Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan kegiatan Indonesia Business Startup Matchmaking (IndoBisa) Pitch Conference 2023 di Bandung, Jawa Barat, mempertemukan 50 startup …
Month: November 2023
X diperkirakan rugi hingga Rp1,1 triliun akibat eksodus pengiklan
Perusahaan media sosial X yang dimiliki oleh Elon Musk diperkirakan bisa mengalami kerugian hingga 75 juta dollar AS (sekitar Rp1,1 triliun) dalam pendapatan iklan hingga akhir tahun ini karena puluhan merek besar menghentikan …
2 Cara Membuat Nomor Otomatis di Microsoft Excel, Praktis dan Mudah
Praktis dan memudahkan, ikuti tutorial Microsoft Excel ini.
Toge Productions Akuisisi Pengembang Game A Space for the Unbound, Nama Mojiken Studio Tetap Dipertahankan
A Space for the Unbound, game Indonesia yang masuk nominasi The Games Awards 2023.
Jelang KTT Iklim, Sekjen PBB Berpidato dari Antarktika
Menjelang pembicaraan iklim internasional, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengunjungi Antarktika di mana perubahan iklim akibat manusia mencairkan lapisan es yang membeku selama jutaan tahun. Dari wilayah yang memiliki arti penting secara global itu, Guterres mengirim pesan “Kita harus bertindak segera.” “Apa yang terjadi di Antarktika tidak hanya terjadi di Antarktika,” kata Guterres. Selain memantulkan sinar matahari dari Bumi, Antarktika juga mengatur iklim planet ini, karena es dan perairan dinginnya mendorong arus laut yang besar. Ketika sejumlah besar es mencair, hal ini menaikkan permukaan laut dan mengubah hal-hal seperti salinitas dan habitat hewan laut. Pada Konferensi Penandatangan atau dikenal sebagai COP (Conference of Parties), negara-negara seharusnya berkumpul untuk membuat dan memperkuat komitmen untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, sejauh ini, pertemuan-pertemuan itu nyaris tidak cukup untuk memperlambat emisi yang menyebabkan pemanasan global. Guterres sedang melakukan lawatan resmi selama tiga hari ke benua selatan. Presiden Chile Gabriel Boric mendampingi Guterres untuk lawatan ke Pangkalan Angkatan Udara Chile Eduardo Frei di Pulau King George. Para ilmuwan dan anggota militer Chile bersama Guterres menaiki sebuah kapal di mana mereka mengamati gletser atau lapisan es besar dan burung-burung laut, termasuk penguin. Guterres menggambarkan COP28, yang akan digelar pekan depan di Dubai, sebagai kesempatan bagi negara-negara untuk memutuskan pengurangan bertahan bahan bakar fosil dalam waktu yang cukup untuk mencegah agar suhu bumi tidak memanas 1,5 derajat celcius di atas temperatur sebelum masa industri. Para ilmuwan menganggap hal ini sebagai demarkasi penting yang bisa menghindari perubahan iklim yang berdampak buruk bagi jutaan orang. Namun, sejauh ini, pengurangan konsumsi itu belum menjadi kesepakatan yang muncul dari sejumlah konferensi itu. Pasalnya, pengaruh perusahaan-perusahaan dan negara-negara produsen penghasil bahan bakar fosil masih kuat. Guterres mengatakan konferensi COP28 juga memberi kesempatan kepada negara-negara untuk berkomitmen dalam menambah proyek-proyek energi terbarukan dan memperbaiki efisiensi jaringan listrik dan teknologi yang masih ada. Sultan al-jaber, kepala perusahaan minyak nasional Abu Dhabi National Oil Co., menjadi presiden pembicaraan pada tahun ini. Sekjen PBB mengatakan kaitan antara al-Jaber dan sektor migas memberinya sebuah tanggung jawab yang lebih besar untuk mendorong industri bahan bakar fosil agar menggelontorkan lebih banyak investasi energi bersih. “Dia harus bisa menjelaskan kepada semua yang bertanggung jawab di industri bahan bakar fosil dan khususnya kepada industri minyak dan gas bahwa mengantongi keuntungan besar di seluruh dunia, bahwa ini lah saatnya untuk menggunakan keuntungan tersebut daripada melipatgandakan bahan bakar fosil,” kata Guterres. Paus Fransiskus akan menjadi paus pertama yang menghadiri konferensi iklim PBB. Guterres mengatakan dia “sangat penuh harapan” bahwa kehadiran paus akan memberi pesan kepada para pemimpin bahwa “merupakan keharusan moral untuk menempatkan aksi iklim sebagai prioritas mutlak dan melakukan segala hal yang diperlukan untuk beralih dari jalur bunuh diri seperti yang kita alami saat ini.” [ft/ah] *Berita ini sudah dikoreksi dengan memperbaiki penyebutan nama benua yang salah yaitu Arktika menjadi Antarktika
Nubia Red Magic 9 Pro dan 9 Pro Plus Ditenagai Snapdragon 8 Gen 3 dan Baterai Besar
Apa beda Nubia Red Magic 9 Pro Plus dengan Nubia Red Magic 9 Pro?
