Meta mengusulkan untuk menawarkan Instagram dan Facebook versi berlangganan kepada para pengguna di Eropa jika mereka memilih agar tidak dilacak untuk kepentingan iklan, kata seorang sumber pada Selasa (3/10).
Gagasan itu, yang pertama kali diberitakan The Wall Street Journal, muncul ketika raksasa media sosial itu berusaha mematuhi daftar panjang regulasi Uni Eropa yang dirancang untuk membatasi kekuatan raksasa teknologi AS tersebut.
Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu memperoleh keuntungan senilai miliaran dolar dengan menawarkan data pengguna yang sangat unik kepada para pengiklan. Namun, regulasi baru Uni Eropa dan putusan pengadilan blok tersebut telah mempersulit hal itu.
Usulan itu telah disampaikan kepada regulator Uni Eropa dan menjadi contoh terbaru di mana raksasa teknologi berusaha mengubah cara kerja mereka selama ini demi mematuhi aturan Uni Eropa mendatang.
Sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan, pelanggan di Eropa dapat membayar biaya berlangganan sebesar $10,50 per bulan untuk Facebook atau Instagram versi desktop, atau $13,50 per bulan untuk Instagram di ponsel mereka.
Platform media sosial semakin sering mengajukan gagasan untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk mengakses situs mereka, baik untuk mematuhi aturan perlindungan data pribadi atau menjamin secara lebih baik identitas para pengguna.
Namun praktik itu akan menciptakan perubahan besar dalam industri media sosial yang selama satu dekade terakhir berkembang pesat berkat model periklanan yang memungkinkan platform mereka bisa diakses secara gratis oleh pengguna, dengan imbalan dapat melakukan pelacakan pengguna dan menampilkan iklan yang sangat dipersonalisasi.
Proposal itu dapat membantu memenuhi sejumlah peraturan, termasuk Undang-undang Pasar Digital, yang memberlakukan sederet ketentuan bagi perusahaan raksasa teknologi di Eropa, termasuk larangan melacak pengguna ketika mereka berselancar di situs web lain, apabila pengguna belum memberikan persetujuan.
Proposal itu juga mematuhi rekomendasi pengadilan tertinggi Uni Eropa, yang pada Juli lalu memutuskan bahwa pengguna platform Meta yang menolak dilacak dapat ditawari platform alternatif yang bebas iklan dengan “biaya yang sesuai.”
Putusan itu menegaskan kembali putusan-putusan terdahulu terhadap Meta dan perusahaan raksasa teknologi lain, di mana pengadilan memutuskan bahwa perusahaan AS itu harus meminta izin untuk mengumpulkan data pribadi dalam jumlah besar, sehingga menggugurkan berbagai solusi yang ditawarkan Meta sebelumnya.
Meta menolak memberi tanggapan langsung atas berita yang dirilis The Wall Street Journal, namun mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya masih “percaya pada nilai layanan bebas biaya yang didukung oleh iklan yang dipersonalisasi.”
“Meski demikian, kami terus menjajaki opsi untuk memastikan kami mematuhi persyaratan peraturan yang terus berkembang.”
Meta melaporkan pendapatan kuartal kedua sebesar $32 miliar, di mana $31,5 miliar di antaranya berasal dari iklan. Sebesar $7,2 miliar di antaranya berasal dari Eropa. [rd/jm]