Gelombang panas di Vietnam memperburuk kondisi lingkungan di wilayah Delta Mekong, dan para petani serta pekerja musiman mengatakan kepada VOA bahwa panas menyebabkan kondisi kerja yang sangat melelahkan dan mengurangi hasil panen.
Gelombang panas itu dipicu oleh pola cuaca El Nino yang menyebabkan kondisi lebih panas dan kering di Vietnam. Le Dinh Quyet, kepala Pusat Hidro-Meteorologi Regional Selatan, mengatakan kepada outlet berita lokal VnExpress bahwa suhu puncak melanda wilayah Selatan awal tahun ini akibat El Nino dan gelombang panas yang dimulai awal Maret diperkirakan akan berlanjut hingga April. Kondisi demikian menunda awal musim hujan.
Vo Quang Tuong, dosen di Universitas Terbuka Kota Ho Chi Minh yang berspesialisasi dalam Hidrologi, mengatakan kepada VOA melalui email bahwa El Nino “diperkirakan akan memperburuk cuaca ekstrem dan peristiwa iklim seperti gelombang panas, banjir, dan kekeringan.”
Di Ho Chi Minh City, seorang pengemudi Grab yang berusia 60-an tahun mengatakan kepada VOA bahwa suhu udara sangat panas pada siang hari saat dia membawa penumpang dengan sepeda motornya.
“Anda merasakan panas yang terpantul dari aspal dan langit,” katanya. “Kombinasi ini membuat panasnya tidak tertahankan,” imbuhnya.
Pengemudi Grab lainnya, berusia 20-an, mengatakan kepada VOA pada hari yang sama bahwa dia mulai bekerja setelah pukul 16.00 untuk menghindari terik matahari selama jam-jam. “Saya rasa tidak ada gunanya bekerja di bawah cuaca yang sangat panas. Saya rasa kita tidak perlu mengorbankan kesehatan kita,” katanya. [lt/ab]
https://www.voaindonesia.com/a/gelombang-panas-di-vietnam-ancam-mata-pencaharian-petani/7558275.html