Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengklaim sederet keuntungan program suntik mati siaran TV analog (Analog Switch Off/ASO) terhadap perekonomian.
“Sesuai studi Boston Consulting Group (BCG) tahun 2017, ASO akan memberikan dampak multiplier effect dan dampak perekonomian,” ujar Plt. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo Ismail, dalam konferensi pers, di kantornya, Jakarta, Rabu (5/10).
Ia memerinci dampak itu antara lain, pertama, ASO akan memberikan “penambahan 181 ribu kegiatan usaha baru”.
Kedua, lanjut Ismail, “penciptaan 232 ribu lapangan kerja baru”.
Ketiga, peningkatan pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) “sebesar Rp77 triliun”. Keempat, berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp443,8 triliun.
“Dampak multiplier ekonomi dan sosial layanan lainnya bagi masyarakat di sektor pendidikan, kesehatan dan UMKM,” sambung Ismail.
Dia juga mengklaim dampak pengganda itu akan kian berganda karena proses transformasi digital besar-besaran.
“Mengingat Indonesia dan dunia tengah melakukan transformasi digital secara besar-besaran maka dampak multiplier efek dari digitalisasi penyiaran akan jauh lebih besar dibandingkan dengan studi BCG,” klaimnya
Namun demikian, aku Ismail, “Kami akan melakukan analisa dan studi lanjutan terhadap manfaat multiplier effect dari digitalisasi penyiaran Indonesia yang diyakini manfaatnya akan jauh lebih besar lagi”.
Sebelumnya, jadwal suntik mati TV analog atau ASO di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) batal digelar Rabu (5/10) lantaran permintaan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI).
Sekjen ATVSI Gilang Iskandar mengatakan permintaan ditunda ASO karena masyarakat masih menunggu pemadaman layanan siaran analog.
“Dari hasil survei menunjukkan masyarakat pada prinsipnya siap, tapi mereka pengen ASO ditunda dulu. Dia akan STB kalau siaran analog sudah tidak ada,” kata dia di kantor Kominfo, Rabu (5/10).
Pihaknya meminta gelaran ASO digeser sesuai undang-undang, yaitu 2 November 2022 pukul 24.00 WIB.
(can/arh)