Pesawat antariksa Rusia, Luna-25, jatuh di bulan setelah berputar ke orbit yang tidak terkendali, kata badan antariksa Rusia, Roscosmos, Minggu.
Pesawat antariksa tanpa pilot itu bertujuan menjadi yang pertama mendarat di kutub selatan bulan, area di mana para ilmuwan percaya mungkin terdapat cadangan penting air beku dan unsur-unsur berharga.
Pesawat diperkirakan akan mendarat pada Senin (21/8). Namun, Roscosmos kehilangan kontak dengan Luna-25 pada Sabtu (19/8) setelah pesawat itu mengalami kesulitan dan melaporkan “situasi abnormal.”
“Pesawat itu bergerak ke orbit yang tidak bisa diprediksi dan hilang akibat menabrak permukaan bulan,” bunyi pernyataan dari badan tersebut.
Luna-25 bersaing dengan pesawat antariksa asal India yang diluncurkan pada 14 Juli untuk menjadi yang pertama mencapai kutub selatan. Keduanya diperkirakan mencapai bulan antara 21 dan 23 Agustus.
Misi ke bulan itu adalah yang pertama dilakukan Rusia sejak 1976, ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Hanya tiga negara yang berhasil melakukan pendaratan di bulan sejauh ini. Mereka adalah Uni Soviet, Amerika Serikat, dan China.
Kutub selatan bulan sangat menarik bagi para ilmuwan, yang percaya bahwa kawah kutub yang terus menerus gelap mungkin mengandung air beku di bebatuan yang dapat diubah oleh penjelajah masa depan menjadi bahan bakar udara dan roket.
Upaya India sebelumnya untuk mendarat di kutub selatan pada 2019 berakhir ketika pesawat antariksanya menabrak permukaan bulan.
Luna-25 semula akan membawa penjelajah kecil di bulan tetapi tidak jadi untuk mengurangi bobot pesawat demi meningkatkan keandalan, kata para analis.[ka/lt]
https://www.voaindonesia.com/a/pesawat-antariksa-rusia-jatuh-di-bulan/7233401.html