Wahana antariksa Chang’e-6, yang merupakan bagian dari misi luar angkasa China, sukses mendarat di sisi jauh Bulan pada Minggu (2/6), demikian dilaporkan oleh media pemerintah. Wahana itu dikirim ke Bulan untuk mengumpulkan sampel. Prestasi tersebut menandai kemajuan terbaru dalam program luar angkasa Beijing yang telah berusia beberapa dekade.
Chang’e-6 mendarat di Cekungan Aitken Kutub Selatan yang luas, salah satu kawah tumbukan terbesar yang diketahui di tata surya, kata kantor berita negara Xinhua, mengutip Badan Antariksa Nasional China.
Lembaga tersebut mengatakan keberhasilan itu menandai pertama kalinya sampel akan dikumpulkan dari area Bulan yang jarang dieksplorasi.
Chang’e-6 memulai misinya pada 3 Mei dan akan berlangsung selama 53 hari yang secara teknis dinilai rumit.
Pada Minggu, ia turun dari orbitnya sekitar 200 kilometer di atas Bulan untuk menjelajahi permukaan untuk mencari lokasi pendaratan, kata Huang Wu, seorang pejabat di China Aerospace Science and Technology Corporation, kepada stasiun televisi pemerintah CCTV.
“Penurunan ke orbit yang lebih rendah membawa beberapa risiko, jadi kami memerlukan prosedur kontrol yang tepat untuk menempatkan (wahana tersebut) pada lintasan yang telah ditentukan,” kata Huang.
Kemudian, “kami perlu segera mengurangi kecepatan relatif wahana itu menuju Bulan… hingga mencapai nol dalam waktu 15 menit, yang membutuhkan jumlah bahan bakar yang besar, yang pada dasarnya setara dengan setengah berat total wahana,” katanya.
Kini setelah wahana tersebut mendarat, ia akan mencoba mengambil tanah dan bebatuan di Bulan serta melakukan eksperimen lain di zona pendaratan.
Proses itu akan selesai dalam waktu dua hari, kata Xinhua. Wahana ini akan menggunakan dua metode pengumpulan: bor untuk mengumpulkan sampel di bawah permukaan dan lengan robot untuk mengambil spesimen dari permukaan.
Kemudian wahana itu harus mencoba peluncuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dari sisi Bulan yang selalu menghadap jauh dari Bumi.
Para ilmuwan mengatakan bahwa sisi gelap Bulan menjanjikan penelitian yang besar karena kawah-kawahnya kurang tertutup oleh aliran lava purba dibandingkan dengan sisi dekat. Disebut sebagai sisi gelap Bulan akibat sisi itu tidak terlihat dari Bumi, bukan karena tidak pernah terkena sinar matahari.
Materi yang dikumpulkan dari sisi gelap mungkin bisa menjelaskan dengan lebih baik bagaimana Bulan terbentuk.
Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, pelaksanaan rencana untuk mewujudkan “impian luar angkasa” China dilakukan secara intensif. [ah/ft]