Jakarta, CNN Indonesia —
Suhu permukaan laut secara global dilaporkan mencapai rekor tertinggi pada pekan ini.
Menurut data terbaru dari Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, suhu permukaan laut global rata-rata mencapai 20,96 derajat Celcius pada akhir Juli. Angka tersebut mengalahkan rekor sebelumnya yaitu 20,95 derajat Celcius yang dicapai pada 2016.
Data lautan Copernicus sendiri dihitung sejak 1979.
Para ilmuwan mengatakan dunia harus bersiap-siap untuk menghadapi suhu laut yang terus meningkat seiring dengan datangnya El Nino.
Ahli kelautan di British Antarctic Survey Kaitlin Naughten mengatakan data dari Copernicus memberikan gambaran yang mengkhawatirkan bagi kesehatan lautan.
“Kumpulan data lain mungkin memberikan nilai yang sedikit berbeda – misalnya, (Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS) melaporkan bahwa bulan April lalu masih sedikit lebih hangat daripada sekarang,” katanya, dikutip dari CNN.
Namun, menurutnya, suhu permukaan laut saat ini sangat hangat dan tidak sesuai dengan musimnya. Hal ini membawa implikasi yang luas, terutama untuk ekosistem yang kompleks seperti terumbu karang.
Terpisah, Ahli kelautan di NOAA Gregory C. Johnson mengatakan suhu permukaan laut telah melonjak signifikan tahun ini.
“Apa yang kita lihat adalah peningkatan yang sangat besar. Ini setara dengan tren pemanasan jangka panjang selama 15 tahun dalam setahun,” ujarnya.
Suhu panas yang terjadi ini bahkan disebut dapat meningkat lebih jauh lagi. Johnson menyebut suhu permukaan cenderung tetap tinggi dari bulan Agustus hingga September sebelum mulai menurun.
“Masih ada ruang untuk suhu permukaan laut yang lebih hangat (tahun ini)” katanya.
Beberapa gelombang panas laut tahun ini sangat mengejutkan para ilmuwan karena belum pernah terjadi sebelumnya. Panas laut dapat menyebabkan beberapa kerusakan, seperti pemutihan massal terumbu karang, serta kematian biota laut lainnya dan peningkatan permukaan air laut.
Di Florida Keys, gelombang panas laut telah mendorong suhu laut ke tingkat yang memecahkan rekor, dan menyebabkan banyak terumbu karang benar-benar memutih atau mati.
Gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya juga terjadi di Atlantik Utara di lepas pantai Inggris dan Irlandia pada bulan Juni menyebabkan suhu laut mencapai 5 derajat Celcius lebih tinggi dari biasanya, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kehidupan laut.
Lebih lanjut, air laut yang lebih hangat juga memiliki dampak terhadap iklim. Pasalnya, lautan memainkan peran penting sebagai penyangga krisis iklim dengan menyerap polusi yang memanaskan bumi.
Air yang lebih hangat melakukan hal ini dengan kurang efektif, yang berarti lebih banyak karbon yang tertinggal di atmosfer, yang memicu pemanasan global.
Beberapa ilmuwan khawatir rekor suhu laut yang dicapai tahun ini dapat menandai dimulainya tren yang mengkhawatirkan untuk suhu laut.
“Kita terus melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer. Jadi, dalam jangka panjang, suhu permukaan laut akan terus meningkat hingga kita sebagai masyarakat memutuskan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan,” kata Johnson.