Peneliti China kembangkan drone multirotor bi-wing
Sejumlah peneliti China berhasil mengembangkan kendaraan nirawak (drone) jenis baru yang dirancang dengan dua pasang sayap tetap (bi-wing) dan beberapa rotor. Dikembangkan oleh Changchun Changguang Boxiang UAV Co., Ltd., …
Soroti industri kelautan, China gelar Pameran Ekonomi Maritim 2023
Pameran Ekonomi Maritim China (China Marine Economy Expo/CMEE) 2023 dimulai di Shenzhen, China selatan, pada Kamis (23/11), menyuguhkan berbagai pencapaian terbaru, ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, serta kerja sama …
Pengusaha Restoran Asal Indonesia di AS Peduli Sampah Makanan
Menurut lembaga nirlaba internasional yang menggagas gerakan restoran ramah lingkungan, The Green Restaurant Association, sebuah restoran rata-rata menghasilkan 11 ribu hingga 34 ribu kilogram sampah makanan per tahunnya. Bagaimana diaspora Indonesia di Amerika yang memiliki usaha makanan mengurangi jumlah sampah makanan yang dihasilkan restoran mereka Sampah makanan adalah makanan yang tidak termakan, mulai dari yang tersisa di piring hingga yang sudah kedaluwarsa. Di AS, hampir 40 persen makanan yang diproduksi berakhir menjadi sampah makanan. Ivar Setiawan, diaspora Indonesia yang memiliki restoran “Motier French Pastry & Cuisine” di kota Clifton, negara bagian Virginia, memprihatinkan hal itu. Untuk meminimalkan sampah makanan dari restoran makanan Prancis tersebut, Ivar berusaha seakurat mungkin memprediksi seberapa banyak porsi makanan yang akan dijual untuk satu minggu ke depan. “Untuk makanan yang berlebihan, bagusnya kita memiliki organisasi yang bagus di dapur, jadi tidak pernah terlalu banyak yang terbuang, selalu terjual atau kita makan sebelum masa berlakunya habis,” komentarnya. Bagi Artha Rini, pemilik “Artha Rini Indonesian Restaurant” di Kensington, negara bagian Maryland, mengatur jumlah porsi makanan yang akan dijual memang merupakan salah satu cara yang dilakukannya. Dia bersyukur setiap harinya hampir semua makanan yang dijajakan di sana habis terjual. . “Kalau pun di-warmer (dihangatkan, red) masih ada yang lebih, pas kita closing (tutup, red), biasanya aku bagi-bagi ke karyawan. ‘Mau nggak bawa ini, atau bawa itu.’ Jadi mereka yang bawa pulang. Alhamdulillah tidak ada yang terbuang,” jelasnya. Namun, ada satu hal yang tidak bisa dihindari kata Artha Rini, “Paling yang kebuang adalah makanan dari customer (pelanggan, red) yang tidak dihabiskan. Yang kebuang malah seperti itu.” Eny Thahja, diaspora Indonesia pemilik restoran “Capital Musubi” yang menjual makanan khas Hawaii di Chantilly, Virginia, memiliki strategi lain untuk meminimalkan kemungkinan menghasilkan sampah. “Jadi kita mempraktikan just in time inventory, maksudnya semua (bahan) makanan yang datang itu harus fresh, kita proses, tahan untuk sehari dua hari, setelah itu harus habis. Jadi yang jadi sampah itu sedikit sekali,” sebut Eny. Selain memperhitungkan secara seksama statistik jumlah konsumen pada jam yang ramai dan sepi, yang diperhatikan Eny adalah “Dan nomor satu itu yang penting training employee-nya, harus waspada dengan penyiapan makanan. Jadi jangan over prep (mempersiapkan secara berlebihan, red).” Agung Putra, pemilik food truck “Bli Man Kitchen”, baru menjalankan bisnisnya sejak bulan Agustus lalu di Maryland dan Virginia. Ia juga memperhitungkan jumlah pelanggan di tiap lokasi agar tidak berlebihan mempersiapkan makanan. Seperti kebanyakan pemilik restoran lainnya, Agung juga berupaya agar semua bahan makanan tetap segar sehingga dapat dimanfaatkan kembali. “Biasanya kita mempersiapkan bahan-bahan itu sehari sebelum event yang kita datangi. Jadi sayur-sayuran, ikan, meat, atau chicken yang kita pakai itu fresh sekali. Tidak perlu menyimpannya terlalu lama,” jelas Agung. Sama halnya dengan Artha Rini, Agung tidak membuang begitu saja makanan yang tidak terjual. “Kita seringkali kasih ke keluarga kita dulu, kemudian teman-teman dan kita juga sering kasih ke gereja,” sebutnya. Restoran merupakan sumber sampah makanan terbesar kedua di Amerika setelah rumah tangga. Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency/EPA) dan Departemen Pertanian AS berencana mengurangi jumlah limbah makanan hingga setengahnya pada tahun 2030. [ii,lj/ab]
SpoGomi, Kejuaraan Dunia Kumpulkan Sampah
Puluhan aktivis lingkungan baru-baru ini berkompetsi dalam kejuaraan dunia mengumpulkan sampah di Jepang. Tim Inggris meraih kemenangan, mengalahkan tim tuan rumah.