Jakarta, CNN Indonesia —
Illuminati menjadi nama yang hampir setiap kali muncul dalam bahasan teori konspirasi. Kelompok ini kerap dituduh berada di balik peristiwa global, salah satunya virus corona, serta mengendalikan dunia. Segitu hebatkah mereka?
Dalam berbagai pembahasan di media sosial dan aplikasi pesan singkat golongan tua terutama, illuminati kerap terselip di narasi soal kelompok yang bisa memicu kehancuran tatanan global hingga agama, mengatur negara tanpa terlacak, hingga mengendalikan ekonomi dunia.
Dikutip dari Britannica, Iluminati (bentuk jamak dari bahasa Latin illuminatus, yang artinya ‘terungkap’ atau ‘tercerahkan’) pada awalnya adalah sebutan yang digunakan di abad ke-15 bagi sejumlah kelompok orang yang mengaku tercerahkan secara luar biasa.
Sejarawan Spanyol Marcelino Menéndez y Pelayo pertama kali menemukan nama sejenis itu, Alumbrados, sekitar pada 1492, dan Alumunados pada 1498.
Pemimpinnya dikenal sebagai “pra-Alumbrado”, María de Santo Domingo, yang kemudian dijuluki La Beata de Piedrahita. Ia terkenal sebagai nabi dan mistikus yang dapat berbicara langsung dengan Yesus Kristus dan Perawan.
Hadir dengan nama Illuminés, gerakan ini mencapai Prancis dari Sevilla pada 1623. Kelompok ini menjadi terkenal di Picardy ketika (1634) oleh Pierre Guérin, pendeta dari Saint-Georges de Roye.
Illuminés lain muncul di selatan Prancis pada tahun 1722 dan bertahan sampai 1794. Kelompok ini memiliki kedekatan dengan “Nabi Prancis”, sebuah cabang dari Camisards militan Protestan.
Sementara, Jerman memiliki kelompok yang didirikan oleh Adam Weishaupt, profesor anti-klerikal yang ingin membatasi intervensi gereja dalam kehidupan publik, di Bavaria pada abad ke-18.
Anggota perkumpulan rahasia ini menyebut diri mereka “Perfectibilists.” Tujuan mereka adalah untuk menggantikan agama Kristen dengan agama akal, seperti yang kemudian dilakukan oleh kaum revolusioner Prancis dan filsuf positivis abad ke-19 Auguste Comte.
Ordo itu diatur menurut garis Jesuit dan memelihara disiplin internal serta sistem pengawasan timbal balik. Para anggotanya berjanji untuk patuh kepada atasan.
Mereka dibagi menjadi tiga kelas utama, pertama, kelas pemula, minerval, dan “illuminati yang lebih rendah”. Kedua, Freemason. Kelas ketiga atau “misteri” terdiri dari dua tingkat, “imam” dan “bupati” serta “magus” dan “raja.”
Gerakan ini mengalami pertikaian internal dan akhirnya dilarang oleh dekrit pemerintah Bavaria pada 1785. Beberapa anggotanya dipenjarakan, Weishaupt diasingkan, sementara yang lain diusir dari rumah mereka.
Sejak 1785, catatan sejarah tidak memuat aktivitas lebih lanjut dari illuminati Weishaupt.
Namun, ordo tersebut malah menonjol dalam berbagai teori konspirasi di kasus-kasus penting berabad-abad setelah pembubarannya. Di antaranya, penghasutan dalam Revolusi Prancis, pembunuhan Presiden AS. John F. Kennedy, hingga ide soal komplotan rahasia para penguasa kuno.
Melenceng dari serjarah
Meski kerap disebut punya andil dalam sejumlah peristiwa, sejarawan meyakini pengaruh Illuminati tidak sebesar yang dibayangkan. Organisasi ini tetap memiliki beberapa anggota yang berpengaruh, diduga salah satunya adalah pemikir Jerman Johann Goethe.
Dilansir dari The Week, dalam sebuah wawancara pada 2017 dengan BBC, David Bramwell, seorang pria yang mendedikasikan dirinya untuk mendokumentasikan asal usul mitos, mengatakan legenda Illuminati modern tidak dipengaruhi oleh Adam Weishaupt.
Namun, itu dipengaruhi oleh LSD (psikedelik, narkoba yang bersifat halusinasi), sebuah kontra-budaya (counter-culture) di era 1960-an, dan sebuah teks yang disebut Principia Discordia.
Principia Discordia sendiri memuji sistem kepercayaan alternatif bernama Diskordianisme yang mengajarkan bentuk anarkisme dan melahirkan gerakan Diskordian. Pada akhirnya, gerakan ini ingin memicu pembangkangan sipil melalui lelucon dan hoaks.
Salah satu pendukung utama ideologi baru ini adalah seorang penulis bernama Robert Anton Wilson. Ia ingin membawa kekacauan ke masyarakat dengan menyebarkan informasi yang salah melalui semua portal, memulainya dengan counter-culture maupun melalui media arus utama.
Dia melakukan ini dengan mengirimkan surat palsu ke majalah pria Playboy, tempat dia bekerja, dan menghubungkan kasus yang ditutup-tutupi dan konspirasi, seperti pembunuhan JFK, dengan organisasi elite rahasia bernama Illuminati.
Wilson kemudian mengubah teori-teori ini menjadi sebuah buku, The Illuminatus Trilogy, yang menjadi kultus sukses dan bahkan dijadikan sebuah sandiwara panggung di Liverpool, Inggris.
Illuminati versi Wilson berbeda dengan illuminati yang semula didirikan Weishaupt.
“Ia memutuskan untuk menemukan bentuk lain dari ‘iluminasi’; seperangkat ide dan praktik yang dapat diterapkan untuk secara radikal mengubah cara negara-negara Eropa dijalankan,” tulis National Geographic.
Tatanan dunia baru di halaman berikutnya…