dia.
Moge Harley-Davidson yang digunakan dalam video diduga berjenis Road King.
Road King merupakan moge yang menggendong mesin 1.700 cc dan dipadukan dengan transmisi enam percepatan. Harga motor ini tembus Rp1 miliar.
Moge seperti Road King ini terancam tak bisa mengisi Pertalite lagi jika nanti pemerintah jadi memberlakukan pembatasan pembelian.
Menurut wacana yang saat ini beredar, motor yang boleh diisi Pertalite di SPBU adalah model dengan kapasitas mesin di bawah 250 cc.
Sejauh ini aturan tentang itu belum juga dirilis pemerintah meski harga Pertalite telah dikerek menjadi Rp10 ribu per liter. Selama aturan belum terbit pembelian Pertalite belum dibatasi.
(ryh/fea)