Pasar pangan terbesar di Peru, pada Kamis (30/5), merayakan Hari Kentang Internasional dengan menggelar musik rakyat, tari-tarian, dan makanan tradisional.
Kentang, yang telah dibudidayakan di pegunungan Andes selama ribuan tahun, menjadi makanan ketiga yang paling banyak dikonsumsi di dunia, setelah nasi dan gandum.
Di pasar Santa Anita di Lima, yang menerima hampir 2.000 ton kentang setiap hari, para pejabat menggambarkan sayuran umbi-umbian sebagai harta karun suku Inca.
Pada 2023, Peru memproduksi 5,4 juta ton kentang dari sekitar 3.000 varietas, lebih setengah dari 5.000 varietas yang tersedia di seluruh dunia.
Menurut data resmi, lebih dari 700.000 keluarga menanam kentang, terutama di wilayah Andes, di lahan-lahan kecil seluas satu hektar. Tiap lahan rata-rata menghasilkan 13 ton kentang.
Orang Spanyol membawa kentang dari Andes ke Eropa pada abad ke-16. Tanaman ini menjadi populer di seluruh dunia, termasuk China dan AS, yang sebagian besar datang melalui imigrasi orang-orang Irlandia.
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengindikasikan bahwa 375 juta ton kentang diproduksi di seluruh dunia pada 2022. China tercatat sebagai produsen terbesar dengan meproduksi lebih dari 95 juta ton.
Pada Desember 2023, Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan untuk menetapkan 30 Mei sebagai Hari Kentang Internasional. [ka/rs]