Sebanyak 120 lumba-lumba sungai ditemukan mengambang tak bernyawa baru-baru ini di anak sungai Amazon, Brazil.
Para peneliti mengatakan, mungkin akan ada lebih banyak lumba-lumba yang mati, karena mereka menduga kekeringan parah dan suhu panas sebagai penyebabnya.
Para pakar mengatakan, rendahnya permukaan air sungai telah menyebabkan suhu air melonjak. Di beberapa bagian, air sungai terlalu hangat sehingga spesies air tawar unik itu tidak dapat bertahan.
Peneliti Ayan Fleischmann, yang telah mengawasi perubahan di dan sekitar area Danau Tefe, mengatakan, “Suhu air di saat-saat tertentu sangat tinggi pada hari terjadinya kematian (lumba-lumba), melampaui 102 derajat Fahrenheit, yang merupakan suhu yang sangat tinggi. Rata-rata suhu air di wilayah kami di Danau Tefe adalah antara 84 hingga 87 Fahrenheit, yang mana tergolong sangat tinggi untuk masa-masa ini dan tentu saja terkait dengan kematian itu.”
Sementara para ilmuwan melakukan autopsi pada mamalia itu, dokter hewan dan ahli mamalia air bergegas menyelamatkan lumba-lumba yang masih hidup di Danau Tefe. Akan tetapi, mereka tidak dapat dipindahkan ke perairan sungai yang lebih dingin sampai para peneliti memastikan bahwa penyebabnya memang bukan infeksi bakteri.
Namun waktu sangatlah penting, mengingat lumba-lumba sungai berwarna merah muda dan abu-abu itu sudah masuk dalam daftar spesies terancam. [rd/rs]
https://www.voaindonesia.com/a/ratusan-lumba-lumba-amazon-langka-ditemukan-mati/7294419.html